bab 22

167 26 5
                                    

"Siapa orang yang Hyung suka?? "

"Kamu!!! "

.

.

.

Yechan membeku.
Pikirannya kosong ntah lari kemana.
Ia tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Matanya masih menatap lekat di diri jaehan.
Jaehan menunduk, benar-benar takut.

"Mianhae yechan! Aku mengecewakanmu. Aku juga tidak mengerti kenapa rasa ini ada. Ku mohon jangan benci Hyung! Aku tahu kita tumbuh bersama tapi... "

Belum selesai kata yang di ucapkan jaehan, yechan meraih kedua sisi wajahnya. Membungkam bibir jaehan dengan bibirnya. Tidak ada lumatan.hanya di biarkan menempel untuk meredam kata yang tidak bisa terucap.

Kedua mata jaehan membola, terkejut tentu saja. Ia pikir yechan marah padanya. Merasa bibir yechan yang bergetar jaehan memeluk punggung yechan ikut menyalurkan perasaan hangat. Tanpa terasa air mata yechan mengalir indah di pipinya. Hingga terasa di mulut jaehan.

Jaehan yang terkejut mendorong bahu yechan. Melihat wajahnya.
Benar ada air mata yang mengalir di sana. Jaehan menyeka air mata yechan menggunakan jarinya.

"Maafkan Hyung yechan! Kamu tidak perlu memaksa kalau memang tidak menyukai Hyung! Asal kamu tidak membenci Hyung itu sudah cukup!?? Sesungguhnya melihatmu bahagia sudah cukup untuk Hyung!?? " ucap jaehan yang salah mengira yechan menciumnya namun jg menangis menandakan karena tidak ingin menyakiti jaehan.

Yechan menggeleng, membawa tangan jaehan ke bibirnya lalu mengecupinya. Belum ada kata yang mampu ia keluarkan. Gejolak di dada, degup jantung yang menggila. Perasaan yang membuncah.

"Yechani...!?? " panggil jaehan lagi
Ia ingin mendengar sesuatu, yang bisa menenangkan hatinya.
Walau tadinya ia sudah mempersiapkan diri, namun melihat yechan begini entah kenapa menyakiti hatinya.

"Aku mencintaimu, Hyung!! " ucap yechan sambil mengangkat pandangnya ke mata jaehan.

Jaehan mengerjap tak percaya. Hingga perlahan yechan mendekat kan wajahnya. Yechan mengecup bibir jaehan lembut.
Melumat perlahan dengan bibir dan lidah yang bergetar karena menahan perasaan yang kian tak terduga.

Jaehan memejamkan matanya. Entahlah mungkin ia salah dengar atau mungkin dirinya salah mengira. Yang jelas di hadapan nya adalah yechan. Sang adik yang entah sejak kapan menempati ruang istimewa di hatinya. Ia yang mampu merubah moodnya dalam sekejab. Yang bisa membuat harinya penuh warna. Adik yang selalu ia rindukan. Adik yang selalu ingin ia ketahui keberadaannya. Bahkan adik yang sering datang ke mimpi dewasanya.

Keduanya larut dalam ciuman yang memabukkan, hingga saling menjauh mengais nafas masing-masing.  Yechan melihat wajah jaehan yang merona sempurna. Bibirnya merekah basah karena ulahnya. Ia pun mengusap bibir jaehan menggunakan ibu jarinya. Kemudian menyatukan dahi keduanya.

"Aku mencintaimu, Hyung!!! " ucap yechan lagi.

Tanpa ragu lagi yechan ingin berulang kali mengatakan satu kalimat itu. Sudah begitu lama yechan menahan kata itu keluar. Kini ia akan selalu mengatakan nya.

Jaehan tersenyum.

"Sungguh??? "

Kembali yechan mengecup bibir jaehan sekilas, membawa jaehan untuk menatap ke dalam matanya.

"Emmm...!! " anggung yechan meyakinkan.

Keduanya kembali berpelukan. Tak di duga keduanya memendam perasaan menyiksa. Sama-sama memiliki ketakutan yang sama. Sama-sama tidak ingin menyakiti. Kini keduanya tersenyum dengan degupan dada yang masih bergejolak.

Setelah cukup lama berdiam dengan susanana canggung. Tidak tahu kenapa keduanya hanya berdiam tidak ada kata yang terucap. Juga tidak melakukan apa-apa.

Jaehan berdehem, melihat jam di tangan nya sudah hampir pagi.

"Yechani sudah hampir pagi, ayo turun!! " ajak jaehan
Jaehan meraih pintu hendak membuka

"Hyung...! " panggil yechan menghentikan jaehan.
Jaehan kembali menoleh, bertanya melalui matanya

"Boleh aku menginap!?? " tanya yechan ragu.

Padahal sebelumnya tidak ada yang meminta ijin kalau ingin menginap. Rumah satu sama lain sudah terasa milik mereka jg. Namun sejak kapan keduanya kini saling canggung walau kenyataannya mereka sering tidur bersama. Berbagi kamar mandi yang sama. Berbagi baju yang sama.

"Aku akan membersihkan diri dulu! Kamu bisa tunggu setelah Hyung selesai! " ucap jaehan sesampai di kamar.

Tanpa menunggu jawaban, jaehan melangkah ke kamar mandi. Melarikan diri tepatnya. Degup jantung nya masih saja menggila. Ia takut jika dadanya akan meledak. Sejak kapan senyum yechan begitu menawan. Ahhh...
Jaehan sudah gila.

Menghidupkan kran, menyapu seluruh tubuhnya. Membuang seluruh pikiran kotornya. Berharap jantungnya bisa di ajak kompromi. Jaehan bukan baru sekali ini menjalin kasih. Tapi kenapa kali ini terasa begitu berbeda??

Jaehan keluar dari kamar mandi dengan handuk sebatas pinggang. Ia tidak membawa ganti karena memang tidak terbiasa. Yechan yang duduk di tepi ranjang melihat tubuh jaehan yang masih setengah basah, meneguk ludah kasar. Ia lalu berdiri melarikan diri ke kamar mandi.
Jaehan mengernyit bingung. Namun tak di hiraukan.

Jaehan memainkan ponselnya di atas ranjang. Menunggu yechan yang belum keluar dari kamar mandi. Apa yang sebenarnya di lakukan yechan di dalam sana, kenapa begitu lama??

"Hyung!! Tolong ambilkan piyama!! " teriak yechan

"Kenapa tidak ambil sendiri?? "

Kepala yechan menyembul dari balik pintu,
"Tolong!!! "

"Ahh... Baiklah!! Aku ambilkan!! "

Jaehan mengambil satu piyama nya dan di berikan pada yechan. Piyama yang sama yang juga di kenakan jaehan. Jangan tanyakan kenapa punya piyama couple. Karena sebelumnya keduanya adalah saudara kembar. Jadi banyak barang yang sering di beli bersama.

"Biarkan aku mengeringkan rambutmu!! " pinta jaehan ketika yechan keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi ranjang.

Suatu hal yang sering di lakukan oleh jaehan. Yechan memberikan handuknya dan menghadap ke jaehan. Menikmati sentuhan jaehan di kepalanya. Yechan memperhatikan wajah jaehan yang tengah menggosok rambutnya. Yechan tersenyum lalu membawa pinggang jaehan untuk lebih mendekat. Tangannya ia biarkan melingkar di pinggang sang Hyung.

"Ya... Apa yang kamu lakukan!?? Rambutmu belum kering!! " ucap jaehan karena yechan memeluk perutnya.

Yechan kemudian menengadah,
"Ahh... Silahkan Hyung!! " ucap yechan sambil mengibaskan rambutnya

Jaehan kembali menggosok rambut yechan yang sudah setengah kering.
Ada yang aneh saat ini. Dirinya sudah sering berada di posisi ini. Tapi kenapa hari ini terasa berbeda.

"Ya... Kenapa kamu memejamkan mata?? Kamu sudah mengantuk?!! " tanya jaehan melihat yechan memejamkan matanya namun bibirnya tetap tersenyum.

Mata yechan yang tertutup di hiasi bulu mata yang lentik. Hidung runcing yang tegas jg bibir yang ahh...
Entah kenapa jaehan ingin merasakan bibir itu lagi.

Jaehan menggeleng kan kepalanya. Ingin ia melepaskan diri namun tiba-tiba kaki yechan menguncinya, jg tangan yechan yang masih melingkar di pinggangnya semakin erat.

"Lepaskan aku yechani!! " pinta jaehan

Yechan hanya menggeleng, jaehan berusaha lolos namun sia-sia.
Jaehan menyerah, mata yechan masih tertutup tapi kenapa jaehan tak mampu melepaskan diri.

Yechan tersenyum, ia tahu hyungnya masih memperhatikan wajahnya. Ia malu sebenarnya. Sangat malu! Hingga tak berani membuka mata .

.

.

.

"Cium aku, Hyung!!"

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang