bab 36

182 22 3
                                        

Menatap senja yang sudah menghilang.
Menghirup udara yang tidak mampu menenangkan. Membiarkan pikirannya terbang di arwana.
Yonggi masih setia menatap yechan, walau lisannya seolah sudah tak sabar ingin bertanya, mendapat kejelasan namun ia masih mencoba bersabar.

Sudah dua hari dirinya menemani, merawat nya hingga sekarang yechan sudah sembuh. Spertinya...

Menghiraukan telpon dari jaehan karena ia ingin mendengar penjelasan dari yechan terlebih dulu.

"Jadi ada apa?? " tanya yonggi karena melihat yechan yang selalu setia bungkam.

Nampak yechan menghela nafas.

"Hyung di jodohkan!! " ucap yechan lirih namun terdengar sangat jelas di indra dengar yonggi.

Yonggi menatap miris sahabatnya. Dia cukup tahu bagaimana perjuangannya mendapat cinta jaehan. Bagaimana drama yang harus ia lalui sebelum keduanya bisa berkencan.

Yonggi bangkit dari duduknya, menepuk bahu yechan pelan.

"Bagaimana dengan jaehan hyung?? "
Tanya yonggi

"Aku tidak tahu! Bunda mengajakku untuk ikut dalam pertemuan keduanya, aku bingung. Bahkan aku tidak bisa melihat jaehan hyung! Aku tidak sanggup!! "

Yonggi bingung.
Sebenarnya yechan juga salah di sini. Seharusnya dia meminta penjelasan dari jaehan dulu. Apakah jaehan setuju akan perjodohan nya??
Dan apa alasan orang tua jaehan sampai jaehan akan di jodohkan?!

"Yechan... Bukan kah sebaiknya memang kalian butuh ngobrol berdua!? Dan aku rasa sepertinya kamu sudah tahu dari awal kalau jaehan hyung akan di pertemukan dengan seseorang!? "

"Kamu benar! Aku dari awal sudah tahu! Bunda memintaku menemaninya untuk bertemu dengan anak rekan dari ayah. Mungkin salah satu koleganya. Namun ternyata mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Aku takut!! Aku sangat takut?!!
Bunda menginginkan jaehan hyung lekas menikah! Bunda mengingin kan jaehan hyung lekas mempunyai keturunan!? Aku bisa apa yonggi!?? " jelas yechan dan berakhir menangis kembali

Yonggi membawa tubuh yechan yang bergetar ke dalam dekapan nya. Ia juga bingung kalau seperti ini. Sambil mengusap bahu yechan yang terus bergetar mencoba memberi sedikit ketenangan.

"Kamu tahu aku selalu bersamamu kan?? " bisik yonggi.

Ia ingin yechan tidak pernah merasa sendiri. Ia selalu memilikinya.

"Aku harus bagaimana yonggi?? Aku tidak ingin menyakiti jaehan hyung, tapi aku juga tidak ingin cintaku menjadi beban untuknya!!! "

"Bagaimana denganmu?? "

Yechan mengangkat kepalanya. Mengusap air matanya kasar. Kemudian menatap wajah yonggi.

"Aku ingin kebahagiaan nya!! " ucap yechan.

"Bagaimana kalau kebahagiannya bersamamu!? "

Yechan terdiam.

"Bisakah kamu berjuang meyakinkan orang tuamu juga orang tua jaehan hyung?? " tanya yonggi lagi.

Yechan masih terdiam. Masih jelas dalam ingatannya betapa bunda sangat ingin memiliki cucu. Kalau jaehan ingin tetap bersamanya, bagaimana dengan harapan orang tua jaehan??

Melihat kebungkaman yechan, yonggi kembali mengelus dan memberi tepukan lembut di punggung nya.

"Inilah yang aku katakan, kalian perlu berbicara! Jangan mengambil spekulasi sendiri! Itu akan semakin menyakiti bukan hanya dirimu tapi juga jaehan hyung!! " jelas yonggi.

Yechan tetap bungkam. Ia bawa pandangnya menerawang jauh ke ruang gelap di depan sana. Lautan terbentang seolah tak berujung.

"Aku akan mengabari jaehan hyung?! Dia juga sangat khawatir padamu. Sekali ini tolong jangan egois!! Jangan seolah kamu membuatnya bahagia padahal kamu tidak tahu kesungguhannya! Oke?!! "

tetanggaku tersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang