Bab 31

1.4K 308 148
                                    

Kana melipat baju dan menyusun di lemari, dia tidak banyak membawa baju, sebagian bajunya masih dia tinggal di Swiss.

"Apa kita harus kembali ke Swiss?"

"Kenapa Pah?"

"Baju mu dan baju Papa masih bayak di rumah Tante Jaenab."

"Tidak mau, baju Cenja banyak! Daddy cudah belikan baju balu untuk Cenja."

"Itu kan Senja, baju Papa tidak banyak!"

"Papa bica pakai baju Daddy, jangan lepot-lepot pelgi ke cwiss jauh. Atau nanti Cenja bilang Daddy kalau Papa tidak punya baju."

"Jangan bicara apa pun pada Daddymu, Daddymu sangat suka menginjak kelemahan Papa."

"Ya cudah kalau gitu pakai baju Daddy aja."

Di sisi lain Win, Hil dan Jesi sudah sampai ke pantai, mereka memesan Kamar hotel yang berbeda.

"Kalian berdua kenapa tidak satu kamar saja?"

"Aku lebih suka tidur sendiri, bukan kah itu lebih baik," ucap Jesi.

"Ya sudah aku pesan kamar tiga ya."

"Dua juga tidak apa-apa Win, kita bisa ko berbagi kamar."

"Ini Thailand Girl bukan Swiss," ucap Jesi dengan nada sedikit kesal.

Win memesan 3 kamar untuk dirinya, Hil dan Jesi.

"Ini kunci kamarmu, istirahatlah kau pasti lelah sudah mengemudi."

Jesi mengambil kunci kamarnya dari tangan Win mereka bertiga pergi ke kamar masing-masing.

"Selamat sore cantik!"

Cup..

Mew mencium pipi Senja yang lagi tiduran di sofa sambil nonton kartun.

"Daddy cudah pulang?"

"Senja sudah mandi?"

"Cudah!"

"Papa di mana?"

"Papa di kamal, tadi katanya mau mandi."

Mew pergi ke kamar, saat membuka pintu Kamar Mew melihat Kana sedang menyisir rambutnya.

Mew menyimpan tasnya di atas nakas, lalu dia mendekat ke arah Kana dan memeluk Kana dari belakang.

"Aku baru saja mandi Tuan."

"Hmm aku merasakan aromamu sangat segar."

"Jangan sentuh aku, Tuan pasti bawa kuman dari luar."

"Meski baru saja pulang kerja, tapi tubuhku tidak kotor."

"Lebih baik Tuan mandi."

"Sebentar saja Kana, biarkan aku melepas lelah."

"Aku mau temani Senja."

"Kana sebentar saja."

"Bukankah Tuan sudah bilang tidak akan memaksaku!"

"Aku tidak akan melakukan apa pun padamu."

Kana berbalik menghadap Mew.

"Lebih baik Tuan mandi."

Mew tersenyum, dia ngangkat tangannya lalu menyentuh bibir Kana.

Plakkk...

Kana menampar pipi Mew dan itu tamparan yang sangat keras.

"Pegang kata-kata Tuan, Tuan pernah bilang Tuan tidak akan menggangguku."

"Kenapa? Apa kau merasa terganggu oleh ku?"

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang