Bab 18

1.5K 307 87
                                    

"Kau yakin mau anak itu?"

"Aku tidak ada teman di rumah."

"Sudah waktunya kau punya anak sendiri untuk apa Adopsi anak orang lain."

"Anak itu bukan anak siapa-siapa, dia tidak punya orang tua, lagi pula aku mau bikin anak dengan siapa?"

"Kau dan Jesi sudah lama berteman apa tidak ada niatan untuk menikah?"

"Aku suka dia tapi dia belum tentu suka padaku, lagi pula Adel itu cantik boleh ya Phi, dia bisa jadi anak Phi."

"Aku?"

"Phi yang paling tua di rumah lagi pula yang punya penghasilan itu Phi."

"Kau nikah dulu dengan Jesi baru kalian bisa Adopsi anak, bukan tadi kau dengar sendiri syarat Adopsi anak itu harus sudah menikah."

"Aku rasa mapan saja bolah ko, buktinya tadi ibu kepalanya bilang kita suruh temui mereka."

"Aku bisa bantu kau, tapi kau harus tanggung jawab, mengurus anak itu tidak mudah."

"Aku akan tanggung jawab, aku tidak akan melakukan kesalahan sama seperti yang Phi lakukan pada Senja."

"Aku pegang kata-katamu."

Mew dan Win menunggu acara hingga berakhir, Mew memperhatikan keluarga temannya mereka berdua nampak bahagia dengan kehadiran dua orang anak di tengah-tengah mereka, Mew pun tersenyum melihat kebahagiaan temannya. jika dia tidak melakukan hal bodoh mungkin dia juga sudah bahagia bersama Senja dan juga anak mereka.

"Phi pasangan teman Phi mirip dengan Senja ya, hanya saja dia sedikit lebih Tua."

"Senja itu masih anak-anak saat masuk ke rumah kita, entah seperti apa dia sekarang."

"Senja pasti sudah dewasa, jika dia mempertahankan anaknya mungkin anak itu juga sudah besar, dia sudah 3 Tahun, Senja benar-benar marah pada Phi."

"Tidak apa-apa aku harap dia bisa hidup dengan baik."

Setelah acara selesai Mew pamit pada temannya.

"Aku pulang dulu ya, terima kasih untuk undangannya."

"Aku yang harusnya berterima kasih, kau mau repot-repot datang ke acara kecil kami."

"Aku senang bisa kumpul bersama kalian, aku tidak pernah ada di acara seperti ini."

"Aku percaya, kau pasti pergi ke pesta-pesta mewah."

"Tidak juga aku jarang pergi ke pesta," ucap Mew sambil menoleh ke arah Kana.

"Kau masih penasaran padaku?" Ucap Kana pada Mew. "Aku hanya mirip dengan orang yang kau kenal, aku sudah menikah dengan suamiku selama 9 Tahun, perjuanganku untuk mendapatkan suamiku tidak mudah aku harus hamil dulu supaya dapat restu dari ke dua orang tuaku."

Uhuk...uhuk...uhuk...

Mendengar kata-kata Kana Mew langsung terbatuk-batuk.

"Maafkan istriku Mew, dia memang suka ceplas ceplos."

"Tidak apa-apa, dia unik sama seperti?"

"Seperti siapa?"

"Tidak ada!"

"Aku dan Kana sudah bersama sejak kecil, dia memang sedikit random."

"Kalian beruntung sekali menjaga jodoh kalian sejak dini, semoga kalian selalu bahagia."

"Aku doakan semoga kau juga bahagia, jika kau sudah merasa yakin dengan seseorang jangan pernah menoleh ke belakang, di pisahkan dan di pertemukan dengan orang baru itu semua sudah rencana Tuhan, Tuhan tidak akan mungkin menyesatkanmu."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang