Bab 27

1.8K 309 154
                                    

Bacanya sambil bantu revisi ya, kalau ada typo komen aja.

Jangan lupa Vote, komen dan follow.

Terima kasih.
.
.
.
.

"Yeeee....Papa cama Daddy tiuman."

Senja berdiri di atas ranjang bersama kedua orang tuanya lalu dia mencium Pipi Kana dan juga Mew secara bergantian.

Sementara Kana menatap sinis pada Mew karena dia baru saja mencium Pipi Mew.

"Cenja bobo di cini ya cama Papa dan Daddy."

"Papa mau tidur di rumah."

Senja duduk di pangkuan Kana menghadap ke arah Kana dan memeluk pinggang Kana.

"Papa bacain dongeng ya, Cenja ngantuk."

"Kita pulang ya, nanti Papa bacain dongeng di rumah."

"Kita bobo di cini aja cama Daddy, tidak apa-apa kan Dad."

Mew mengangguk.

Kana melihat anaknya sudah ngantuk dia pun membaringkan Senja di tengah-tengah mereka, Senja tidur sambil memeluk Kana dan Kana menepuk-nepuk bokong Senja sambil menceritakan kisah yang di sukai Senja.

"Pada jaman dahulu Kala ada sebuah istana yang hanya di huni oleh dua orang manusia, hidup mereka nampak sepi dan sunyi lalu mereka membawa seorang anak ke dalam istana mereka agar rumah mereka menjadi ramai, dan anak itu dijadikan sumber kebahagiaan mereka hingga,,?"

"Hingga akhilnya pangelan jahat itu jatuh cinta dengan anak asuhnya, celitanya belum happy ending Pah, apa tidak ada lanjutnya?"

"Pangeran itu kan menikah dengan penyihir cantik."

"Telus meleka punya anak?"

"Punya, anak iblis!"

Mew masih tenang sambil mendengarkan Kana bercerita. Dongeng itu seperti tidak asing di telinganya.

"Lanjutkan!" Ucap Mew. "sampai kau menceritakan yang tidak-tidak pada anakku. Aku akan paksa kau membuat cerita itu sampai happy ending.

"Aku sedang berdongeng kenapa kau tersinggung."

"Aku tidak bodoh!"

"Ada aku bilang kau bodoh? Tidak kan!"

"Jangan paksa aku untuk memindahkan kau ke Pluto."

"Bisa diam tidak! Senja mau tidur."

"Daddy mau dengal dongeng juga?"

"Tidak! Itu hanya omong kosong."

"Omong kocong itu apa Pah?"

"Ngomong yang tidak ada suaranya."

"Ngomong dalam hati?"

"Kira-kira seperti itu!"

"Papa, Daddy! Cenja mau dongeng waktu Papa cama Daddy bikin Cenja bagaimana? ko Cenja kecil dulu tidak langsung becal kaya Papa cama Daddy?"

Kana dan Mew saling berpandangan.

"Ko Papa diam?"

"Papa tidak ingat caranya."

"Kalau Daddy? Apa Daddy juga lupa calanya?"

"Senja di buat dengan penuh kasih sayang."

"Kacih cayang itu bentuknya cepelti apa?"

"Kasih sayang itu rasanya manis bentuknya indah dan warnanya merah di taburi dengan sedikit bumbu pemaksaan, egois, amarah, kecewa dan penyesalan."

"Kacih cayang juga pakai toping ya cama kaya pizza. Belalti Cenja lahil dali kecalahan."

Menanti Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang