Bab 34

1.8K 323 128
                                    

"Papa mau belangkat cekalang?"

"Heem."

"Cendili?"

"Iya, Tantemu tidak bisa ikut Papa, dia harus kerja."

"Papa hati-hati ya, Papa kapan pulang?"

"Kalau urusan Papa sudah selesai Papa pasti pulang."

"Tatutin kecoa aja Pah kalau Phi tidak mau itut."

"Heh tidak boleh begitu, Daddymu pasti marah pada Papa, dia tidak keliatan dari tadi."

"Daddy pelgi, tadi Daddy bilang ke Cenja katanya Papa culuh datang ke luang kelja Daddy tapi Cenja lupa bilang, telus Daddy pelgi deh."

"Yak! Kenapa Senja lupa?"

"Namanya juga manucia."

"Ya sudah Papa pergi ya, Senja baik-baik di rumah dengan Paman Win."

"Tunggu dulu Pah, Papa bawa kaltu hitam Daddy ya ciapa tau nanti Papa butuh."

"Papa sudah bawa uang banyak."

"Tidak apa-apa cebental Cenja ambil dulu."

Senja lari ke kamarnya tak lama dia kembali membawa black card.

"Papa bawa ini, tatut uang Papa hilang. Abicin aja icinya ga apa-apa."

"Nanti Daddymu marah."

"Tenang aja ada Cenja."

"Papa pergi dulu ya."

"Hemm!"

Kana pergi ke Bandara di antar oleh Jesi. Sementara Senja di rumah bersama Win.

"Sudah dapat uangnya?"

"Sudah Phi, aku jual diamon yang Tuan Mew belikan."

"Apa dia tau?"

"Aku tidak yakin jika dia tidak tau, Tuan Mew itu Licik dia saja bisa menikahiku tanpa restu orang tua."

"Hati-hati ya, kasih dia pengertian agar dia bisa menerima kesalahan."

"Dia Keras kepala!"

Jesi hanya bisa tertawa.

Setelah sampai bandara Kana turun tanpa di antar oleh Jesi.

"Apa dia sudah datang?"

"Sudah Tuan, dia baru saja turun dari mobil."

"Ok baiklah!"

Mew sudah menunggu Kana di JET pribadinya, mereka akan pergi ke Negara yang sama tapi berbeda pesawat.

Perjalanan mereka memakan waktu 13 jam, mereka merasa bosan saat melakukan perjalanan seorang diri.

13 jam kemudian.

Pesawat Mew dan Kana Landing di Swiss, mereka pun masih melakukan perjalanan masing-masing, Kana pulang ke rumah Tantenya sedangkan Mew tidur di hotel.

Ting..Nong..

Kana menekan Bel dan tak lama pintu pun terbuka.

"Selamat siang Tan?"

"Selamat siang Kana, bagaimana perjalananmu?"

"Sangat melelahkan!"

"Ayo masuk! Kau pasti ingin berbaring."

"Tidak! Aku ingin mencicipi masakan Tante, sudah lama aku tidak makan masakan Tante."

"Jadi sekarang kau ingat dengan Tante."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang