Pitu bolas

5.3K 236 1
                                    

17. Kembali ke Bandung.

Hari ini Ester, Caca, Selena, Kevin, Wili, dan Bu Gina akan kembali ke Bandung. Bus untuk menuju bandung telah ada di depan sekolah.

Sebelum Ester kembali ke Bandung, Isvana menyempatkan diri untuk menemui Ester. Padahal dia ada acara di rumahnya.

Saat ini dia memeluk Ester dengan erat.

"Gue pasti bakal kangen banget sama lo Ester," ucapnya dengan memeluk erat Isvana.

"Gue juga," ujar Ester.

"Ester, gue bakal chet Lo setiap saat. Pokoknya gue nggak mau kita putus komunikasi," ucap Isvana.

Ester mengangguk. Memang, uang yang kemarin ia dapat dia belikan ponsel. Agar ia Mudha berkomunikasi dengan orang-orang.

"Jaga diri baik-baik, Isvana," pesan Ester yang diangguki oleh Isvana.

"Lo juga."

Setelahnya Ester masuk ke dalam bus dan melambaikan tangannya kepada Isvana.

"Gue harap lo selalu bahagia, Van. Gue janji kalau gue udah nemuin Bunda sama Ayah, gue bakal akui semuanya."

**
S

ekitar 4 jam an, akhirnya mereka telah sampai di Bandung. Bus berhenti tepat di depan sekolah mereka. Untuk menuju panti, Ester berjalan kaki dari sekolah menuju panti. Sampai di panti, Ester telah disambut oleh Ibu panti dan anak-anak panti.

"Wilujeng sumping, Teteh!" teriak mereka yang langsung mengerumuni Ester.

Ester tersenyum merentangkan kedua tangannya untuk memeluk anak-anak itu. Sungguh, bahagia rasanya dia dapat melihat anak-anak ini lagi.

"Hatur nuhun," ucap Ester.

Bu Nadia menghampiri Ester dan langsung memeluk Ester dengan erat. "Ibu reueus ka anjeun."
(Ibu bangga sama kamu)

Ester tersenyum hangat.

"Kemarin orang tau kamu datang ke sini, nak," ucap Bu Nadia yang membuat Ester menatap Bu Nadia dengan tatapan tak percaya.

Di sini mereka memang lebih sering berbicara dengan bahasa Indonesia. Karena apa? Karena sedari kecil, Ester diajarkan berbahasa Indonesia. Sulit baginya untuk belajar bahasa Sunda. Walau belasan tahun dia tinggal di Bandung, tapi bahasa Sunda itu tidak melekat pada dirinya. Alhasil setiap orang berbicara dengannya hanya sebagian kecil menggunakan bahasa sunda. Karena memang, Ester tidak akan mengerti.

"Ambu serius?" tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Bu Nadia mengangguk. "Duduk dulu biar Ambu ceritakan."

Ester langsung masuk dan duduk di kursi kayu yang ada di ruang tempat tv berada. Sedangkan anak-anak tadi sudah bermain dengan barang-barang yang sempat Ester belikan untuk mereka.

"Teh, ini buat kita semua?" tanya seorang anak laki-laki.

"Iya," jawab Ester yang membuat anak-anak itu bersorak senang.

Bu Nadia langsung menceritakan semuanya. "Kemarin ada perempuan yang datang ke sini. Dia bilang kalau dia Biola Denata. Awalnya Ambu tidak percaya, takut-takut dia berbohong. Dia bilang dia nyariin kamu sama Isvana. Ambu suruh dia nunjukkin foto kamu sama Isvana waktu kecil. Dan dia nunjukkin foto satu keluarga, di sana seorang perempuan yang wajahnya mirip sama dia sedang menggendong bayi yang Ambu yakin itu kamu, karena Ambu tau persis wajah kamu waktu bayi. Walau foto itu sudah buram, tapi masih bisa dikenali. Di sampingnya ada laki-laki yang menggendong Isvana. Ambu suruh dia datang kembali hari ini karena yang Ambu tau kamu pulang hari ini. Nak, Ambu yakin kamu pasti punya feeling jika dia benar-benar orang tua kamu."

Ester menangis

Separated Twins : ESVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang