bab 7

142 22 2
                                    

"Apa yang terjadi??? "

.

.

.

.

.

Yechan terpaku melihat genggaman tangan jaehan dengan seorang gadis manis yang kini tengah tersenyum ke arah yechan jg teman-teman jaehan.

Dada yechan berdenyut nyeri. Seketika hilang senyum di wajahnya.

"Lama sekali kalian berdua. Kami menunggu sampai berjamur. Emang ya kalau sudah sama pacar, lupa segalanya. "

Duarrrr....

Pecah sudah.
Remuk benar-benar remuk.

Yechan masih mematung tak mampu berkata maupun bergerak.
Lututnya lemas. Matanya memanas. Tidak. Dia tidak boleh menangis disini.

Segera ia melangkah menjauh dari Hyung dan teman-teman nya.

"Yechani, mau kemana?? " seru jaehan melihat yechan bergegas pergi.

"Ke kamar mandi Hyung. Silahkan duduk dulu. Aku tidak akan lama" saut yechan lalu mempercepat langkahnya.

Menutup pintu lalu menguncinya.
Air matanya sudah meleleh keluar sedari tadi. Kini tak bisa ia tahan. Seandainya bisa ingin ia meraung sekerasnya. Namun kini ia hanya bisa menangis tertahan membungkam mulutnya supaya tidak di dengar orang.

Cukup lama dirinya mengendalikan emosinya. Kenyataan yang harus ia terima.sedari dulu ia sudah menyiapkan diri untuk ini, tapi apa nyatanya. Dirinya tidak pernah siap mengetahui sang Hyung memiliki kekasih hati.

Yechan masih duduk termenung di atas closed. Air matanya sudah mengering, tapi matanya masih merah membengkak.

"Yechan kamu baik-baik saja?? "

Suara orang di luar membuyarkan lamunannya. Suara orang yang ia tangisi beberapa saat lalu. Dan kini matanya memanas kembali.

"Tidak Hyung. Aku sedikit sembelit. Kembalilah dulu. Sebentar lagi selesai"

"Kamu tidak apa-apa?? Kalau sakit Hyung antar pulang saja?!! "

'Jangan beri aku perhatian lagi, Hyung! Itu akan menyulitkanku'batin yechan meringis

"Aku baik-baik saja Hyung. Tenanglah!!! Kembalilah. Teman-teman mu pasti menunggu jg siapa... Kekasihmu nanti mencarimu. Kau berhutang penjelasan padaku, Hyung" yechan mencoba tertawa namun hatinya berdarah.

"Baiklah, Hyung kembali kemeja. Segera menyusul!! Hyung sudah memesan makanan kesukaanmu."

"Nee....!!! "

Terdengar langkah menjauh. Yechan berdiri. Keluar dari bilik yang sedari tadi menjadi saksi tangisan pedihnya.
Kini ia menatap kaca yang menampakkan wajahnya yang terlihat sembab. Membasuh mukanya untuk mengurangi merah di matanya.
Berdiam diri sebentar di rasa sudah cukup ia pun melangkah keluar.

Nampak dari jauh jaehan tengah bercengkerama dengan teman-teman nya. Jg dengan gadis yang di gandengnya tadi. Hatinya kembali pedih tapi ia tetap melangkah.

"Yechani...!! "

Jaehan menarik kursi sebelahnya. Kalau biasanya yechan akan senang hati melompat ke arah jaehan tanpa di pinta. Kini ia ingin menolak. Bahkan rasanya ingin ia segera pergi mengubur dirinya dalam kamar.

Yechan hanya tersenyum ke arah jaehan namun tidak menempati kursi yang sudah di siapkan jaehan.
Ia duduk kembali di sebelah baram yang tadi ia duduki.

"Miane Hyung, aku disini saja...!! " ucap yechan masih dengan senyum. Senyum yang mengiris hatinya.

Semua orang menatap yechan bingung. Tidak biasanya yechan bertingkah menjauh dari jaehan. Biasanya akan langsung cacaran kalau tidak menempel dengan jaehan.

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang