bab 33

95 18 5
                                    

Yechan menatap tautan jemari nya dan jaehan. Hatinya terasa begitu perih. Ia takut akan menangis saat ini.
Di lihat nya mata teduh jaehan yang menenangkan. Biasanya ia akan langsung tenggelam dalam dekapan sang hyung ketika dirinya tengah di landa gelisah, tapi apakah sekarang pelukan jaehan bisa meredam ke gelisahannya saat ini??

"Kamu sedang tidak sehat, emm?? " tanya jaehan membelai pipi yechan.

Yechan memejamkan matanya. Meredam jauh ke dalam rasa yang membuncah. Keduanya tengah berada di parkiran sebuah restoran yang sudah sering mereka datangi. Namun masih berada di dalam mobil belum ada yang beranjak.

"Aku sangat merindukanmu, hyung!! " jawab yechan ikut memegang tangan jaehan yang masih berada di pipinya. Membawa nya untuk ia kecup berulang kali.

Jaehan mendekat, membawa tubuh yechan dalam dekapan nya. Tubuh yechan bergetar tanda dirinya tengah menangis. Jaehan menyadari ada sesuatu yang tengah di pikirkan yechan. Apakah ini tentang dirinya atau kesibukan kuliahnya??

Jaehan tak mengeluarkan kata, ia hanya mengelus punggung yang muda berusaha menenangkannya.

Setelah beberapa saat, yechan mengangkat kepalanya. Mengusap air matanya kasar. Dengan hidung memerah semerah tomat nampak lucu di mata jaehan. Jaehan mengambil beberapa lembar tisu untuk menghapus jejak air mata di wajah yechan.

"Kamu tidak mau cerita pada Hyung?? " tanya jaehan sembari merapikan rambut yechan.

Yechan menatap jaehan. Matanya masih sedikit merah. Bibirnya masih terkunci. Nampaknya belum ada yang akan yechan ucapkan.

"Bisakah aku menciummu, hyung?? "

Bukan sebuah pertanyaan namun lebih ke pernyataan. Karena tanpa menunggu jawaban yechan perlahan menempelkan bibirnya, perlahan melumat dengan lembut seolah takut menyakiti bibir jaehan. Namun semakin lama ciumannya kian menuntut seolah ciuman itu begitu menggebu. Bukan terlalu rindu tapi lebih ke menyedihkan.

"Yechan??!! "

Jaehan mendorong yechan karena ia merasa pipi yechan basah. Bahkan ciuman nya terasa asin bercampur air mata.

"Mian, hyung!! Aku terlalu merindukanmu!!? "

Wajah yechan tertunduk. Tangan nya memilin ujung kemejanya. Benar ada yang tengah di sembunyikan yechan darinya.

"Aku juga merindukan mu!! Tapi aku lapar sekarang, bisa kita makan!!?? " ucap jaehan.

"Emm... Ayo turun!! " yechan yang pertama turun disusul jaehan.

Keduanya makan dalam diam. Tak se meriah biasanya ketika sedang berdua. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

.

.

.

"Bagaimana cabang yang kemaren hyung tangani, sudah baik-baik saja??" tanya yechan

Kini yechan tengah bersandar pada kepala ranjang dengan jaehan berada di dadanya. Di kamar jaehan. Karena jaehan baru pulang dari luar kota tidak mungkin akan langsung menginap di kamar yechan. Bisa ngamuk bunda jaehan nanti.

"Emm... Sudah baik-baik saja. Kamulah yang tidak baik-baik saja. Sedari tadi pikiranmu entah melompat kemana!? " keluh jaehan yang mendapati yechan sering melamun.

"Aku kelelahan akhir-akhir ini hyung! Sedang banyak sekali tugas di tambah club!? Aku bersumpah tidak akan ikut club kalau tahu akan seperti ini!? "

Yechan membelai surai jaehan.

"Aku bangga padamu! Kamu sangat keren tahu ngga!?? Ohh... Pacar siapa sih!?? " ucap jaehan menengadahkan wajahnya untuk melihat yechan.

Yechan tersipu.
Ia menundukkan wajahnya, menggesek hidung nya pada hidung jaehan.

"Aku jg sangat bangga pada, hyung!? "

"Sudah larut, tidur yuk?! Besok hyung ke kantor?? " tanya yechan.

"Emm... Mungkin agak siangan! Ada apa? Mau ngajakin kencan? " balas jaehan dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Oohhhh?? Aku ingin sekali. Tapi aku besok sibuk entah selesai jam berapa!?? " keluh yechan.

Besok ada penutupan ospek. Mungkin akan berlanjut party malamnya. Dan yechan sebagai salah satu mahasiswa most wonted apakah di ijinkan tidak hadir?? Boleh sebenarnya, mungkin datang sebentar lalu pergi. Tapi dia sedang memilah perasaannya. Entah langkah apa yang nanti ia ambil.

"Hemmm... Jadi sekarang kamu lebih sibuk dariku ya?! " jaehan cemberut.

Yechan menarik badan jaehan, menyelimuti tubuh keduanya. Lalu mendekap tubuh sang hyung. Menghirup aroma jaehan banyak-banyak. Seolah ingin mengisi seluruh paru-paru nya. Jaehan menahan geli di lehernya karena sepertinya kumis yechan sudah mulai tumbuh.

"Ahh.... " desah jaehan karena yechan menggesek hidung dan bibirnya di
leher jaehan.

Yechan membawa wajah jaehan untuk menatap nya, jaehan menyelam ke mata pekat yechan. Terdapat kesedihan namun juga kerinduan disana.
Tak menunggu jaehan meraup bibir yechan. Dirinya jg sangat merindukan yechan. Sentuhan yechan.

Yechan yang semula pasif kini ikut mengimbangi lumatan jaehan. Tak fi pungkiri dirinya juga sangat merindukan jaehan. Ada gelora yang ingin meledak menyatu dengan rasa sakit yang memilukan.

Ketika desahan terdengar memenuhi udara menarik paksa kesadaran untuk melakukan lebih menggoda. Di tengah kesadaran yang kian menipis yechan melemah. Mengecupi seluruh wajah jaehan dengan sayang.
Hendak berdiri untuk melangkah ke balkon namun di tahan oleh jaehan.

Yechan tak berani menatap jaehan. Ia takut jaehan melihat matanya yang mungkin sudah memerah.

"Lihat hyung yechan!! " panggil jaehan.

Yechan tak bergeming. Hatinya sangat sakit saat ini.

"Yechan!!? " panggil jaehan lagi.

Melihat yechan tak bergeming jaehan meraih pinggangnya. Memeluknya erat.

"Kamu sudah tak mencintaiku?? " lirih jaehan.

Itu pikiran jaehan. Keduanya berhenti di tengah jalan saat sedang bercinta apa namanya kalau bukan salah satunya sudah tak memiliki rasa.

Sebenarnya jaehan sudah merasa sejak yechan menolak mengajaknya berkencan. Biasanya sesibuk yechan, jaehan tetap di nomor satukan.

Mendengar suara lirih jaehan, yechan seketika berbalik. Bersimpuh memeluk tubuh telanjang jaehan di balik selimut. Tidak akan yechan biarkan sang hyung berpikir dia tidak mencintainya lagi. Karena sesungguhnya tidak ada yang lebih mencintai jaehan dari dirinya.

"Mian hyung!! Jangan pernah berpikir begitu ya!! Aku sangat mencintaimu, sangat!! "

"Aku takut yechan!! "

"Sttttt...!! Apa yang hyung takutkan hemm?? Ada aku ya?!! "

"Kamu tidak akan meninggalkanku kan!!? "

Yechan menangkup wajah jaehan.

"Aku sudah sangat lama menunggu untuk bisa seperti ini bersamamu hyung! Kamu pikir akan semudah itu aku bisa melepaskanmu, hemmm? "

"Kamu benar-benar tidak akan meninggalkanku kan??!! "

Yechan mengecup dahi jaehan lama. Sebelum mengatakan.

"Tidak akan, selama hyung masih menggenggam tangan ku, oke?!! "

Yechan kembali membawa jaehan dalam pelukannya. Begitupun jaehan ikut memeluk erat yechan seolah esok tidak akan bertemu kembali. Ada kabut yang menyelimuti pikiran keduanya. Berbeda namun dengan masalah yang sama.

Jaehan berpikir mungkin akan baik-baik saja tetap seperti ini. Awalnya ia akan memberi tahu yechan ttg ibunya yang ingin menjodohkannya, namun melihat yechan seolah menghalangi nya. Biarlah seperti ini dulu, ia yang akan berbicara pada orang tuanya nanti.

Yechan berpikir, ijinkan dirinya egois sedikit saja. Biarkan seprti ini dulu hingga saatnya tiba dirinya harus pergi menyerahkan orang yang paling ia cintai pada orang yang lebih ber hak. Orang yang sudah di pilih kan oleh orang tua jaehan. Entah akan jadi apa dirinya setelah itu, setidaknya saat ini dirinya masih bisa memeluk dan memberi sedikit kenyamanan pada sang hyung terkasih.


tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang