*******
Renata mengerjakan kedua matanya secara perlahan, Renata merasa seluruh tubuhnya seperti remuk dan kepalanya sangat pusing. Renata merasa ada sesuatu yang lembab pada jidatnya. Saat dia memegang benda tersebut ternyata itu adalah handuk kecil yang digunakan untuk mengompres agar suhu tubuhnya menurun.
Renata tersenyum samar, saat melihat Petra sedang terlelap. Pria itu tertidur di samping sofa dengan posisi yang kurang nyaman, saat bangun nanti mungkin Petra akan mengeluh merasakan sakit pada bagian leher Pria itu.
"Lo baik banget Tra,,, Citra beruntung bisa disukai dengan baik sama lo." gumam Renata.
Petra merentangkan kedua tangannya, tubuhnya sedikit sakit karena semaleman tidur di sofa.
"Udah bangun Ta?" Tanya Petra. Petra bangkit dari tidurnya, pria itu langsung membuka horden agar cahaya matahari masuk dengan baik.
Renata menganggukkan kepalanya, "Laper gak?" Ucap Petra kembali.
"Laper banget Tra," Petra tersenyum, pria itu melangkah mendekat pada Renata lalu mengacak pelan rambut wanita itu. Petra lalu beralih pada bagian perut Renata yang bisa dikatakan jika hanya menggunakan pakaian biasa, dapat terlihat jika wanita itu sedang mengandung. Petra berjongkok lalu menyentuh pelan perut Renata, "kamu harus kuat, jangan lemah ! Kamu harus melihat indahnya dunia, dan kamu harus menjadi pahlawan untuk menjaga Mama kamu nantinya."
Terharu, itulah yang dirasakan Renata. Petra yang bukan siapa-siapa dari bayi yang dia kandung saja, sangat menyayangi anak didalam perutnya ini. Tapi Raska? Lelaki itu bahkan ingin menyingkirkan anak mereka.
Petra menghela napas, lalu berdiri dan meninggalkan Renata yang sedang terdiam merenung. Saat Pria itu sampai di depan pintu, Petra berbalik, " gue keluar sebentar,,, Jangan kemana-mana." Perintah Petra, pria itu benar-benar lenyap dari pandangan Renata.
***
"Hari ini kita mau kemana No?" ujar Kanaya, Keano sudah menjemputnya pagi-pagi sekali. Katanya mau mengajak Kanaya Healing, tapi Kanaya belum mengetahui mereka akan menghabiskan waktu dimana.
Keano berdehem, "enaknya kemana Nay?" Keano malah berbalik bertanya pada Kanaya, membuat Kanaya sebal. Gadis itu sudah memanyunkan bibirnya.
"Ishhh,,, nyebelin banget sih No. Kalau belum tau kenapa gak bilang coba,"
"Kan yang penting jalan aja dulu Nay, mau kemana nya itu mudah. Asalkan perginya sama kamu," Keano menoleh pada Kanaya, memandang Kanaya yang duduk disebelah kemudi sudah menyebikan bibir meledek Keano.
"Bibir kamu kissable,, banget Nay kalau digituin." gurau Keano, dia mencoba menggoda Kanaya. Dan lihatlah hasilnya pipi Chubby itu sudah memerah seperti tomat.
"Ishhh,,,,, Omes banget sih Samudera Keano." Kanaya menutupi seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangan, dia sangat malu saat ini. Karena Keano selalu menggodanya.
Setelah perdebatan yang cukup pelik, diantara sepasang kekasih tersebut. Akhirnya Kanaya maupun Keano memutuskan untuk melalui waktu libur mereka dengan bermain seharian di Pantai.
Keano menaruh sendal dihadapan Kanaya, "jangan pake sepatu, ganti aja pake ini." Keano menunjuk sendal dihadapan Kanaya.
"Baiklah,, Tuan Muda." Kanaya menyatukan kedua tangannya, lalu membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Keano. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya. Ada saja tingkah lucu yang Kanaya perlihatkan.
***
Petra menaruh semangkuk bubur ayam dihadapan Renata, setelah Petra meninggalkan wanita itu untuk membeli sarapan. Saat kembali Renata sudah terlihat lebih membaik, wanita itu pun sudah kembali segar setelag membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANO
Teen FictionBerawal dari niat Keano balas dendam kepada gadis bernama Kanaya,yang sudah membuat sahabatnya patah hati. Keano berpikir menjadikan Kanaya sebagai kekasih dan memperlakukan Kanaya dengan tidak baik,akan membuat Kanaya menyerah! Nyatanya Keano yang...