bab 34

125 17 5
                                        

Sedikit harapan untuk bersama. Setitik cahaya yang masih tersisa. Tak mengapa biarlah yechan kais segala hal yang mungkin tercipta dari rasa putus asa yang menguasai jiwa.

Menatap wajah tenang sang kekasih yang kini pulas dalam rengkuhan nya membuat egoisnya kadang menguasai sesaat. Jaehan mencintainya, dirinya jg sangat mencintai jeahan. Lantas, dimana letak kesalahannya.

Salah kah ia jatuh cinta??
Jaehan tidak sedang mempunyai hubungan, jg dirinya yang tidak pernah terikat hubungan! Tapi kenapa sekarang kemurnian cintanya di permainkan?

Salahkah ia melabuhkan cintanya selama ini??
Salahkah cinta yang ia nanti puluhan tahun??
Apakah selama ini dirinya terlalu egois akan cinta yang ia punya??

Tangan nya terulur membelai pipi jaehan yang tertidur pulas seperti bayi yang meringkuk di dadanya.
Sang surya sudah menyapa namun dari semalam matanya masih enggan terpejam.

Hatinya terus bergemuruh. Rasa takut dan khawatir kini sudah menyelimuti nya. Menciptakan awan mendung nampak pekat dalam matanya.

Ia bawa pandangnya ke arah jendela yang nampak sang surya sedikit mengintip dari celah yang terbuka. Ruangan begitu luas, udara juga mengalir bebas. Namun mengapa nafasnya begitu sesak juga menyakitkan.

Kesadaran nya kembali ketika jaehan mengeratkan pelukannya. Di lihatnya tangan yang melingkar manis di atas perutnya.

"Kamu sudah bangun?? " suara jaehan terdengar namun wajahnya masih ia sembunyi kan di balik perut yechan.

"Emmm... " jawab jaehan singkat.

Jaehan mengangkat wajahnya menatap yechan.

"Kamu tidak tidur?? " tanya jaehan.

Yechan tersenyum, menunduk untuk mengecup dahi jaehan lama. Berusaha menyalurkan segala cinta yang ia punya.

"Aku barusan terbangun hyung?! " kilahnya.

Jaehan bangun membawa tubuhnya bersandar pada kepala ranjang.
Kebimbangan juga tengah melanda ketenangannya.

Sudah hampir 2 bulan sejak kepulangannya dari luar kota, namun jaehan jelas merasa perubahan sikap yechan. Sekilas dirinya akan terlihat begitu menyayangi nya namun ada hal yang begitu menyakitinya. Yechan tidak menyentuhnya. Mungkinkah yechan sudah tak menginginkannya??

Di tambah dengan ocehan bundanya. Setiap kali mereka tengah bersama entah di ruang makan entah sedang bersantai, bundanya selalu punya momen untuk mengungkit calon mantu untuk nya.

Tanpa sadar jaehan menghela nafas kasar.

"Ada apa hyung?? " tanya yechan yang mendengar helaan nafas jaehan.

"Tidak!! Hanya sebentar lagi hyung harus berangkat ke kantor! Sedang kan kamu weekend. Kenapa harus ada klien yang minta ketemu di minggu begini?? " keluh jaehan.

Sebenarnya jaehan ingin jalan berdua dengan yechan. Ia ingin menonton film romance yang sudah lama tidak keduanya lakukan. Momen itu terjadi hanya saat keduanya baru menjadi sepasang kekasih. Sekarang keduanya lebih di sibukkan oleh kegiatan masing-masing.

"Semangat ya pacar aku!! Maaf, yechan tidak bisa banyak membantu!? " ucap yechan memberi usapan di pucuk kepala jaehan.

Dalam hati yechan tersenyum getir. Apa yang akan terjadi dalam hubungannya nanti??

"Yechan nanti ikut di pertemuan jaehan dengan calon yang bunda pilih ya?! Bunda ingin kamu ikut menilai apakah keduanya akan cocok!! "

Chat dari bunda jaehan kemaren.
Tidak tahu caranya menolak namun mengiyakan tentu sangat menyakitinya.

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang