Bab 3

1.9K 301 168
                                    

"Kau kekurangan uang jajan?"

"Tidak Pah!"

"Kau pikir Papamu kekurangan uang untuk membiayai sekolahmu?"

"Kana kan pintar Pah, mungkin Donaturnya tertarik untuk membiayai sekolah Kana." Ucap Jesi

"Tapi tidak harus tinggal bersama dia kan?"

"Kana akan pulang setiap satu minggu sekali."

"Tidak boleh!"

"Biar Kana mandiri Pah, kalau dia tinggal di rumah orang mungkin dia akan tau diri."

"Kau tau kan Jes, Kana tidak pernah jauh dari rumah."

"Tidak jauh ko Pah, Kana cuma pindah ke depan rumah."

"Depan rumah siapa?"

"Keluarga Jong Pah, kebetulan dia Donatur di sekolah Kana, katanya dia banyak menyumbang termasuk untuk anak-anak yang tidak memiliki orang tua lengkap."

"Maksudnya bagaimana? kau ngaku kalau orang tuamu tidak lengkap."

"Kana tuh awalnya hanya bercanda Pah, Mama Bara kan memang bukan Mama Kana, mana Kana tau kalau Tuan itu serius, tidak cuma Kana ko Pah banyak anak-anak lain yang dapat beasiswa juga tapi salahnya Kana, Kana bilang ke Tuan itu. Adopsi Kana! Eh dia serius, dia bicara dengan Ibu Kepala. Hanya di depan rumah saja ko Pah, Kana bisa bolak balik pulang."

"Kau itu kalau bicara jangan sembarangan, walau pun hanya pindah ke depan tapi kita semua tidak tau siapa orang itu, rumah dia saja tidak terlihat karena dia memiliki tembok yang sangat tinggi, kau tidak takut?"

"Tidak! Kalau Kana tidak pulang dalam waktu satu minggu, Papa bisa lapor polisi."

"Papa tidak setuju!"

"Ya...Papa bagaimana sih! Cape-cape Kana jelasin tapi tetap tidak dapat izin."

"Diam saja di rumah, tidak dapat beasiswa juga tidak apa-apa, Papa masih sanggup bayar biaya sekolahmu."

"Kabur nih, Kana kabur saja lah."

"Kana harus dengar apa kata orang Tua."

"Pah, Kana itu pembangkang, lebih baik masukan ke pondok pesantren saja," ucap Bara.

"Sudah benar Kana ikut orang, dia akan tetap manja jika tinggal dengan kita, siapa tau Tuan Mew lebih tegas," ucap Jesi meyakinkan Papanya kembali.

"Akan Papa pikirkan!"

1 minggu kemudian.

"Apa Tuan Mew akan menjemputmu di rumah?"

"Tidak Phi, aku akan di antar oleh pihak sekolah ke rumah Tuan Mew."

"Kau harus jaga diri baik-baik ya?"

"Aku tau Phi, lagi pula aku tidak pergi kemana-mana."

"Hati-hati ya?"

Kana turun dari mobil Jesi dia menyeret koper menuju ruang kepala sekolah.

"Simpan di sini dulu ya kopermu, namamu Kana atau senja."

"Siang senja Bu kalau malam Kana."

"Mana ada begitu?"

"Nama aku Gulf Kanawut, ibu sudah pegang Bio aku masa masih tanya sih Bu."

"Ya sudah masuk ke kelasmu nanti kelas bubar kita pergi ke rumah Tuan Mew."

"Tapi ibu jangan bilang Tuan Mew ya kalau rumah aku dan Tuan Mew bersebrangan."

"Kenapa?"

"Aku takutnya kalau ada sesuatu dia langsung datang ke rumahku nanti kami para tetangga jadi tidak akur, tapi aku janji akan jadi anak yang baik ko Bu."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang