Chapter 34

3.6K 339 66
                                    

Hinata menggigit bibirnya saat byakungan-nya aktif mencoba mengintip apa yang sedang terjadi di aula utama. Hinata tau disana Sasuke hadir bersama dengan Kakashi dan juga Shikamaru yang datang sebagai wali untuk melamarnya.

Bagi klan kolot seperti Hyuga, lamaran hanya akan dilakukan oleh para tertua dan pria yang bersangkutan jadi Hinata tidak diharuskan hadir disana. Jadi satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang adalah mengintip apa yang terjadi, Hinata tidak peduli jika apa yang ia lakukan sekarang telah melanggar aturan kediaman mereka yang melarang siapapun untuk menggunakan byakungan kecuali saat berlatih.

Sudut bibirnya sedikit terangkat saat Hinata memfokuskan matanya melihat kearah Sasuke yang hari ini terlihat begitu tampan. Tatanan rambut panjang itu sudah terlihat semakin rapi karena kemarin Hinata kekeuh untuk merapikan rambut kekasihnya itu.

Dan juga, hakama biru tua dengan lambang Uchiha dibelakangnya yang pria itu kenakan membuat Sasuke tampak seribu kali lebih tampan dibandingkan biasanya. Dan hakama itu adalah pilihan Hinata saat mereka berbelanja berdua kemarin.

Hinata merasa wajahnya memerah dan ia semakin menggigit kuat bibirnya, kenapa ayah dari calon bayinya itu terlihat sangat tampan dan seksi?

"Nee-san, kau mimisan." Suara Hanabi berhasil menganggu kegiatan Hinata

Hinata menolehkan kepalanya, mengusap hidungnya yang memang mengeluarkan sedikit cairan merah. Dengan malu-malu Hinata mempoutkan bibirnya karena telah tertangkap basah oleh Hanabi yang kini menatapnya dengan senyum jenaka.

"Nee-san, jika kau memakai byakungan mu terus-menerus aku takut kau bisa melihat seluruh isi tubuh pria yang ada didalam aula."

Wajah Hinata kian memerah padam dan ia segera melemparkan tatapan tajamnya kearah Hanabi. Ia tidak melihatnya sampai sejelas itu, Hinata hanya ingin melihat sesuatu dibalik dinding bukan sesuatu dibalik pakaian. Yah, walaupun dengan byakungan-nya Hinata bisa melakukan hal itu.

Tapi tetap saja Hinata bukan wanita mesum yang suka mengintip tubuh polos para pria. Ya, terkecuali untuk tubuh kekar kekasihnya. Hinata tidak akan menapik jika ia menyukai melihat Sasuke saat telanjang. Pria itu tampak begitu menawan dan gagah. Berbicara tentang itu membuat Hinata jadi memikirkan bagaimana bisa Sasuke memiliki tubuh yang begitu seksi dan juga miliknya itu yang berukuran sangat besar.

"Nee-san, mimisanmu semakin parah sekarang."

Hanabi dengan panik berlari masuk kedalam kamar kakaknya, mengambil tisu untuk mengelap darah yang keluar dari hidung Hinata.

Hanabi tidak tau apa yang sedang Hinata pikirkan sekarang, tapi jika dilihat dari wajahnya yang berubah semerah tomat dan juga kilatan nafsu yang terlihat jelas dari manik amethys indah itu, Hanabi tau jika kakaknya sedang memikirkan hal-hal yang panas.

Memang benar seperti yang Ino-nee katakan padanya, Uchiha Sasuke memang benar-benar memberikan pengaruh buruk kepada kakaknya.

Hinata yang dulunya begitu lurus kini bahkan bisa bertingkah mesum seperti itu.

Ditempat lain, tepat didalam aula besar itu Sasuke duduk tepat ditengah-tengah dengan Kakashi dan juga Shikamaru yang duduk disampingnya menjadi walinya untuk melamar sang pujaan hati.

Jujur saja Sasuke tidak pernah bersikap seformal ini dalam hidupnya karena ia lebih suka bersikap bebas dan tidak tau diri, tapi karena ini menyangkut masa depannya dengan sang pujaan hati ia terpaksa bersikap hati-hati walaupun tangannya benar-benar telah gatal ingin meninju satu persatu wajah tetua bodoh itu yang sejak tadi berbisik-bisik kearahnya.

Sasuke tau ia belum diterima sepenuhnya oleh klan Hyuga dan Sasuke tidak peduli akan hal itu, karena yang terpenting bagi Sasuke adalah ia yang berhasil mendapatkan izin untuk menikahi gadis pujaannya.

Passionate Nightmare ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang