bab 14

138 22 1
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Kini yechan mempersiapkan kan ujian kenaikan kelas. Sejak pertemuannya dengan jaehan waktu itu yechan tak begitu menghindarinya lagi. Walau rasa sakit sering menghampiri tapi perasaan indah juga tak mampu ia pungkiri.

Yechan berjalan di Koridor menuju ruang kelasnya. Dengan santai ia melangkah kadang membalas sapaan yang di lewatinya.
Tiba-tiba di depannya berdiri seorang gadis dan seperti di dorong oleh teman-teman di belakangnya.

Yechan masih diam menunggu. Sepertinya gadis itu punya sesuatu yang ingin dia katakan. Sebenarnya yechan sudah hafal apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi dia tetap menunggu membiarkan suasana sekitar ikut menyaksikan drama sekolah pagi hari. Hei... Ini bukan drama korea romantis yang biasa kalian lihat ya.. Jangan pikir ini akan berakhir seperti yang kalian bayangkan?!!

"Emmm... Yechani... Maaf bisakah kita makan sepulang sekolah nanti?? " tanya si gadis ragu.

"Aaa.. Mian... Emm... Nam Jia... " yechan sedikit berpikir membaca Nametag di seragam si gadis yang bernama nam Jia tapi sebelum yechan selesai bicara nam Jia sudah memotong.

"Tolong!! Ada yang ingin ku katakan pada mu!! "

"Ahhh... Apa tidak bisa di katakan disini?? " yechan menawar. Berasa di pasar tawar menawar.

"Ku mohon. Bisakan?? "

Yechan menunjukkan ekspresi berpikir namun tak urung di iyakan.
Setelah mengatakan itu yechan kembali meneruskan langkahnya.
Nampak yonggi sudah duduk di bangkunya. Saat ini tengah menatapnya.
Yechan meletakkan tasnya di tempat yang tersedia. Yonggi yang duduk di meja depannya masih mengawasi yechan.

"Wee...?? " tanya yechan melihat yonggi hanya diam menatapnya

"Kau berkencan?? "

"Dengan siapa?? "

"Mana ku tahu! Bukankah kau yang harusnya memberi tahu ku?? "

Yechan menggeleng melihat tingkah yonggi.

"Aku tidak berkencan dengan siapapun. Kau temanku. Jika aku berkencan kau akan yang pertama tahu! " jawab yechan enteng.

"Hah!!! Lucu sekali. Bahkan aku tahu kau sering menderita sendiri!! " lirih yonggi mengalihkan duduknya menghadap ke depan.

Yechan masih mendengar jelas yang di gumamkan sahabatnya. Dia tahu sebenarnya bahwa kemaren yonggi sangat menghawatirkan dirinya. Ingin ia minta maaf atas ketidak mampuan nya. Tapi bagaimana... Ia masih tak mampu mengucapkannya.
Yechan hanya mampu mengucapkan maaf dalam hatinya berulang kali.

"Aku akan menemui Jia sepulang sekolah nanti. Bisakah kamu ikut denganku?? " tanya yechan

"Kau ingin aku jadi nyamuk, menunggumu berkencan?? " jawab yonggi tanpa menoleh

"Kau tahu aku serius, yonggi!? "

"Aku jg serius, yechani!! Berkencan lah?!! Aku tidak ingin mengganggu!! "

"Padahal kau sungguh tahu yang ku inginkan!! " gumam yechan namun masih terdengar oleh yonggi.

"Ya... Mana mungkin aku tahu kalau kau tak pernah cerita padaku!! " suara yonggi mengeras menoleh ke arah yechan.

Yechan menatap yonggi bingung. Namun guru memasuki ruang kelas membuat keduanya terdiam.
Yechan menatap punggung yonggi. Entah apa yang menggangu sahabatnya itu, seperti nya dia sedang sensitif.

.

.

.

.

.

.

"Kamu beneran tidak mau ikut bersamaku? " tanya yechan pada yonggi.
Kini keduanya berjalan menuju tempat parkir.

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang