"Apa ini mimpi, hyung??? "
.
.
.
.
.
.
.
.
Tubuh yechan luruh di lantai kamarnya. Masih bersandar pada daun pintu yang baru saja tertutup.
Yechan memegang dadanya seolah jantung nya melompat keluar. Di seutuhnya lagi bibirnya yang masih jelas terasa bibir jaehan yang begitu manis bercampur aroma alkohol. Begitu memabukkan hingga kini lututnya lemas tak berdaya.Setelah melumat bibir yechan jaehan jatuh tertidur pulas, entah esok dia akan ingat atau tidak. Yang pasti itu menyisakan memori indah untuk yechan. Entah akan menjadi luka atau sebaliknya.
Yechan masih tak percaya. Mencicip bibir jaehan tanpa ia minta. Tak apa seandainya jaehan tak sadar bahkan tak akan pernah ingat dirinya telah mencium yechan. Cukup bagi yechan.
Yechan melangkah menuju kamar mandi nya. Membasuh tubuhnya yang jg berbau alkohol. Setelah itu menyamankan tubuhnya di atas ranjang. Ia pasti akan tidur nyenyak malam ini. Bahkan bibirnya terus mengulas senyum manis.
Ke esokan harinya yechan berangkat sekolah sambil bersiul. Terkadang bersenandung kecil menggambarkan suasana hatinya. Senyumnya tak pernah luntur. Awan mendung yang kemaren menyelimuti auranya kini telah musnah berganti pelangi yang cerah.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?? " tanya yonggi yang heran melihat yechan
Kini mereka sudah berada di dalam kelas. Menunggu jam pertama mulai.
"Banyak hal terjadi min yonggi! "
"Sampai membuatmu gila begini?? "
Yechan melirik yonggi sinis
"Apa maksudmu, senang kau punya sohib gila?? "
Yonggi menggedikkan bahunya.
"Entah, tapi kelihatan nya kau memang sedikit gila. Perlu kita periksa nanti sepulang sekolah?? "
Yonggi nyengir"Kau tidak akan berhenti!!?? "
Yonggi tertawa. Sebenarnya dia bersyukur. Kawannya kembali ceria. Entah kasus apa sebenarnya yang tengah menyelimuti. Yechan sangat peduli dengan sekitarnya, tapi sangat tertutup untuk pribadinya.
"Yechani... Aku senang kamu akhirnya tersenyum lagi.! " ucap yonggi tulus
Yechan menatap yonggi lalu tersenyum. Senyum yang tulus. Kini yonggi tahu yechan baik-baik saja. Semoga semua baik-baik saja.
.
.
.
.
.
Jaehan terbangun sudah tengah hari. Kepalanya berdenyut nyeri. Meraih gelas yang tersedia di meja sebelah ranjangnya meneguk nya hingga tandas. Menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Meraih ponsel yang terletak di meja.
Membuka line chatnya, namun tak ada yang ia balas.
Satu nomor yang ia buka ruang obrolannya lalu memencet tombol untuk menghubungi. Tak butuh waktu lama, orang di seberang langsung mengangkat.
"Nee... Udah bangun lu?? "
"Emmm... Baru saja aku terbangun?? Thanks udah nganterin balik. Gak tau kenapa aku malah mabuk berat. Sorry ya, aku pasti ngrepotin banget semalem... "
KAMU SEDANG MEMBACA
tetanggaku tersayang
Teen Fictiongimana jadinya kalau kamu menyukai tetangga dekatmu, tapi tidak tahu cara mengutarakan nya. karena kamu gak mau hubunganmu nanti menjadi canggung kalau ternyata si doi tidak memiliki rasa yang sama denganmu...