Bab 38

1.3K 292 185
                                    

Plakkkk...

"Huaaaaaa....."

Kana melepaskan ciumannya saat mendengar tangisan dari anaknya.

"Siapa yang nangis?"

"Tidak tau, aku lihat dulu."

Kana keluar dari dalam kamar mandi dia lari menuju kamarnya.

"Siapa yang nangis?"

"Phi Mentali Pah."

"Kenapa?"

"Tadi ada nyamuk di pipinya telus Cenja tabok, eh phi nangis."

"Senja, sakit lah! Terus dapet nyamuknya?"

"Engga!"

Kana memutar bola matanya malas lalu dia menggendong Mentari menenangkan anaknya yang belum berhenti menangis.

"Ada apa?" Mew turun sudah berpakaian lengkap.

"Ada nyamuk!" Jawab Senja.

"Nyamuk?"

"Iya, Phi mentali di gigit nyamuk, untung ada Cenja."

"Terus kenapa Phimu nangis?"

"Cenja tabok nyamuk di pipinya telus dia nangis. Cakit kali Dad padahal Cenja pelan-pelan."

"Lain kali tidak boleh begitu ya."

"Iya, lain kali Cenja diemin aja kalau Phi Mentali di gigit nyamuk."

"Kita pergi makan yuk!"

"Daddy cudah mandinya?"

"Sudah! Daddy lapar," Mew menggendong Senja dari atas tempat tidur.

"Phi mentali maaf ya, jangan nangis lagi nanti Cenja beliin pelmen kalet."

"Hah apa?" Tanya Mew.

"Pelmen kalet Dad, nanti kita belikan ya. Ada laca mangga, melon, cocolate, jeluk."

Mew berpikir sejenak.

"Memang ada ya premen karet?" Tanya Mew pada Kana.

"Ada."

"Seumur hidupku, aku tidak pernah tau ada premen karet, kondom bukan?"

"Tuan! Jangan bicara seperti itu di depan anak kecil."

"Serius aku tanya! Memangnya ada?"

"Memangnya Tuan taunya premen apa?"

"Aku tau lolipop, Yupi dan fox, premen karet premen apa? Pasti makanan rakyat jelata, apa tidak mati jika mengkonsumsi karet?"

"Jika tidak tau tidak perlu di cari tau dan tidak perlu banyak tanya."

"Jangan kasih makan anak-anakku permen karet ya."

"Enak tau Dad!"

"Nanti usus Senja kelilit karet."

"Kaletnya tidak di makan."

"Terus di apain? Di liatain aja!"

"Cudah benal kata Papa! tidak pelu tanya, lepot banget jawab peltanyaan Daddy."

"Daddy lapar makan yuk!"

"Hayu!" Ucap Senja semangat.

Semakin lama tangis Mentari pun terhenti tapi Pipi Mentari sedikit merah akibat tabokan Senja.

1 jam kemudian.

Mew, Kana dan ke dua anaknya sedang berada di ruang keluarga, mereka berdua menemani anak-anaknya nonton kartun. Senja sudah pulas di atas pangkuan Mew.

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang