Yechan dan jaehan berjalan bersisihan. Setelah saling menguatkan semalam jg saling meyakinkan hati masing-masing, kini keduanya bergandengan tangan menuju ke rumah jaehan.
Berniat mengatakan yang sebenarnya terjadi pada keduanya, berusaha meyakinkan kedua orang tua baik jaehan maupun yechan. Mereka akan memastikan tidak ada yang salah dari cinta keduanya miliki.
Yechan menatap tautan jemarinya dengan jaehan. Dalam hatinya masih berpikir ribuan kali. Mungkin kah ini jalan yang terbaik?? Sudah benarkah jalan yang ia pilih?? Apakah jaehan nanti tidak menyesal berjuang di sisi nya??
Langkah kakinya terhenti. Membuat jaehan menoleh. Beberapa langkah lagi keduanya memasuki pintu rumah jaehan. Sudah sangat terlambat untuk kata mundur sekarang.
"Yechan?? " panggil jaehan yang melihat yechan masih terpaku.
Jaehan meraih bahu yechan. Mencoba mengambil alih atensi nya. Mata yechan nampak masih ada keraguan. Begitupun dirinya. Namun ia ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa yechan yang ia mau.
"Kamu pernah berjanji tidak akan meninggalkan ku kan?? " tanya jaehan menatap dalam manik yechan.
Yechan hanya mengangguk.
"Ayo kita yakinkan kedua orang kita. Kamu percaya akan cinta kita kan?? " tanya jaehan tak lepas dari wajah yechan.
"Emmm!! " angguk yechan dengan senyum mengulas di bibirnya.
Seolah yechan merutuki kebodohannya yang seharusnya dia kokoh mengapa kini jaehan yang mengenggam erat tangannya. Harusnya dia yang berjuang mempertahankan jaehan sebagai mana balasan karena begitu lama penantiannya, namun apa yang kini ia lakukan.
Yechan menggenggam semakin erat. Berusaha menyalurkan kekuatan yang sama. Keduanya lalu kembali berjalan ke dalam rumah.
"Bunda...! " panggil jaehan begitu memasuki rumah.
Tidak biasanya rumah sepi seperti ini. Bahkan art yang biasanya menyapa entah pergi kemana. Sang bunda yang biasanya berkutat di dapur namun kini tak ia lihat bayangannya.
Yechan meraih ponsel yang bergetar di sakunya. Melihat layar dengan nama mama sebagai penelepon.
Melirik jaehan yang hendak menuju tangga yang juga berbalik melihatnya."Halo ma! " sapa yechan menempelkan ponsel di telinga nya.
"Yechani... Dimana kamu nak?? Apa kamu bersama jaehan? " tanya sang penelepon.
Ada nada khawatir dalam suaranya. Namun apa itu??
"Nee ma... Aku sedang bersamanya! Ada apa? "
Mendadak kepercayaan diri yang tadi sempat ada kini perlahan memudar. Ada ketakutan entah darimana.
"Bunda di larikan kerumah sakit, sekarang mama ada bersama nya. Jadi bawa jaehan Hyung segera kesini, Oke!!? "
Jaehan menyadari perubahan di raut wajah yechan yang kini melihat padanya.
Perlahan jaehan melangkah ke arah yechan. Seolah ikut menyadari ada yang tidak beres.
"Bunda kenapa ma?? " tanya yechan
"Segeralah kemari dan kita akan tahu apa yang terjadi pada bunda, Oke??! "
Tanpa menunggu jawaban dari yechan, telpon sudah terputus. Yechan masih menatap layar yang menghitam.
Jaehan meraih bahu yechan, seolah menyeret kembali yechan ke dunia nyata.
"Ada apa?? " tanya jaehan
"Kita ke rumah sakit sekarang?!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
tetanggaku tersayang
Genç Kurgugimana jadinya kalau kamu menyukai tetangga dekatmu, tapi tidak tahu cara mengutarakan nya. karena kamu gak mau hubunganmu nanti menjadi canggung kalau ternyata si doi tidak memiliki rasa yang sama denganmu...