Pagi-pagi Kana dan yang lainnya sudah berada di meja makan, mereka sarapan dengan menu roti dan segelas susu hangat.
"Aku tidak kenyang jika hanya makan roti, Bi Tuti aku boleh makan Mie instan tidak?"
"Di rumah ini tidak ada makanan instan, makanan instan tidak baik untuk kesehatan."
Seketika Kana teringat apa yang di katakan Jesi, Kana sunat karena kebanyakan makan yang instan.
"Nasi goreng deh Bi?"
"Sudah tidak ada waktu! Nanti kau terlambat," jawab Mew.
"Coco krunch ada tidak?"
"Ada tapi punya Win, jika kau mau nanti aku belikan untukmu."
"Buatkan saja punya aku Bi," ucap Win.
"Eh tidak perlu, aku makan roti saja."
Kana mengambil roti satu helai lalu dia olesi dengan cream coklat, lalu dia tumpuk dengan satu helai roti dan dia lakukan berulang-ulang hingga roti dipiringnya menjadi tumpukan yang sangat tinggi.
"Senja, apa kau bisa menghabiskan roti sebanyak itu?"
"Bisa Win, roti ini akan mengganjal perutku sampai jam istirahat, jika aku lapar aku suka bodoh. Tuan Mew maaf ya, aku sudah bilang aku tidak akan menghabiskan beras di rumah Tuan tapi aku tidak janji tidak akan menghabiskan roti di rumah Tuan."
Suasana meja makan pun jadi ramai akibat ulah Kana yang banyak maunya, kebiasaan di rumah Mew pun di langgar oleh Kana.
"Kau kecil tapi kuat makan," ucap Win
"Bukan hanya kuat makan, angkat Tuan Mew juga aku kuat."
Win tertawa.
"Kenapa kau tidak makan?"
"Melihatmu saja aku sudah kenyang."
"Jangan begitu, kau akan menghemat uang Kakakmu kalau seperti itu."
"Makanlah! Kata Phi Mew nanti kau terlambat."
Kana mengangguk dia mulai makan roti yang ada di depannya.
"Win, berapa umurmu?"
"Kau tanya aku?"
"Iya."
"17 Tahun."
"Beda 1 Tahun denganku, kau tidak pergi ke sekolah?"
Win menggeleng.
"Kenapa?"
"Aku takut."
"Senja!" Ucap Mew.
"Sttt...aku tidak suka kalau aku bicara ada yang memotong."
"Kau tau ini di mana?"
Senja memutar matanya seolah-olah dia berpikir.
"Akh iya, kita sedang ada di meja makan, Maaf Tuan. Win jika kau mau, kau bisa pergi sekolah denganku, kau tidak perlu takut aku akan menjagamu, kau akan punya banyak teman! Apa yang kau takutkan semua manusia sama saja, kekuranganmu jangan kau jadikan rasa takut yang berlebihan, aku saja banyak kurangnya terutama uang, aku tidak punya banyak uang sepertimu tapi tidak ada yang berani mengejekku dan itu semua karena apa? Apa kau tau? Karena semua takut dengan mulut lemesku. Setidaknya aku punya kelebihan walau pun kelebihan aku hanya di bicara saja."
Mew ingin sekali melempar Kana dengan pisau roti yang ada di tangannya. Di tegor bukan diam malah dia semakin panjang bicaranya.
"Temanmu pasti senang berteman denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Senja [END]
Short StoryTidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.