bab 32

104 17 1
                                        

Angin berhembus, mengantarkan hawa dingin yang kian menusuk. Namun tak menggoyahkan seorang yechan yang kini tengah duduk termenung di balkon kamarnya. Sudah hampir 3 jam dirinya hanya diam melamun. Entah terbang kemana akal nya yang biasanya penuh dengan ide cemerlang kini nampak kosong tak bernyawa.

"Bunda ingin mengenalkan seorang gadis pada jaehan. Karena sampai sekarang jaehan tidak pernah terlihat memiliki kekasih! Usia jaehan sudah lebih dari kata matang yechan! Dan bunda ingin sebelum pergi bunda bisa menggendong cucu!! "

"Tolong kamu bantu bunda bujuk jaehan ya! Aku tahu jaehan lebih mudah terbuka padamu! Bantu bunda ya, sayang!! "

Perkataan bunda jaehan terus terngiang di telinga yechan. Seperti dengungan suara kumbang yang tak mau berhenti.

Di liriknya kamar seberang yang juga berhadapan dengan kamarnya. Ruangan itu nampak temaram, sunyi.

"Aku harus bagaimana, hyung!!? " liriknya tak terasa air matanya sudah mengalir tanpa di pinta.

Hubungan yang ia impikan menjadi kenyataan. Kisah manis yang baginya baru di mulai haruskah di paksa pupus sia-sia. Lalu untuk apa penantiannya selama ini?? Kenapa tidak ada yang berpihak padanya! Sedikit saja, apakah memang takdir tak mengijinkannya bahagia!!?

Baru saja ia merayakan aniversary ke dua hubungannya yang sudah ia tunggu bahkan 10 tahun lamanya. Benarkah harus ia buang segala rasa yang sangat ia perjuangkan!?

Ponselnya bergetar. Ia melirik karena ponselnya terletak di lantai sisinya.nampak wajah jaehan di layar tanda itu panggilan darinya. Membuat rasa sesak kian menyulitkan nafasnya.

Tangannya terulur untuk menerima telpon itu, ia butuh suara jaehan. Ia butuh jaehan sekarang.

"Halo, hyung!! " sapanya

"Kamu menangis yechan!?? " tanya jaehan yang mendengar suara serak khas habis nangis. Memang yechan tak berniat menyembunyikannya.

"Emm... Aku merindukanmu Hyung. Sangat. Hingga dadaku sangat sesak. Entah kenapa membuatku menangis sekarang! " bohong yechan namun tak urung kini air matanya malah mengalir deras.

"Aku juga merindukanmu yechan. Sangat! Aku akan pulang besok? Kau sedang apa sekarang? Kenapa belum tidur? Ini sudah hampir pagi! "

"Tidak ada. Aku hanya sedang ingin memelukmu dengan erat sehingga terlepas semua rinduku. Aku selalu menantikanmu, hyung!? "

"Baiklah. Besok kau bisa memelukku sepuasmu!!? "

Terdengar kekehan dari seberang.
Yechan meringis mendengar itu. Mencoba sekuat tenaganya menghentikan suara tangisnya. Meredam sakit di hatinya. Alangkah bagusnya jika ia akan tetap bisa merasakan hangatnya pelukan jaehan.

"Emm... Tentu! Pulanglah dengan selamat Hyung!! "

Hanya itu yang bisa ia ucapkan. Menghapus kasar air mata yang tak kunjung akan berhenti.

"Ingin oleh-oleh apa dari hyung!?? " tanya jaehan lagi.

"Apapun. Aku menyukai semua tentang mu Hyung!! "

"Ahh... Kamu gak seru!! Kalau begitu sampai jumpa. Selamat malam yechani!! "

"Selamat malam Hyung!! "

"Aku mencintaimu, yechani!! "Ucap jaehan sebelum menutup telpon.

"Aku lebih mencintaimu, hyung!! " lirih yechan meremat dadanya yang masih mengenakan baju tipisnya.

Ingin sekali ia berteriak dengan lantang bahwa ia mencintai, sangat mencintai jaehan. Agar seluruh dunia tahu jaehan miliknya. Namun apa yang bisa ia lakukan sekarang.

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang