🧃sibolas

7.2K 307 3
                                    

Sibolas = Sebelas

11. Pertandingan basket tingkat internasional

Dia minggu berlalu dengan cepat. Sudah dua minggu ini dia terus terusan berlatih basket dengan tim nya. Seminggu lalu, Isvana selalu mengajaknya untuk berbelanja, dan berdandan. Tapi Ester selalu menolaknya.

Alhasil seminggu ini Isvana marah dengan Ester. Isvana mengatakan, Ester tidak menghargai pertemanan mereka. Bukannya Ester tidak menghargai, hanya saja, dia tidak ingin berbelanja apalagi berdandan ditambah lagi itu uang dari keluarga Sadewa Leonardo.

Ester juga sama sekali tidak membujuk Isvana. Jujur, Ester tidak tau bagaimana membujuk Isvana. Ester merasa bersalah dengan saudaranya itu.

Hari ini adalah hari untuk mereka melaksanakan pertandingan basket yang digelar di Jakarta. Lokasinya berada jauh dari sekolah mereka. Pertandingan ini tingkat internasional. Siswi dari berbagai negara juga hadir untuk melakukan pertandingan basket ini. Lawan mereka benar-benar kuat. 5 tim inti, dan 5 tim cadangan.

Saat ini mereka sudah berada di lapangan tempat mereka bertanding. Ditonton oleh beribu banyak orang. Dengan ditemani oleh oleh guru pembimbing mereka, Pak Handri, mereka datang ke Jakarta dengan do'a yang menyertai serta harapan besar untuk menang.

Ester berharap hari ini timnya membawa pulang kemenangan. Selain Ester, Isvana dan tim-nya. Caca beserta tim ceers nya juga pergi ke Surabaya untuk melaksanakan lomba ceers antar sekolah. Lomba ini diadakan di sekolah Suarabay School, di Surabaya. Selena yang juga sudah berangkat untuk melakukan lomba menari bersama tim-nya. Begitu pun dengan Kevin dan Wili.

"Yakinkan dalam hati kalian bahwa hari ini kita bisa membawa pulang kemenangan hari ini," ucap Pak Handri dengan berwibawa.

"Siap!" jawab mereka serempak.

"Ester, Isvana di sini kalian yang benar-benar Bapak andalkan. Bapak harap kalian bisa membawa tim kalian dengan baik. Begitu pun yang lainnya. Kalian harus berusaha dengan keras. Lawan kita kali ini dari 5 sekolah dari Malaysia dan Australia. Lawan kita berat. Tapi tidak berat jika kita yakin jika kita bisa menang."

"Sebisa mungkin kami berusaha untuk menang," ujar Isvana dengan jiwa menyala Abangkuh🔥🔥 maksudnya dengan jiwa muda yang begitu membara.

"Pak Handri mengangguk. "Kita berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing."

**

Pertandingan telah di mulai. Sejauh ini sekolah Autra school dari Australia telah berhasil mengalahkan 2 sekolah dari Malaysia. Sedangkan SMA Stephen Internasional School baru mengalahkan satu sekolah dari Malaysia. Yang artinya, sekolah dari malaisya sudah tidak ada perwakilan lagi dari berbagai sekolah di negara tersebut. Selanjutnya SMA Stephen Internasional School harus melawan sekolah dari Australia. Namun, diberi jeda istirahat sebentar. Karena hari juga telah siang.

Setelah selesai istirahat, kini sudah saatnya sekolah SMA Stephen Internasional School melawan sekolah dari Australia, sekolah Fiandri School. Lama mereka melawan, para penonton bersorak heboh. Tak ayal dari jauh sana, Pak Handri terus memberi semangat.

SMA Stephen Internasional School berhasil memenangkan pertandingan kali ini. Mereka berhasil memasukkan 12 bola ke dalam ring basket. Berbeda 6 poin dari SMA Fiandri School, Australia.

Sekitar 15 menit mereka kembali diberi waktu istirahat sebelum pertandingan antara sekolah Stephen Internasional School dan sekolah Autra school dilaksanakan.

Ini babak yang menegangkan. Pasalnya sekolah Autra adalah lawan terberat mereka.

Sebelum pertandingan dimulai, Pak Handri kembali memberi semangat.

"Kita bisa. Buktikan, sekolah kita bisa! Kita pulang membawa kemenangan!"

Mereka semua mengangguk.

Ester menarik tangan Isvana sebentar. Dia memegang bahu Isvana. "Van, gue minta maaf soal seminggu lalu. Gue bukan bermaksud nggak ngehargai Lo. Tapi gue benar-benar nggak bisa kalau soal belanja dan dandan. Dari kecil gue selalu hidup seadanya, Van. Jadi gue benar-benar nggak bisa. Gue bicara ini sama lo, karena tadi, gue perhatiin, saat gue ada di dekat lo, lo ngehindar. Gue harap kita bisa profesional dalam hal ini. Itu aja. Asal lo tau gue sayang sama Lo, Van. Gue udah nganggap Lo sebagai Kakak gue sendiri. Gue yakin Lo bisa maafin gue," ucap Ester lalu pergi dari sana meninggalkan Isvana yang tercengang di tempat.

Jujur, ini pencapaian yang luar biasa. Ester bicara panjang lebar kepadanya? Tapi tak ayal ia merasa bersalah karena sudah tidak bersikap profesional. Seharusnya ia tidak mencampurkan masalah pribadi dalam pertandingan ini.

Setelahnya Isvana langsung berlari menuju tempat mereka berkumpul.

Hingga tak lama dari itu, nama sekolah mereka dipanggil untuk melawan sekolah Autra dari Australia. Mereka harus bisa.

"Babak final. SMA Stephen Internasional School melawan SMA Autra school!"

Teriakan MC melalui speaker yang menggema di seluruh ruangan yang begitu besar itu. Tim Autra School langsung menuju lapangan, begitu pun dengan tim Stephen School.

Lawan kali ini benar-benar berat. Namun tak ayal tim dari Stephen Internasional School tetap bersemangat dan terus berjuang walau rasa lelah melanda. Walau sudah sekitar 3 anggota inti yang digantikan oleh 3 anggota cadangan.

Pertandingan berlangsung dengan para penonton yang merasa begitu gugup. Hingga...pada akhirnya yang memenangkan pertandingan kali ini adalah SMA Stephen Internasional School.

Wasit mengumumkan dengan lantang pemenang pertandingan kali ini.

"Stephen International School, Won this match with sokrs 15-12!"

Pertandingan ini juga disiarkan di televisi.

Para reporter yang meliput berita juga ikut bersorak heboh.

"Stephen International School SMA managed to bring home the win with a score of 15-12. Congratulations to the basketball members of SMA Stephen International School. You make Indonesia proud."

(SMA Stephen International School berhasil membawa pulang kemenangan dengan skor 15-12. Selamat kepada anggota bola basket SMA Stephen International School. Kalian mengharumkan nama Indonesia.)

**

Bandung, panti asuhan pelita kasih.

Bu Nadia menangis terharu menyaksikan siaran televisi yang baru saja dia tonton bersama dengan anak-anak. Dia bangga dengan Ester. Dia bangga.

Sebelumnya Bu Nadia tidak tau jika Ester akan mengikuti pertandingan basket seperti ini. Tapi saat ia menghidupkan televisi, tidak ada siaran lain selain pertandingan itu. Alhasil dia menontonnya bersama dengan anak-anak panti. Hingga ia melihat sosok Ester.

Ia bangga dengan anak itu. Anak yang pintar. Anak itu sama sekali tidak pernah menyusahkannya. Dia menyayangi Ester dengan tulus.

"Ibu bangga sama kamu Ester," lirihnya dengan parau.

Bersambung...

Separated Twins : ESVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang