Bab 8

1.6K 297 133
                                    

"Selamat malam Tuan Mew, semoga Tuan mimpi indah," Kana mengusap rambut Mew dengan penuh kasih.

Dan Kana pun tertidur lebih dulu dari Mew. Perlahan-lahan tangan Kana terkulai lemas tidak lagi memeluk Mew.

Mew mengangkat kepalanya lalu menatap wajah Pria yang sudah lebih dulu menjemput mimpinya. Mew mengangkat tangannya lalu mengusap lembut wajah Kana dengan jarinya. Pipi yang lembut, hidung yang mancung serta bibir yang terlihat sangat mungil dan sexi membuat Mew berpikir, betapa sempurnanya Tuhan menciptakan manusia yang ada di hadapannya sepaket dengan kerandomannya.

"Tuan, jangan ganggu aku!" Ucap bocah itu dalam tidurnya.

Kana memeluk tangan Mew, menghentikan aktifitas Mew yang sedang mengagumi wajah Kana dalam tidurnya.

Mew pun tersenyum, bagaimana bisa anak itu bicara saat matanya sudah tertutup. Mew membaringkan kepalanya di ceruk leher Kana, saat hidung Mew menyentuh leher Kana tercium aroma minyak telon dan Mew percaya jika anak ini tidak berbohong. Tubuhnya masih harum Baby bukan harum pria dewasa, wangi minyak telon itu pun menjadi aroma terapi untuk Mew hingga Mew pun tertidur sambil memeluk tubuh mungil Kana.

Pagi hari.

Kana membuka matanya, dia tidur dengan posisi membelakangi Mew dan Mew memeluk dia dari belakang.

Kana menyentuh tangan Mew, Pria dewasa itu masih tertidur pulas dengan posisi nyamanya.

"Tidur seperti ini jadi serasa memiliki seorang suami," Kana berbalik menghadap Mew.

Kana menyentuh pipi Mew dan mata Mew pun terbuka karena sentuhan tangan Kana.

"Selamat pagi Tuan Mew! Apa tidurmu nyenyak?"

"Hemm!"

"Tuan pergi ke alam mimpi sebelah mana? Kenapa tidak bertemu denganku?"

"Aku tidak mimpi."

"Benarkah! Tapi benar juga sih Tuan sudah punya segalanya untuk apa lagi Tuan bermimpi."

"Lalu kau mimpi apa?"

"Aku mimpi lihat kuda kawin, Tuan tau penis kudanya sama besar dengan betisku, aku jadi membayangkan jika ada manusia yang memiliki penis sebesar itu apa tidak menembus jantung."

"Kenapa isi kepalamu ngeres sekali?"

"Memangnya aku debu, aku hanya cerita penisnya gede dan panjang."

"Masih pagi, jangan bicara yang tidak-tidak," ucap Mew dan dia pun tidak sadar, Mew merekatkan pelukannya pada Kana.

"Sudah pagi Tuan, apa Tuan berniat ingin melanjutkan tidur Tuan?"

"Jam berapa ini?"

"Tidak tau!"

"5 menit lagi."

"Tuan..!" Bisik Kana di telinga Mew.

"Hemm."

"Ada yang ikut bangun ya? Aku merasa ada yang menendangku di bawah,"
Tangan Kana  merayap ke bawah dan menyetuh benda keras yang ada di bawah.

Mew pun terkejut Kana menyentuh bagian intimnya.

"Senja! Ini hal yang normal, kau pria apa punyamu tidak ikut bangun saat kau bangun tidur?"

"Tidak, milikku pemalas. jika dia sudah terkena air di kamar mandi baru dia akan bangun. Milik Tuan terasa lebih besar."

Kana membalikkan posisi Mew lalu naik ke atas tubuh Mew.

"Mau aku bantu?"

Mew bangun dan duduk membawa Kana di pangkuannya.

"Pergi mandi nanti kau terlambat!"

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang