Jaehan mondar-mandir di depan jendela kamarnya. Sesekali melihat rumah depan nya, rumah yechan tepatnya. Sepergi yechan tadi, jaehan jg pamit pergi. Tidak lupa dirinya mengantar hyunji terlebih dahulu.
Jaehan langsung ke rumah yechan mencari dimana keberadaan si adik.
Namun mama yechan memberi tahu kalau yechan belum pulang.
Jaehan bertambah khawatir karena mama yechan memberi tahu kalau yechan pergi menggunakan motor.Jaehan tidak tahu kalau yechan memiliki motor. Apalagi motor nya jenis motor sport. Yechan masih terlalu muda menurut jaehan. Dia masih labil belum bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya??
Di tengah lamunannya jaehan mendengar deru suara motor yang berhenti tepat di rumah depan.
Jaehan mengintip dari jendela kamarnya, seorang turun dari motor sport warna merah menggunakan helm hitam jg jaket warna hitam.Ingin jaehan segera berlari ke arah yechan, namun di urungkan mengingat hari sudah menjelang pagi.
Kamu kenapa yechan? Tidak biasanya kamu begini? Apa hyung punya salah? Pandanganmu pada Hyung tadi terasa penuh luka? Apa yang salah, yechan?? 'Jaehan
.
.
.
.
.
.
"Yechan, ayo bangun. Matahari sudah tinggi. Kau akan ketinggalan jam pertamamu. " ucap jaehan
Dia duduk di ranjang yechan, memandangi wajah damainya yang masih terlelap. Teringat wajah sendunya kemaren begitu menggores hati jaehan. Entah apa yang tengah melukai si adik.
Tangan jaehan terulur merapikan rambut yechan yang sedikit menutupi matanya. Turun menyusuri sisi wajahnya ke pipi. Mengelus di sana lalu sedikit memainkan hidung runcing yechan.
"Yechan, bangun. Sudah siang.!!! "
Yechan terusik sedikit menggeliat.
"Bangun yechan!!! "
Yechan membuka mata sedikit terkejut mendapati jaehan sedang menatapnya.
"Emmm... "
Yechan menarik kembali selimutnya. Menutup seluruh tubuh jg wajahnya.
Kalau biasanya dia akan langsung memeluk bahkan mendusel pada jaehan, namun bagaimana sekarang...??"Lekas bangun yechan!! Akan hyung antar ke sekolah??!"
Namun yechan hanya diam. Tak bergerak. Hingga jaehan menarik selimut yechan.
"Hyung...! " yechan merengut tanda tidak senang
"Berhenti bertingkah, ingat usiamu!! Bahkan aku tidak tahu kalau kau sudah berani menunggangi motor sport?? "
Yechan duduk bersandar pada kepala ranjang.
"Hyung tahu aku naik motor?? Dari mana?? "Seingat yechan hyung nya belum tahu kalau dirinya punya motor baru.
Jaehan hanya mengangguk. Jaehan tahu sesuatu tengah mengganggu adiknya. Nada bicaranya sangat berbeda dari biasanya. Bahkan sorot mata yang biasa terasa hangat kini sedingin salju.
"Yechani, Hyung minta maaf . "
"Kenapa Hyung minta maaf?? " tanya yechan menatap tajam yechan.
Jaehan tak kuasa menatap iris hitam yang menguarkan aura dominan. Nyatanya tatapan yechan mampu menggetarkan hati jaehan.
Yechan menatap dalam entah apa yang ada dalam pikirannya. Perlahan ia pejamkan matanya, mencoba menguasai dirinya kembali.
"Kau sudah punya pacar dan aku adalah orang yang terakhir tahu. Kau bilang aku adalah adik kesayanganmu tapi nyatanya aku tidak sepenting itu. " jelas yechan sedikit memberi bumbu kebohongan

KAMU SEDANG MEMBACA
tetanggaku tersayang
Teen Fictiongimana jadinya kalau kamu menyukai tetangga dekatmu, tapi tidak tahu cara mengutarakan nya. karena kamu gak mau hubunganmu nanti menjadi canggung kalau ternyata si doi tidak memiliki rasa yang sama denganmu...