Chapter 43

2.8K 338 92
                                    

Sasuke tidak pernah merasakan kemarahan sebesar ini didalam hidupnya. Kedua tangannya terkepal erat dan sharingan-nya telah aktif saat Sasuke melihat Hinata yang tidak sadarkan diri. Tsunade barusaja mengatakan sebuah fakta menyakitkan yang tidak ingin Sasuke dengar sama sekali.

"Maafkan aku, aku tidak bisa mempertahankan bayi yang ada didalam kandungan Hinata."

Sasuke merasa tungkainya lemas. Ia kehilangan calon bayinya, penerusnya, anaknya, buah cintanya dengan Hinata.

"Hinata.."

Sasuke menatap kearah istrinya yang masih tidak sadarkan diri. Sasuke tidak tau bagaimana kondisi Hinata saat mengetahui bahwa mereka telah kehilangan bayi mereka.

"Maafkan aku.. aku.. aku gagal melindungi bayi kita." Sasuke berseru lirih saat ia bersimpuh tepat didepan ranjang rawat istrinya

Kedua tangannya menggenggam lembut tangan istrinya saat ia menundukkan kepalanya dalam-dalam menyembunyikan air mata yang tanpa bisa ia tahan mengalir membasahi pipinya.

Sasuke kehilangan bayinya dan Hinata berada dalam kondisi kritis karena sosok yang tidak ia ketahui kembali mencelakai istri dan anaknya. Sebagai seorang suami dan calon ayah Sasuke telah gagal melindungi sosok yang paling berharga dalam hidupnya. Sasuke bahkan telah kehilangan calon anaknya karena betapa tidak bergunanya ia.

Sungguh, Sasuke benar-benar merutuki dirinya yang selalu menjadi pecundang.

"Maafkan aku.."

Sasuke menggigit kuat bibirnya hingga ia bisa merasakan darah keluar darisana. Suaranya tercekat dan Sasuke mati-matian menahan isakannya agar tidak terdengar oleh siapapun yang ada disana.

"Bayi kita.."

"Kita kehilangan bayi kita sayang."

Bayangan wajah kecewa dan sakit Hinata saat mengetahui bahwa mereka telah kehilangan bayi mereka memenuhi kepalanya dan Sasuke semakin merutuki dirinya yang sama sekali tidak bisa diandalkan.

Bahkan sampai saat ini ia masih belum bisa menemukan titik temu siapa dalang dari semua kejadian ini.

Gigi Sasuke bergemelatuk, ia tidak akan memaafkan ini. Sasuke sama sekali tidak akan memaafkan dalang dari semua kejadian yang menimpa keluarga kecilnya.

Ia akan membalas semua perbuatan ini seribu kali lipat. Ia akan memberikan sebuah penyiksaan dimana kematian akan terasa jauh lebih baik.

Disisi lain Hiashi yang sedang membahas sesuatu yang penting dengan Ko segera bergegas dengan kecepatan penuh saat mendengar berita Hinata yang kembali kritis.

"Apa yang terjadi?"

Hiashi bertanya dengan suara keras, melupakan etika dan sopan santun yang selama ini ia junjung tinggi. Hiashi bisa melihat Hinata yang terbaring diatas ranjang dengan wajah pucat pasi dan Hanabi telah menangis disisinya.

Dan Hiashi juga bisa melihat menantunya yang telah bersimpuh menggenggam erat tangan putrinya dengan tubuh yang bergetar hebat itu.

"Maafkan aku Hiashi-san, tapi Hinata kehilangan bayinya dan saat ini sedang dalam kondisi kritis."

Hiashi merasa tubuhnya menegang, wajahnya pucat pasi dengan kedua manik putihnya yang membelalak lebar. Ini tidak benar, ia tidak mungkin kehilangan cucunya yang berharga itu.

Dan putrinya, kenapa putrinya kembali berada didalam kondisi kritis disaat kondisi Hinata yang seharusnya sudah semakin membaik.

"Jangan berbohong Tsunade-sama, Hyuga akan membuat perhitungan jika kau berani–"

Passionate Nightmare ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang