Bab 30

1.4K 290 215
                                    

"Cenja mau nyanyi ya Mama-mama leadel, cemuanya itut Cenja nyanyi ya?"

"Di butit indah belbunga, kau mengajak aku ke cana...memandang alam cekitalnya..kalena Cenja tlah tibaaaaa... mentali tenggelam di butit yang bilu langit melah belwalna cenduuu..."

"Ya Tuhan! Senja sedang apa?" Kana masuk ke dalam kamar, kamarnya sudah berantakan di penuhi oleh kelopak bunga mawar yang sudah Senja potek dari tangkainya dan bertaburan di atas ranjang.

"Ada apa?" Mew yang baru masuk pun melongo.

Senja yang sedang duduk di atas tempat tidur pun ikut diam sambil menatap Papa dan Daddynya.

"Pintar, kau kratif sekali. Tidak apa-apa lanjutkan saja, nanti biar Papamu yang rapihkan kekacauan yang sudah kau buat," ucap Mew.

"Papa malah ya?"

"Papamu tidak akan berani marah."

"Tapi Papa diam aja, biacanya kalau Papa diam itu malah."

"Siapa yang ajarin Senja nakal?"

"Cenja lagi nyanyi Pah!"

"Tapi itu..bunga Papa kau protolin begitu!"

"Ini punya Papa? Cenja pikil tidak ada yang punya."

"Biarkan saja Kana! besok biar aku ganti dengan mawar yang lain, jangan ganggu kesenangan anakmu."

"Ini bukan masalah bunga."

"Lalu apa?"

"Kau lihat semua kelopak bunga berserak di mana-mana, lalu kita akan tidur di mana?"

"Kita? Jadi kau sudah bisa terima?" Mew menarik pinggang Kana lalu berbisik di telinga Kana. "Tidurkan Senja lebih awal, dia sudah bantu untuk menyiapkan malam pertama kita, bukan kah itu kerja bagus!"

Kana menoleh pada Mew, lalu Mew memainkan alisnya.

"Tidak perlu banyak tingkah."

"Lebih baik kau ngaku saja, kau juga mau kan? Kita sama-sama Pria, kita punya kebutuhan yang sama apa lagi? Sekarang kau sudah dewasa, aku ingin mendengar desahan barumu."

"Kau tidak akan pernah mendengar lagi."

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja, jika kau paksa aku untuk melayanimu, aku akan melakukan dengan gaya batu, aku tidak akan merespon."

"Hah! Baiklah aku tidak akan memaksamu, aku akan tunggu sampai kau siap, lebih baik hari ini kita tidur bertiga saja sama seperti semalam."

Mew meraih tangan Kana dan mengelus tangannya yang terluka.

"Masih sakit?"

"Tentu saja!"

Cup..

Mew mengecup punggung tangan Kana lalu mengelus tangan Kana yang masih di perban.

"Aku mau mengerjakan sesuatu jika kau sudah ngatuk tidur duluan saja dengan Senja."

"Aku belum ngantuk!"

"Kalau begitu kau bisa main dengan Senja," Mew mengusap pipi Kana kemudian dia mengecup pipi Kana.

Mew keluar dari Kamar dan Kana menarik nafas panjang lalu duduk di samping Senja.

"Ini Pah! macih ada satu," Senja memberikan satu tangkai bunga mawar pada Kana.

"Daddy pasti membeli bunga dengan kwalitas premium, bunga ini jadi tidak ada harga dirinya di tanganmu."

"Papa bica beli lagi pake ini!" Senja menyodorkan black card pada Kana. "Kata Daddy pake ini bica beli cemuanya dali pada di pake cama tante Hilhil mending kita abicin."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang