Bab 35

2K 340 255
                                    

"Tuan, lebih baik Tuan kembali ke hotel."

"Kenapa?"

"Mentari pasti bertanya-tanya kenapa Tuan ada di sini."

"Kasih tau saja."

"Tidak semudah itu Tuan."

"Kalian harus pulang denganku."

"Tuan mengertilah, aku butuh waktu untuk menyakinkan Mentari, dia bukan Senja! Tuan bawa ke Showroom saja Senja sudah luluh."

"Biarkan aku bersamanya, aku tidak percaya jika aku tidak bisa menaklukkan anak itu."

"Aku yang paham anakku, jadi biar aku saja yang bujuk dia."

"Tapi dia juga anakku."

"Jangan keras kepala, jika dia tau kau Daddynya dia akan semakin membencimu."

"Baiklah aku pergi! Besok kita pulang."

"Aku tidak janji."

"Aku banyak pekerjaan Kana!"

"Ada yang nyuruh kau ikuti aku? Tidak kan!"

"Siap atau tidak kita harus pulang besok, terserah bagaimana caranya kau membujuk Mentari tapi kau harus bawa dia juga bersamamu, aku jemput kalian berdua besok pagi."

Mew pergi dari rumah Tante Jaenab dia kembali ke hotel bersama anak buahnya.

"Memang keras kepala! Semua harus bukti," gerutu Kana lalu dia masuk ke dalam rumah.

"Papa kenapa?"

"Papa dapat telepon dari Kakek."

"Telus?"

"Kakek insiden."

"Telus?"

"Kakek bilang besok Papa harus pulang."

"Telus?"

"Kakek bilang Mentari juga harus ikut."

"Mentali bukan Doktel."

"Kakek rindu sama Mentari."

"Culuh aja Kakek ke cini."

"Kakek kan sakit."

"Tunggu Kakek sembuh dulu."

"Mentari tidak kasian sama Kakek, Kakek sudah tua dia tidak kuat menempuh perjalanan jauh. Kita pulang ya besok."

"Papa aja yang pulang, Mentali di cini aja cama Nenek Jeje."

"Sayang,, Mentari tidak kasihan sama Papa, nanti kalau Papa rindu pada Mentari bagaimana?"

"Kita bica vidio Call."

"Mentari tega sama Papa ya, Papa ingin kita bertiga kumpul lagi sama-sama."

"Mentali tatut ketemu cama Miu Cuppacit."

"Papa saja tidak tau Daddymu ada di mana."

"Dia tidak ada?"

"Tidak ada."

"Dia cudah mati?"

"Papa tidak tau, jangan pikirkan dia Papa hanya ingin tinggal dengan Mentari dan Senja. Mentari mau ya ikut Papa pulang?"

"Tidak mau Pah!"

"Papa ngambek kalau begitu, Papa tidak mau bicara lagi dengan mentari."

Kana pergi ke kamarnya dan Mentari mengejar Kana dengan langkah kecilnya, dia belum terlalu pandai berjalan.

"Papa jangan malah! Ok deh Mentali mau itut Papa pulang."

Kana menghentikan langkahnya dan menoleh pada Mentari.

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang