ruampuluh

5.5K 224 4
                                    

20.  Kehidupan baru Ester
+Kembali bersekolah di Stephen Internasional School

Kini, Ester, Savior, dan Biola tengah duduk di ruang tamu. Mereka tengah duduk dengan santai di sana. Sedari tadi Biola terus bercerita. Sedangkan Ester dan Savior hanya menyimak saja, sesekali menanggapi.

Biola jaid kesal sendiri. Pokoknya, secepatnya dia akan membawa Isvana ke sini, bisa gila dia lama-lama jika memiliki dua orang kaku dan datar di rumah. Tapi yang ada dipikirannya hanya satu, apa Isvana mau?

"Bunda bilang Ayah luka. Kenapa?" tanya Ester.

"Ditusuk," jawab Savior santai.

"Biasa, musuh Ayahmu banyak di mana-mana. Jadi ya, hal ini wajar. Oleh karena itu kami dulu menitipkanmu dengan Isvana di panti. Karena dulu hidup kami masih luntang-lantung dikejar musuh," cerita Biola yang membuat Ester mengangguk-anggukkan kepalanya. Jadi oleh karena ini.

"Tapi sekarang, tidak lagi," sambung Biola.

"Kudengar kamu menang pertandingan basket tingkat internasional. Benar?" tanya Savior yang mengalihkan pembicaraan.

Karena bukan saatnya Ester tau tentang kehidupan mereka selama ini. Dia masih terlali muda untuk tau yang sebenarnya.

"Hmm," dehem Ester singkat.

"Dengan Isvana?" tanya Biola.

Ester mengangguk.

"Boleh kamu bercerita tentang Isvana?" tanya Biola.

Ester mengangguk. "Isvana persis seperti mu, Bund. Elegan, cantik, dia juga mudah berbaur. Hanya saja dia cerewet, aku tidak suka itu. Dia terus menggangguku setiap hari."

Biola terkekeh pelan. "Bunda rasa kalian benar-benar bertolak belakang.

"Benar. Dia suka berdandan, cerewet, dan dia terus memaksaku untuk menjadi temannya. Menyebalkan. Dia bahkan menantangku bertanding basket. Dia terlalu percaya diri. Tapi itu yang membuatnya tidak dibully," jelas Ester yang membuat Biola mengangguk-angguk.

"Kau pandai menilai orang." Savior terkekeh.

"Besok kau bisa bersekolah lagi di Stephen Internasional School," ucap Biola yang membuat Ester terkejut.

"Benarkah?" tanyanya.

"Benar. Kau akan ku antar setiap harinya. Pulang pun akan ku jemput," timbal Savior yang membuat Ester tersenyum.

Cukup lama mereka kembali terdiam hingga pertanyaan yang diajukan oleh Savior dan ajakannya membuat Ester begitu senang. Sedangkan Biola mendelik tidak suka.

"Kau pandai tanco?" tanya Savior yang membuat Biola terkejut.

"Dia perempuan, Savior."

"Bisa," jawab Ester enteng. Memang bisa. Karena Ester ini suka hal yang berbaur dengan olahraga. Dia sering ikut panco waktu di Bandung dulu. Sering tanco dengan Kevin. Kevin terlalu sering mengajaknya tanco. Hampir setiap Kevin ke kelasnya. Sebenarnya sih panco-panco an, tapi dia bisa. Dia yakin.

"Mari bertanding. Jika kamu menang, kamu boleh meminta satu permintaan pada ayahmu ini. Tapi jika aku menang, kau harus latihan boxing denganku setiap hari."

"Lebih baik aku kalah," ucap Ester yang mendengar penuturan dari Savior.

"Hei, jangan seperti itu bocah. Kali ini aku ganti. Jika kau memang, aku membiarkanmu untuk berlatih boxing denganku setiap hari-

Savior tersenyum.

-tapi jika kamu menang, kamu harus berdandan seperti Bunda," lanjutnya.

Ester terkejut. Tidak mungkin dia akan akan memakai dress ke mana-mana. Dia akan terus dengan celana panjangnya itu dan baju kaos. Tidak, dia tidak ingin memakai dress dan ber-make-up.

"Baiklah. Aku akan menang," ucap Ester dengan begitu percaya diri.

Biola mendelik tidak suka. Bisa patah tangan Ester jika tanco dengan Savior.

"Tunggu, kau tidak boleh tanco dengan Ayahmu, Ester. Tangannya sangat besar, tanganmu bisa patah." Biola begitu khawatir.

"Bunda tenang sana. Ester akan menang saat ini."

"Aku suka kepercayaan dirimu."

Ester mengikuti Savior dari belakang. Sedang Biola benar-benar merasa khawatir dengan semuanya. Tidak ingin, dia tidak mau ya tangan putrinya itu patah.

"Pokoknya Bunda nggak ngizinin, Ester!" tekan Biola yang langsung memegang tangan putrinya itu.

"Kamu juga Savior, Ester anak perempuan," omel Biola kepada Savior.

Savior hanya pasrah saja. Jika sudah istrinya yang berbicara, dia hanya bisa menurut.

"Baiklah. Kami tidak akan melakukannya."

Ester mengangguk.

Biola bernapas lega.

Bersambung....



Separated Twins : ESVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang