"Apa maksudmu?"
"Kau pikir hanya kau saja yang bisa semena-mena pada keluargaku! Aku juga bisa! kau pikir uangmu bisa membeli harga diri kami? Maaf Tuan! anda sangat tidak terhormat di hadapan keluargaku! Baumu sangat busuk," ucap Jesi dengan nada yang sangat mengebu-gebu.
"Wanita gila! Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan!"
Mew menepis tangan Jesi dari lehernya namun dengan cepat Jesi menjambak rambut Mew.
"Aku ingin sekali membunuhmu! Tidak puas rasanya hatiku melihat kau bebas berkeliaran setelah kau menghancurkan hidup adikku."
Win dan Kana lari keluar karena mendengar bising-bising di luar rumah mereka.
Win menarik Mew dan Kana menarik Jesi.
"Phi, Hentikan! Kau kenapa?"
"Pria ini yang mulai duluan, dia datang ke sini untuk membayarku."
Sementara Mew dan Win terkejut melihat Pria yang tak asing ada di depan mata mereka.
"Jangan berurusan sama mereka, ayo masuk!"
"Aku sudah bilang dia yang mulai duluan."
Kana menarik Jesi masuk ke dalam rumahnya tapi langkah Kana di hentikan oleh Mew.
"Senja!" Ucap Mew menarik tangan Kana.
Kana menepis tangan Mew.
"Kau salah orang Tuan, namaku Gulf Kanawut bukan Senja."
"Tidak mungkin!" Mew memperhatian Kana lalu dia melihat rumah Kana dan juga rumahnya, tiba-tiba rasa frustasi menyerang kepalanya. "Bagaimana ini bisa terjadi? Aku sudah mencarimu keseluruh dunia dan kau? Kau ada di depan rumahku."
Kana tersenyum sinis.
"Tuan kenapa? Tuan merasa mengenalku? Aku sudah puluhan Tahun tinggal di sini dan aku tidak pernah tau anda tetanggaku."
"JANGAN BERCANDA! AKU SUDAH HAMPIR GILA MENCARIMU."
Mew maju satu langkah dan Kana semakin menjauh dari Mew.
"Tuan mau apa?"
"Katakan padaku, ini tidak mungkin!"
"Jangan maju! Pulang sana tidak tau malu pagi-pagi sudah bikin gaduh di rumah orang."
"Senja, Jawab aku! Kau ke mana saja? Kau tau aku sangat merindukanmu."
"Stop! Jangan mengeluarkan kata-kata yang sangat menjijikan!" Kana memasang kuda-kuda dan mengepalkan ke dua tangannya karena Mew semakin mendekat padanya. "Ayo maju, aku tidak takut denganmu, tubuh kita sekarang sudah sama besar aku tidak takut jika harus melawanmu."
"Apa kau melahirkan anakku?"
Byurrr..
Jesi menyalakan kran air dan mengarahkan selang air ke arah Mew.
"Keluar kau bajingan."
"Jes! Bisa kau diam, aku ingin bicara dengan Senja."
"Tidak ada yang harus kalian bicarakan, masalah kalian sudah selesai."
"Ok! Aku akan pergi tapi aku akan kembali lagi untuk minta penjelasan dari Senja."
Mew pulang ke rumahnya, sementara Win hanya diam membeku melihat Kana ada di hadapannya. Jesi pun terdiam melihat Win yang masih menatap pada mereka.
"Phi ayo masuk."
Jesi mengangguk dan mereka berdua masuk ke dalam.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa Phi bertengkar dengan orang Tua itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Senja [END]
Short StoryTidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.