Bab 1

5.6K 364 238
                                    

Tes ombak,,,

Masih ramai ga ya yang baca story MG! Setelah huru hara kemarin banyak yang pada turun, padahal setiap ada yang heboh akan kembali ke mode normal.

Lupakan yang sudah pergi, tujuanku di sini hanya untuk menghibur kalian dan menemani perjalanan MG semoga bisa sampai finish.

Semoga storyku kali ini masih menghibur seperti yang sudah2.

Selamat membaca..

☀️❤🌻

Di sebuah rumah yang tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar tinggallah seorang Pria yang berumur 35 tahun, dia duda memiliki satu orang anak laki-laki berumur 16 Tahun.
Duda itu menikahi seorang janda yang memiliki 1 anak perempuan yang berumur 20 Tahun.

Jelius Traipipatanapong menikahi Barbara sejak 5 Tahun lalu, Jelius terlalu sibuk hingga dia tidak bisa mengurus anaknya seorang diri, dia tetap membutuhkan peran seorang wanita di dalam rumahnya.

"Mah, Papa pergi keluar kota lagi?"

"Iya, tadi Pagi Papa pergi kau belum bangun jadi Papa tidak pamit denganmu."

"Uang jajanku Mana?"

"Papa sudah transfer ke rekeningmu."

"Lain kali bilang pada Papa uang jajanku tidak perlu di transfer, aku repot harus ambil dulu ke Atm."

"Papamu buru-buru jadi tidak sempat kasih uang cash."

"Uang jajan Kana mana?" Kali ini anak laki-lakinya yang bertanya.

"Kau mau ke mana?"

"Kana mau sekolah Mah."

"Tidak ada, kau tidak akan pergi ke sekolah."

"Tapi Kana juga mau pergi sekolah."

"Mama bilang tidak ya tidak, tidak perlu membantah atau Mama akan menguncimu di Kamar."

"Lihat Mah dia makan Ayam," Ucap Jesika anak perempuan Barbara.

"Sudah Mama bilang kau jangan makan Ayam!" Bara mengambil Ayam dari piring Kana, saat ini mereka bertiga sedang ada di meja makan.

"Kau makan tahu dengan sayur saja."

Kana hanya melihat Ayam goreng menghilang dari piringnya dan di ganti dengan Tahu oleh Jesika. Kana menoleh ke piring Jesika dan juga Bara. Mereka selalu makan yang enak-enak.

"Aku pergi dulu ya Mah!" Jesika pamit pergi kuliah.

Sementara, Kana hanya diam di meja makan, dia melanjutkan makannya perlahan-lahan.

"Cepat selesaikan makanmu! Kenapa lambat sekali makannya? Tahu dan sayur itu sehat."

Kana mengangguk.

"Kana tidak apa-apa, Kana baik-baik saja, Kana kuat ko," batinnya sambil menatap paha ayam goreng kesukaannya.

Setelah makan Kana pergi ke kamarnya, dia duduk di meja belajar sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.

Beberapa menit kemudian, dia bosan dan pergi ke balkon kamarnya, dia menatap rumah tetangga yang terlihat sangat besar tapi tidak pernah ada penghuninya.

Hanya ada satu orang pria yang tinggal di dalam sana, tapi Pria itu sangat pendiam dia tidak pernah bersosialisasi dengan para tetangga.

Ting...

Satu pesan masuk ke ponsel Kana.

"Kana kau tidak sekolah?"

Kana hanya membaca pesan tersebut tanpa ingin membalasnya.

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang