Chapter 41

2.1K 291 74
                                    

Naruto hampir tidak bisa mengendalikan dirinya saat mendengar kabar jika Hinata mendapatkan penyerangan yang membuat gadis itu terpaksa dirawat dirumah sakit. Walaupun ia sudah memutuskan untuk menyerah akan perasaannya tapi saat Naruto mendengar kabar itu ia tidak bisa untuk tidak merasa khawatir.

Sangking khawatirnya Naruto bahkan langsung menghilang meninggalkan Sakura dan Lee didepan gerbang desa dan menuju kerumah sakit.

Sakura menatap kepergian Naruto dalam diam, kedua tangannya tanpa bisa ia kendalikan terkepal dibalik punggungnya dan Sakura mati-matian menahan emosinya.

Sakura tau rencana pertamanya gagal, karena para ninja itu tidak bisa menghabisi jalang sialan itu dan bayinya. Tapi ia tidak pernah berpikir jika Naruto akan bereaksi seperti ini setelah mendengar kabar penyerangan terhadap gadis sialan itu.

"Sakura-san kita harus segera melapor ke ruangan hokage sebelum menjenguk Hinata-san yang sedang sakit." Lee berkata dengan sedikit khawatir mengingat bahwa salah satu temannya barusaja menimpa kemalangan

Sakura menggertakkan giginya dan mencoba menutupi rasa kesalnya dengan menyunggingkan senyum manis, Sakura menganggukkan kepalanya saat ia berjalan mengikuti Lee menuju kantor hokage.

Disisi lain Kakashi menatap gadis didepannya tanpa ekspresi, ia tidak berniat untuk menuduh seseorang secara gamblang tapi bukti-bukti yang mereka temukan saat ini hanya menunjuk kearah satu orang.

Jika ada orang yang bisa mengendalikan pikiran seseorang maka itu hanyalah klan Yamanaka. Mereka terkenal dengan jutsu pengendali pikirannya yang bahkan membuat tidak satu orangpun yang bisa mencari tau apa yang si pengendali pikirkan.

"Jadi kau mencurigai jika yang melakukan penyerangan itu adalah salah satu dari klan kami, Hokage-sama?" Ino bertanya dengan dingin

Wajahnya yang biasanya cerah berubah kusut saat menyadari maksud Kakashi yang memanggilnya keruangan itu untuk mencurigainya.

Sungguh, Ino bersumpah jika ia tidak pernah melakukan hal itu. Ia bahkan tidak pernah memiliki pikiran untuk membunuh seseorang dan juga klan Yamanaka sejak dulu berhubungan baik dengan klan Hyuga maupun Uchiha. Jadi walaupun mereka adalah klan yang memang memiliki keahlian dalam mengendalikan pikiran seseorang tapi Ino yakin jika pelakunya bukan salah satu dari klan-nya.

Lagipula Ino tidak mungkin melakukan hal-hal kotor seperti itu terhadap sahabatnya sendiri. Ia memang pernah menyukai Sasuke, tapi Ino tidak akan segila itu untuk merencanakan sebuah pembunuhan.

Kakashi mengusap tengkuknya pelan saat mendengar perkataan gadis berambut pirang itu. Ia tidak berniat menuduh karena Kakashi hanya ingin memastikan satu kecurigaannya saja.

"Aku tidak bermaksud menuduh klan Yamanaka sebagai otak dibalik penyerangan ini. Tapi seperti yang kau ketahui semua bukti yang kami dapatkan sekarang semuanya mengarah kepada klan Yamanaka." Kakashi berseru pelan dan ia bisa melihat bagaimana gadis didepannya itu yang mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat

Sedangkan Shikamaru, sejak tadi pria itu hanya terdiam. Otak pintarnya mencoba memecah lebih jauh lagi dan mencoba mencari suatu alasan yang bisa membuat Yamanaka terlepas dari segala tuduhan, namun ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri saat otaknya tidak bisa menemukan apapun.

"Hokage-sama, kami datang untuk melapor." Suara keras Lee diluar sana berhasil membuat Kakashi melirik kearah pintu

Kakashi menghela nafas pelan menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya "Masuklah."

Pintu terbuka menampilkan Lee dan juga Sakura yang masuk kedalam ruangan. Kakashi sedikit mengangkat alisnya saat melihat Naruto yang tidak berada disana.

Passionate Nightmare ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang