42

163 17 7
                                        

"Jadi ini rumah siapa?? " tanya jaehan.

Kini keduanya sedang menatap hamparan kota dari balkon kamar. Yechan sudah lama terdiam di kursinya entah apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin jaehan sedikit tahu apa yang saat ini di pikirkan yechan. Salah satunya adalah meninggal kannya.

Mengingat percakapan yechan dengan orang tuanya kemaren tak urung membuat jaehan ketakutan.

Jaehan ikut membuang pandangnya jauh di hadapannya. Menghela nafas panjang sebelum menghembuskan nya.

"Apa ada yang mengganggu mu, Hyung?? " tanya yechan mendengar helaan nafas dari sebelahnya.

Jaehan menunduk.
Mencoba menahan setiap amarah dalam dadanya. Sebelum menoleh menatap yechan yang kini menatapnya.

"Kamu!!! Kamu yang sudah menggangguku!! Ada apa denganmu!! " ucap jaehan sedikit berteriak.

"Aku??? " yechan sedikit bingung.

Jaehan kembali menunduk. Bingung.
Dadanya sakit. Ia tidak ingin menatap mata yechan. Ia telah melukai nya. Ia telah menghilangkan sinar dalam mata nya. Namun ia juga tidak ingin menyakiti bundanya.

Tanpa sadar air matanya sudah merembes dengan deras. Menyadari itu yechan berdiri dari duduknya. Menghadap jaehan yang kini menangis tergugu.

"Maafkan aku, hyung?? Apa aku melukaimu?? Hemmm...?? " tanya yechan sambil mengelus pundak jaehan menunduk berusaha menyamakan tinggi nya dengan posisi duduk jaehan.

"Jangan pergi, hemmm??? Aku akan melakukan apapun, asal kamu tidak pergi, oke??? "

Jaehan mendongak. Sorot matanya bertemu dengan sorot mata yechan. Nampak jelas jaehan tengah memohon. Keputus asaan jelas tergambar di sana.
Yechan tak kuasa melihat itu semua.
Segera ia memutus pandang, hendak mengalihkan tubuhnya namun segera jaehan memeluk pinggangnya.

"Aku mohon!!! Aku akan menjadi apapun yang kau inginkan!! " mohon jaehan.

Yechan sungguh bingung. Tidak mampu bergerak mundur ataupun maju.
Hubungannya dengan jaehan memang sudah salah sejak awal. Kesalahan nya karena membiarkan rasa ini tumbuh dan berkarat. Kesalahannya karena membalas jaehan.

Seharusnya yechan tetap memendam semua rasa yang ia punya tetap bertahan tanpa seorang pun tahu.
Seharusnya yechan menyadarkan jaehan dikala pertama kali jaehan menyatakan rasanya. Bukan malah semakin menenggelamkannya.

Sekarang lihat buah hasil kesalahannya. Dua hati saling tersakiti. Siapa yang akan bertanggung jawab sekarang??

Yechan menengadahkan wajahnya, mencoba menahan air matanya.
Perlahan mengelus rambut jaehan yang masih setia menenggelamkan wajahnya di perut yechan. Memeluk dengan erat pinggang yechan.

"Aku mencintaimu, yechani!!! " tegas jaehan yang kini menengadahkan wajahnya menatap yechan.

Yechan sungguh tidak mampu melihat mata sembab ini. Hingga ia pun perlahan mengecup lembut kedua mata basah jaehan.

"Maafkan aku!! Aku telah menyakitimu?? "Tanya yechan

Jaehan menggeleng.

"Aku yang sudah menyakitimu, kan?? " jaehan membalik pertanyaan yechan.

Yechan juga menggeleng lembut.

"Hyung sudah banyak memberiku kebahagiaan. Hyung, dengarkan Aku!! "

"Aku tidak mau dengar...! " potong jaehan kembali mengubur wajahnya di perut yechan.

Jaehan sungguh takut akan kata perpisahan.

Yechan kembali mengusap sayang surai jaehan. Yang entah kapan ia bisa melakukan nya kembali. Yechan sudah bertekad untuk memulai semua di awal lagi. Mengubur semua cinta yang pernah ia miliki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang