Bab 37

1.9K 330 319
                                    

"Kalian berdua sedang apa?"

Mew mendorong kursinya ke belakang dan New berdiri seraya menaruh pulpen di atas meja.

"Kau keluar saja dulu!" Perintah Mew pada New.

"Baik Tuan!"

New keluar dari ruangan Mew dan mendapat tatapan sinis dari Kana.

"Tunggu dulu! Kau mau kemana?"

"Mau ke ruangan saya Tuan."

"Kau sedang apa di kolong meja suamiku?"

"Tadi tidak sengaja saya menjatuhkan pulpen."

"Pulpen yang mana yang kau ambil?"

"Hah!" New bingung sama pertanyaan Kana.

"Keluar semua dari ruangan ini."

New keluar dan Win menggiring kedua ponakannya ke luar.

"Paman! Kita mau ke mana?"

"Sudah ikut saja!"

Win keluar membawa dua keponakannya lalu dia menutup pintu ruangan Mew.

Kana menaruh Box makanan di atas meja lalu dia berjalan ke arah meja Mew.

"Kenapa kalian pada datang ke sini?"

"Akhirnya kau mau juga bicara padaķu, aku lihat asistenmu sangat menarik, apa itu yang membuat mu akhir-akhir ini tidak pernah lagi makan di rumah?"

"Aku tidak makan di rumah hanya untuk menghindari pertengkaran saja."

"Benarkah? Sepertinya kau punya keasikan lain di luar rumah."

"Aku sibuk tidak sempat mikir hal lain."

"Aku tidak percaya."

Kana berdiri di hadapan Mew, dia menunduk ke arah celana Mew, lalu menyentuh bagian resleting, apa ada yang menegang di dalam sana.

"Kana?"

"Diam kau!"

Kana membuka ikat pinggang Mew, lalu kancing dan menurunkan resleting celana Mew.

Kana menarik sedikit celana dalam Mew, hingga alat tempur Mew keluar dari dalam celana. Tentu saja itu membuat wajah Mew tegang terlebih Kana menyentuh dan mengendus penisnya. Setelah Kana memastikan alat tempur Mew masih bersih dan kering, dia menutup kembali celana Mew mengembalikan seperti semula.

"Ok, aman!"

Kana ingin memanggil anak-anaknya namun tangannya di tahan oleh Mew.

"Ada apa?"

"Jika kau sangat perduli dengan sesuatu yang aku punya kenapa kau tidak ingin memilikinya?"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan!"

"Tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti?" Mew menarik Kana hingga Kana duduk di pangkuannya.

"Aku akan panggil anak-anak, mereka datang ingin makan siang dengan Tuan."

Mew memeluk pinggang Kana.

"Bagaimana kalau malam ini kita melakukannya, selama kau jadi pasanganku kita belum pernah melakukan malam pertama."

"Tuan bicara apa?"

Mew menyandarkan kepalanya di dada Kana, kali ini dia berharap tidak ada penolakan dari Kana.

"Apa yang kalian bawa untukku?"

"Aku tidak tau, Bibi yang siapkan."

"Bukan kau?"

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang