🍭sai

3.4K 121 4
                                    

01. Estrella Ghannieze Denata

________________________

Panti asuhan menjadi saksi bisu pertumbuhan Estrella Ghannieze Denata. Hidup di lingkungan yang keras membuat dirinya ikut menjadi keras. Sikap tegas melekat pada dirinya. Tak perlu berpikir dua kali untuk membuat lawannya jatuh dan meminta maaf.

Hidup di panti asuhan membuatnya mudah bergaul dengan orang-orang. Disayangi oleh Ibu panti membuatnya merasa beruntung. Walau bukan Ibu kandung, setidaknya Ibu pantai selalu memperlakukannya seperti anak kandung, bukan anak tiri.

Hari ini tepat usianya 17 tahun. 25 mei. Dengan bermodalkan uang yang ia dapatkan dari hasil kerja bantu-bantu di bengkel, ia mengajak seluruh anak panti yang kiranya sekitar 20 orang untuk makan-makan di warung yang berada tak jauh dari panti.

Setiap dia bertambah umur, dia selalu tak lupa untuk mengajak anak-anak makan-makan. Begitu pun Ibu panti, Nadia. Atau lebih sering ia panggil dengan Ambu.

Di antara anak panti yang lainnya, dia adalah yang paling tua. Yang lainnya paling besar berumur 14 tahun.

Ester. Itu panggilannya. Kata Ibu panti, orang tuanya meninggalkannya bersama kembarannya di depan pintu panti dengan sepucuk surat. Berdasarkan cerita dari Ibu panti, ia menemukan dirinya dan sang kembaran saat pintu diketuk. Sekilas Ibu panti melihat sepasang suami-istri tersenyum dengan tubuh penuh luka-luka. Pasangan itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya saat melihat ibu panti mengangkat dirinya dan sang kembaran ke dalam gendongan.

Ester tau tentang kembarannya. Dia tau. Kadang dia merasa begitu merindukan Isvana. Tapi apa daya? Tak mungkin ia datang ke rumah Isvana yang notabennya dia tidak tau letaknya di mana. Lagi pula, dia sudah yakin jika kembarannya pasti sudah hidup bahagia.

Dia tak iri, tapi bersyukur. Setidaknya kembarannya merasakan yang namanya utuhnya keluarga. Dia pun bahagia. Walau bukan kandung, tapi Ibu panti dan anak-anak panti tulus sayang padanya.

Seandainya Tuhan memberinya kesempatan untuk bertemu kembarannya, mungkin dia hanya akan tersenyum hangat tanpa menatap ataupun mengungkapkan identitasnya.

Karena, ia yakin, kembarannya, sekaligus Kakaknya itu sama sekali tidak mengenalinya. Mungkin, keberadaannya saja ia tidak tau.

"Selamat hari ulang tahun, Teteh!" seru anak-anak panti sambil tersenyum bahagia menatap Ester.

Wajah yang penuh kebahagiaan itu membuat Ester nyaman tinggal dengan mereka. Sangat nyaman.

"Hatur nuhun," jawab Ester sambil merentangkan tangannya untuk memeluk semua anak panti.

Walau tak semua anak dapat dijangkau dengan tangannya. Tapi semua anak itu tetap berlari ke dalam pelukannya. Mereka mengucapkan berbagai Do'a untuk Ester.

"Selamat ulang tahun," Bu Nadia tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya. Ester tersenyum dan masuk ke dalam pelukan Nadia.

"Hatur nuhun, Ambu."

"Ambu, do'a kan neng selalu sehat selalu, bisa bertemu dengan Isvana, dan bisa ikut pertukaran pelajar ke SMA Stephen Internasional School, yang terkenal itu," ucap Nadia diiringi senyum tulus dari bibirnya.

Ester memang benar-benar berharap untuk diikut sertakan dalam kegiatan pertukaran pelajar tahun ini. Tahun kemarin ia gagal ikut. Semoga tahun ini ia bisa ikut! Kemungkinan besar ia akan bertemu kembarannya jika ia ikut pertukaran pelajar. Karena dari informasi yang Bu Nadia dapatkan, kembarannya sekolah di situ.

Tapi ini benar-benar sulit. Untuk ikut pertukaran pelajar, ia harus pintar dan tentunya aktif dalam setiap kegiatan ekskul. Oleh sebab itu, selama satu tahun ini ia terus menerus belajar dan ikut dalam segala kegiatan ekskul. Ia pantang untuk menyerah.

Apa pun akan ia lakukan untuk melihat kembarnya. Apa pun!

"Aamiin," ucapnya dan seluruh anak pantai.

__

Malam ini terasa bahagia sekali baginya. Kenapa? Sebab tadi sore dia mendapatkan pesan dari pihak sekolahnya, ia akan diikutsertakan untuk pertukaran pelajar antara sekolah Ganesa Bangsa-sekolahnya, dan sekolah Stephen Internasional School. Sekolah yang populer di kalangan orang-orang kaya.

Ia telah bersiap-siap dengan menyiapkan segala pakaian yang akan dibawanya. Karena pertukaran pelajar ini dilakukan selama 2 bulan penuh. Semua pakaian begitupun buku ditanggung oleh pihak sekolah. Jadi, dia bersyukur dalam hal ini.

Mungkin juga di sana ia akan mencari pekerjaan sambilan untuk hidupnya selama 2 bulan itu. Walau harus tinggal di asrama, tapi sebagai seorang siswi dia diberikan akses keluar-masuk sesuka hati. Karena memang, asrama tersebut hanya untuk siswa atau siswi yang ikut pertukaran pelajar.

Tahun ini yang ikut pertukaran pelajar ada 5 orang. Sedangkan tahun kemarin 8 orang.

Dia sempat melihat daftar nama-nama yang ikut pertukaran pelajar yang dikirim oleh pihak sekolahnya.

1. Selena Fiandri : 11 IPA 1
2. Kevin Aprilio : 11 IPA 3
3. Caca Handika : 11 IPA 2
4. Estrella Ghannieze : 11 IPA 2
5. Wili Lean : 11 IPA 3

2 laki-laki dan 3 perempuan. Tahun ini juga, dia ikut pertukaran pelajar bersama teman seperjuangannya, Caca Handika. Si gadis yang memiliki kelainan, kelainan karena hobinya selalu teriak. Oke, Ester cukup terbiasa akan itu.

Bersambung....

Sejujurnya ini bertemakan Bandung. Jadi, ada bahasa Sunda sedikit-sedikit. Walau nanti nggak semuanya, karena juga saya masih kurang paham dengan ini. Jadi kalau ada salah, harap dikoreksi ya.

Hatur nuhun = Terima kasih
Neng = sebutan untuk perempuan yang lebih muda
Teteh = sebutan untuk perempuan yang lebih tua
Ambu = Ibu

Separated Twins : ESVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang