Bab 33

1.6K 310 102
                                    

Beberapa menit kemudian.

"Daddy berangkat kerja dulu ya."

Mew mencium pipi anaknya lalu dia berdiri dari kursinya.

"Daddy tidak tium Papa?"

"Sudah siang Daddy buru-buru."

Mew pergi tanpa pamit pada Kana.

"Papa tidak apa-apa kan? Daddy bulu-bulu katanya, becok kita ingetin lagi kalau mau kelja halus tium Papa juga."

"Halah, Daddymu sudah ada kesenangan yang lain."

Senja menoleh ke arah Win.

"Jangan tanya Paman, Paman tidak tau apa-apa."

"Papa nanti kita belajar macak lagi kan?"

"Kau belajar masak, mau aku bantu tidak?" Ucap Hilarie.

"Tidak, aku mau belajar sendiri bukan kah kau harus bersiap  akan pulang?"

"Barangku sedikit, itu pun sudah aku rapihkan ke dalam koper."

"Jangan ganggu aku, aku mau belajar sendiri."

"Lagi pula untuk apa kau belajar masak di rumah ini semuanya sudah di siapkan oleh Maid."

"Bial Papa belguna lah Tan, ya kan Pah."

"Papa sudah melahirkan kau, apa itu kurang berguna?"

"Maksudnya belguna untuk Daddy. Bial ga belantem telus."

"Kalau Papa bisa mengerjakan semuanya Papa yakin Daddymu nanti yang tidak akan berguna."

"Keljain aja dulu benalan bica ga, kalau ngomong doang cemua juga bica. Cenja mau main ke lumah Nenek akh."

"Nanti Paman mau anter Tante Hilhil, Senja mau ikut tidak?"

"Ke mana?"

"Ke bandara!"

"Cama Tante Jesi?"

"Kalau Tante Jesi mau kita pergi sama-sama."

"Ajak Cenja jalan-jalan ke emol ya Paman?"

"Boleh! Nanti kita pergi nonton."

"Ok, Cenja mau."

"Senja kan mau masak dengan Papa!"

"Nanti aja Pah macaknya, Cenja mau ikut Paman Win jalan-jalan."

"Kau tidak mau ikut?" Tanya Win pada Kana.

"Tidak, aku di rumah saja."

"Apa kau yakin? Aku lihat sudah lama kau tidak keluar rumah."

"Aku memang sedang malas, kalian pergi saja."

"Kenapa? Apa kau hamil?"

"Tidak Win, aku dan Tuan Mew tidak pernah?"

Kana menghentikan kata-katanya.

"Aku sudah selesai aku duluan ya."

Kana berdiri dari kursinya, dia pergi ke kamarnya.

Dia membuka ponselnya, masih penasaran dengan menu masakan yang sering di buat oleh Mamanya kenapa masakan Mamanya selalu enak sedangkan masakan yang di buat olehnya tidak sedap sama sekali padahal dia sudah mengikuti tutorial yang ada di dalam youtube.

"Pokoknya aku harus bisa!"

Kana menunggu rumah sepi dan dia akan bersiap mengacak-ngacak dapur milik suaminya.

"Kana, aku pulang ya!"

"Hmm, hati-hati ya, maaf aku sudah mengecewakanmu."

"Tidak masalah, keluarga barumu sangat baik, kau beruntung memiliki mereka, semoga kau dan Phi Mew langgeng sampai tua."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang