bab 16

154 20 6
                                    

Instagram




Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❤ 3.541

Love is like the wind. You can't see it. But, you can feel it.

Komentar di nonaktifkan

.

.

.

.

.

.

Yechan meregangkan punggungnya. Hampir 3 jam dirinya berkutat di depan komputer. Matanya sudah terasa pedih. Ia pun berdiri. Menggeser pintu menuju ke balkon kamarnya. Menghibur udara malam yang begitu dingin menusuk.

Matanya menyapu keadaan sekitar tak lupa dirinya melihat kamar yang berada tepat di depan kamarnya. Lampunya masih terang apakah jaehan belum tidur??

"Hyung!!! " panggil yechan dengan berteriak keras.

Menajam kan indra dengarnya menunggu respon dari seberang. Namun tak menunjukkan  sesuatu di seberang.

"Ya... Jaehan Hyung!!! " panggilnya lagi dengan lebih keras.

Masih tak mendapat respon, ia pikir mungkin jaehan sedang keluar. Yechan akhirnya memutuskan kembali ke kamarnya. Baru saja berbalik ia terkejut setengah mati melihat jaehan berdiri melihatnya sambil tersenyum.

"Sudah gila ya...!! Pukul berapa ini kamu teriak-teriak di situ?? Untung saja kamu tidak di lempari batu karena suaramu lumayan mengganggu asal kau tahu!! " ucap jaehan menghampiri yechan lalu sedikit memukul pundaknya

"Salah Hyung!! Sejak kapan di situ?? Kau sejak awal tahu aku memanggil Hyung kan?? "

"Lalu harus kah aku jg balas teriak padamu!! Dasar bodoh!! Berapa usiamu, kau masih saja bertingkah bocah!?? "

"Aku akan selalu jadi bocah buat Hyung! " ucap yechan lalu memeluk jaehan tak lupa menampilkan puppy eyes nya.

"Menjauh dariku, aku geli melihatmu begitu??!! " jaehan pura-pura mendorong yechan menjauh darinya. Kemudian dirinya menghindar masuk kamar yechan.

"Ya... Hyung!! Kau begitu padaku. Aku ngambek nih!! " yechan menghentakkan kakinya mengikuti jaehan.

"Ya... Yechani... Kau memang akan selalu jadi bocah buat Hyung. Tapi terkadang kau harus ngaca melihat postur tubuhmu. Lihat!! Bahkan sekarang kau lebih tinggi dari Hyung. .!! "

Yechan masih berdiri di pintu kaca yang mengarah ke balkon. Sedang jaehan mensejajarkan tubuhnya di depan yechan. Sangat dekat, hingga aroma jaehan jelas tercium oleh yechan. Tinggi kedua nya tak terpaut begitu banyak. Sehingga ketika berhadapan wajah kedua nya masih akan terlihat sejajar.

Yechan menahan nafas,mencoba bersikap normal walau nyatanya jantungnya ingin melompat keluar. Bibir jaehan jelas berada di depannya.
Bibir yang sudah membuat akalnya menggila di waktu itu. Beruntung dirinya masih bisa mengontrol. Dia masih melihat jaehan sedang tidak berdaya. Tapi saat ini keduanya dalam ke adaan sadar sepenuhnya.
Apa yang akan terjadi??

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang