Ending (NASTER)

3K 132 5
                                    

6 tahun kemudian.

Pasangan Nakala dan Ester telah menjalin pernikahan selama 6 tahun. Enam tahun ini pula, perjalanan pernikahan mereka tidak semulus itu. Ada kalanya mereka salah paham. Namun, di antara mereka berdua, Nakala begitu sabar menghadapi Ester, begitu pun sebaliknya, Ester tidak terlalu menuntut Nakala ini dan itu.

Masalah perhatian, Ester tak mempermasalahkan Nakala yang terkadang masih menggunakan saya-kamu jika bersamanya. Namun sejujurnya dia benar-benar berharap, sikap Nakala jika bersamanya bisa menjadi pribadi yang lebih hangat dan tidak kaku. Namun dia sama sekali tidak menuntut Nakala.

Begitu pun dengan Nakala. Nakala juga tidak terlalu mempermasalahkan mengenai Ester yang menunda terlebih dahulu untuk memiliki seorang anak.

Pastinya, setiap pasangan yang selesai menikah akan ada banyak cobaan yang mereka lalui. Terakhir, tiga tahun lalu, Nakala dan Ester bertengkar hebat. Masalah ini sampai ke telinga Savior dan Biola begitupun Aldan dan Lia.

Pada saat itu Ester dan Nakala sama-sama salah. Ester terlalu sibuk dengan pekerjaannya begitu pun dengan Nakala. Hingga, saat itu tiba-tiba Nakala pulang-pulang marah kepada Ester. Ester yang tidak terima, lantas menimbali segala ucapan yang Nakala lontarkan dari mulutnya. Hingga pertengkaran hebat terjadi. Namun sama sekali tidak ada yang bermain tangan di antara mereka berdua.

Dua bulan penuh mereka saling mendiamkan diri masing-masing. Ester akan selalu tidur di kamar tamu, untuk menghindari Nakala.

Hingga, setelah semuanya sampai ke telinga Savior, Biola, Aldan, dan Lia. Keempat orang itu memutuskan untuk menginap di rumah milik Nakala dan Ester. Mau tak mau Ester harus tinggal sekamar lagi dengan Nakala. Karena kamar di rumah ini hanya ada tiga. Satu kamar mereka, dua lagi kamar tamu.

Alhasil, malam itu juga merupakan malam yang paling canggung antara Nakala dan Ester. Dua bulan ini dijadikan Nakala untuk tempatnya merenungkan kesalahannya.

Malam itu, Nakala berjongkok di hadapan Ester, Nakala meminta maaf atas kesalahannya yang pada hari itu tiba-tiba marah. Nakala mengaku salah. Ester yang juga sebenarnya merasa bersalah, pada akhirnya ikut meminta maaf kepada Nakala. Malam itu, mereka lalui dengan saling meminta maaf satu sama lain.

Savior, Biola, Aldan, dan Lia yang sempat mengintip Nakala dan Ester tersenyum lega. Tak salah mereka memilih menginap di sini.

Semenjak hari itu, Ester mengurangi kesibukannya, begitupun dengan Nakala. Nakala menjadi pribadi yang hangat, dan Ester menjadi istri yang baik untuk Nakala.

Hari-hari selanjutnya mereka lewati dengan penuh kehangatan. Hingga 1 tahun setelahnya, Ester dinyatakan tengah mengandung buah hati mereka berdua. Hari itu, Nakala benar-benar bahagia. Setelah empat tahun mereka menikah, Ester akhirnya hamil.

Sembilan bulan setelahnya, Ester mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan buah hatinya dan Nakala. Bayi mereka lahir dengan berjenis kelamin laki-laki. Mata yang mengikuti mata Ester, dan wajah yang benar-benar duplikat Nakala.

Hingga, saat ini umur bayi mereka tepat 1 tahun 2 bulan. Bayi itu diberi nama Manggala Beizan Ghifarry.
Marga untuk Gazan kembali dibuat tanpa mengikuti marga sang Ibu maupun marga sang Ayah. Menurut Nakala, biarkan putra mereka dikenal dengan marga Ghifarry bukan Faraga maupun Denata. Biarkan Gazan membesarkan namanya dengan sendiri.

Keluarga mereka menjadi keluarga yang harmonis, dengan datangnya Gazan sebagai malaikat kecil mereka. Ester memutuskan untuk berhenti sementara menjadi seorang guru, lebih memilih membesarkan Gazan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan baby sitter. Biarkan Gazan tumbuh dengan kasih sayang seorang Ibu dan Ayah.

Ester melakukan ini semua, karena dia tidak ingin putranya dan Nakala merasakan hal yang sama sepertinya dahulu. Besar tanpa kasih sayang seorang Ibu dan Ayah kandung.

Saat ini Ester tengah berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Gazan di gendongannya dan Nakala yang tengah membawa barang-barang belanjaan. Banyak pasang mata yang memandang Ester dan Nakala dengan tersenyum. Tak jarang pula bisik-bisik mendoakan keluarga Ester terdengar. Ester dan Nakala yang mendengarnya, mengaminkan segala ucapan yang baik yang dilontarkan oleh orang-orang di sana.

"Mau ke mana lagi?" tanya Nakala menatap Ester dengan tersenyum dengan tangannya yang mengelus pipi Gazan dengan sayang.

Ester tersenyum. "Ke rumah Bunda Lia?"

"Pulang dulu atau langsung?" tanya Nakala.

"Langsung aja. Tapi kita cari baju dulu buat Zen," ucap Ester yang membuat Nakala mengangguk.

Nakala beruntung memiliki istri seperti Ester. Ester tak pernah sekalipun melupakan sosok adiknya, Dazen, walaupun mereka sudah memiliki Gazan, Dazen sama sekali tidak pernah Ester lupakan. Bagi Ester, Dazen juga sama berharganya seperti Gazan. Saat Ester sedang sedih, Zen pasti akan selalu ada untuk menghiburnya. Kini, Zen sudah menjadi sosok remaja yang tahun ini telah memasuki sekolah jenjang SMP.

**

Kini, Ester, Nakala dan Gazan telah sampai di kediaman Faraga. Lia dan Aldan masih terlihat muda walau umur mereka yang sama sekali tidak muda lagi.

"Assalamu'alaikum," ucap Nakala dan Ester.

"Wa'alaikumussalam!" jawab Lia dari dalam rumah dengan berteriak.

Nakala dan Ester masuk ke dalam rumah. Mereka duduk di ruang tamu. Lia yang baru saja dari dapur, ketika melihat kehadiran putra bersama dengan menantu dan juga cucunya, lantas langsung bersorak senang.

"Cucu, Nini!" teriak Lia yang langsung menghampiri Gazan yang berada di gendongannya Ester.

Lia langsung mengambil alih Gazan dari gendongan Ester. Mencium seluruh pipi Gazan dengan gemas. Nakala dan Ester terkekeh pelan melihatnya.

Nini adalah panggilan untuk Lia. Lia ingin, Gazan memanggilnya dengan Nini bukan Nenek.

"Zen, ada Bund?" tanya Ester.

"Lagi ke sekolah sama Ayah kamu. Kata Zen sih, hari ini dia tes," jawab Lia yang hanya menoleh sekilas menatap Ester. Karena dia masih merindukan cucunya. Sudja lama dia Tidka bertemu dengan Gazan, mungkin sudah hampir 2 minggu.

"Kakak!" teriak Zen dari arah pintu dan langsung berlari memeluk Ester.

"Gimana tes nya, lancar?" tanya Ester yang mendapat anggukan dari Zen.

"Do'a in aja Zen lulus."

"Abang, Azan mana?" tanya Zen yang beralih menatap Nakala.

Nakala menunjuk ke arah Lia dan Aldan.

"Loh, Bunda, Zen pengen cium pipi Azan dulu, Ayah minggir," ucap Zen yang membuat Aldan mau tak mau menyingkir sedikit. Padahal Aldann masih ingin berdekatan dengan Gazan.

Nakala dan Ester tersenyum hangat melihat itu.

"Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, terima kasih sudah mau menjadi istriku, sayang," ucap Nakala menatap Ester dengan lembut.

Mata Ester berkaca-kaca. "Aku juga mencintaimu. Dan terima kasih sudah menjadi suamiku."

—💃🎂🕺—

Yeaayyyy! Selesai!
Masih ada beberapa chapter lagi baru benar-benar selesai. Tunggu ya

Separated Twins : ESVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang