Mew melipat kedua tangannya di dada, dia diam menatap ke arah dua manusia yang penuh dengan drama. Sementara yang di tatap juga diam saling tatap-tatapan tanpa mengeluarkan suara lagi.
"Lanjutkan!"
Kana dan Senja membuang pandangannya jauh dari Mew, mereka bahkan tidak berani menoleh ke arah Mew.
"Siapa yang akan mulai menjelaskan?"
Masih diam tidak ada yang mau membuka suara. Hingga terlihat raut wajah Mew mulai berubah.
"Kana! Apa kau tuli? Cepat jela...?"
"Sttttt..." Senja menaruh jari telunjuknya di atas bibir Mew. "Daddy tidak boleh malahin Papa.
Senja pindah ke gendongan Mew tapi di tahan oleh Kana.
"Senja sudah bertemu dengan Daddy, sudah waktunya kita pulang. Senja mau kan?"
Senja menoleh ke arah Mew dia tidak ingin kehilangan pohon uangnya.
"Daddy mau itut kita ke Cwiss? Cenja mau pulang ke Cwiss."
"Tidak bisa di percaya, aku sedang menunggu penjelasanmu Kana."
"Tidak ada yang ingin aku jelaskah Tuan."
"Tidak ada kau bilang?"
"Iya tidak ada, Senja anakku aku tidak akan memberikan Senja pada Tuan."
"Senja juga anakku tapi ini bukan perkara Senja anak siapa, tapi kenapa kalian berdua membohongiku?"
"Aku tidak ada niat untuk membohongi Tuan, tapi Senja selalu bertanya tentang Tuan jadi aku pertemukan dia dengan Tuan, janjinya hanya 1 bulan saja dan setelah itu kita akan pergi tapi ternyata Senja tidak mau pulang."
"Papa nyalahin Cenja? Kan Papa yang culuh Cenja bohong."
Kana memberi tatapan tajam pada Senja.
"Lalu bagaimana bisa Senja ada di panti asuhan?"
"Panti itu milik kawanku, tidak mungkin juga tiba-tiba aku bawa Senja ke rumah Tuan."
"Kau bisa melakukan hal mudah seperti itu tidak perlu sampai menitipkan Senja ke Panti."
"Aku malu, aku sudah melarikan diri lalu tiba-tiba datang bawa anak. Senja selalu iri pada teman-temannya, mereka punya orang tua lengkap sedangkan Senja tidak."
"Daddy, teman-teman Cenja di beliin mainan banyak cama Daddynya, maca Cenja tidak! telus meleka cuka jalan-jalan cama Daddynya, Cenja hanya punya Papa, telus Papa juga cuka tidak punya uang jadi Cenja cari Daddy."
Kana mencibikan bibirnya kesal.
"Apa harus sekarang kau bicara seperti itu? Kita sedang ada dalam masalah bisa-bisanya masih bisa bicara soal uang," ucap Kana pada Senja.
"Tapi itu benal kan Pah, Daddy yang cabal ya jangan malah-malah, kata Papa Daddy cudah tua nanti takut pendek umul."
"Senja!" Kana semakin merasa dosanya sangat menggunung di hadapan Mew.
"Senja ikut Daddy!" Mew mengambil Senja dari gendongan Kana.
"Tuan! Jangan seperti ini, jangan pisahkan aku dan Senja."
"Kau lupa anak ini sudah aku adopsi secara hukum.".
"Kau mengadopsi Adel bukan Senja, Senja milikku."
Mew tidak habis pikir dengan otak licik Kana.
"Tapi Senja darah dagingku."
"Kau hanya titip benih saja, yang mengandung, melahirkan dan mengurus Senja sampai sebesar ini aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Senja [END]
Short StoryTidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.