34. Wedding Ester and Nakala
Tak terasa sudah 1 minggu pernikahan Isvana dan Victor berjalan. Sejauh ini hubungan mereka baik-baik saja dan bahagia. Semoga sampai seterusnya. Seminggu ini pula, Isvana dan Victor tinggal di rumah kedua orang tua Victor, karena rumah mereka masih dalam proses pembangunan.
Dan hari ini, hari ini adalah hari yang begitu mendebarkan bagi Ester. Karena hari ini adalah hari pernikahannya. Sungguh, ia rasa hari sangat cepat berlalu. Tiba-tiba pernikahannya sudah di depan mata.
Ester baru saja bangun dari tidurnya, saat jam menunjukkan pukul 03.00 subuh. Ia berjalan ke bawah menuju dapur untuk memakan sesuatu, karena dia merasa lapar. Saat ia turun ke lantai bawah, ia melihat persiapan pernikahan benar-benar sudah beres. Karena memang, tradisi mereka di sini, acara pernikahan di gelar di rumah pihak perempuan, namun 100% biaya ditanggung oleh pihak laki-laki.
Tradisi ini sudah turun temurun di keluarga Haraga dan Faraga. Oleh sebab itu, saat Isvana menikah kemarin, pesta diadakan di rumah keluarga Denata. Keluarga Denata pun tak mempermasalahkan tradisi turun temurun dari kedua keluarga itu. Tradisi itu dimiliki oleh keluarga Faraga dan Haraga karena keluarga Faraga dan Haraga masih memiliki keterikatan yang dinamakan kerabat.
Sejauh yang saya tau, Kakek terdahulu dari keluarga Faraga adalah adik dari Kakek terdahulu dari keluarga Haraga.
Ester sempat tertegun dengan desain untuk acara pernikahan ini. Desainnya sangat indah, dan benar-benar terkesan Elegant. Dia rasa ini jauh lebih indah dari dekorasi saat pernikahan Isvana dilakukan. Bukannya bagaimana, hanya saja saat pernikahan Isvana dan Victor, mereka berdua lah yang memilih dekorasinya. Tapi untuk pernikahan Ester dan Nakala, semua dekorasi, Nakala dan Ester serahkan kepada Bu Nadia. Ibu panti yang merawatnya sedari kecil.
Bagi Ester, Bu Nadia adalah orang terpenting di hidupnya. Bu Nadia adalah orang yang telah merawatnya dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Ester terus dan akan terus mengingat Bu Nadia sebagai orang tuanya selain Ayah dan Bundanya. Memang, usia Bu Nadia sudah tua, dan jauh dari usia Ayahnya dan Bundanya, tapi semangat Bu Nadia untuk mengurus panti masih begitu besar.
"Eh, mau ke mana?" tanya Bu Nadia yang melihat keberadaan Ester.
Ester menoleh ke arah Bu Nadia. Dia tersenyum. "Ester haus Ambu. Lapar juga," ucapnya sambil menyengir.
"Kamu ini, harusnya istirahat, biar nanti waktu acara nggak ngantuk," ucap Bu Nadia sambil berjalan menuju dapur diikuti oleh Ester di belakang.
"Ambu juga kenapa nggak tidur? Nanti Ambu sakit, loh."
Bu Nadia tersenyum mendengarnya. "Sakit naon? Ambu ini sehat."
"Iya, tapi Ambu harusnya jangan seperti ini."
Bu Nadia hanya tersenyum dan langsung meletakkan sepiring makanan di atas meja tempat Ester duduk.
Setelahnya tanpa banyak bicara Ester langsung memakan semuanya. Dia benar-benar lapar. Setelah selesai makan, Ester berjalan menuju ruang tamu yang di sana nantinya Nakala akan mengucapkan qabul.
Ester duduk di sana sambil mengibas-ngibaskan tangannya di wajah. Panas sekali, pikirnya.
Ini di mana kipasnya? Jika tidak ada kipas bisa mati para tamu kepanasan. Ester menatap sekeliling rumah, ia melihat Bu Nadia, Biola, dan Isvana di ujung sana tengah duduk bersila entah mengejarkan apa.
Ester segera berjalan ke sana untuk melihat semuanya. Saat sudah sampai di sana, Ester melihat, Bu Nadia, Biola, dan Isvana tengah sibuk menata bunga. Ester duduk di samping Bundanya.
"Loh, kenapa bangun sepagi ini?" tanya Biola yang melihat Ester.
"Iya, nih. Lo nanti mau nikah, nanti ketiduran. Tidur lagi sana," suruh Isvana yang diberi gelengan oleh Ester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Twins : ESVANA
Ficción GeneralKembar dengan dua kepribadian yang berbeda. Hidup yang berbeda. Orang tua yang berbeda. Ini tentang dua gadis kembar. Estrella Ghannieze dan Isvana Ghitara. Isvana yang diadopsi dan Estrella yang tinggal di panti asuhan. Terpisah dari kecil membuat...