Aluna melampaui batas

5 0 0
                                    

**

Seluruh Seolah dibuat dihebohkan, dengan berita jika Renata dikeluarkan oleh pihak sekolah. Setiap titik pada lorong sibuk membuat pra-duga tentang berita tersebut, ada yang berpikir jika ini pemerkosaan sampai pendapat atas dasar suka sama suka.

"Gilaaaa,,,,, ini sih karma Nay namanya."

Kanaya menajamkan pandangannya pada Balita, serta menggelengkan kepala. "Kita gak bisa ambil keputusan apapun, tanpa tahu apa yang terjadi Sebenernya. Kasian,, Renata pasti terpukul banget saat ini."

Mendengar ucapan Kanaya, Balita dibuat heran. Baik sekali sahabatnya ini, padahal Balita sangat tahu betapa jahatnya Renata pada Kanaya. Tapi, Kanaya masih mengkhawatirkan wanita itu.

"Gimana kalau kita ke Apartemen nya?" usul Kanaya pada Balita.

"Gak perlu!!"

Balita dan Kanaya terkejut saat mendengar suara itu, saat menoleh mereka sudah melihat Keano beserta para sahabatnya kecuali Gerald, sudah berdiri sambil bersedekap dada.

Kanaya mengerutkan alisnya, kenapa tidak perlu mau bagaimanapun Renata bersikap pada Kanaya, Kanaya tetap menganggap Renata teman baiknya.

Keano yang paham, apa yang sedang kekasihnya itu pikirkan pun. Lalu mengelus alis berkerut itu, " keadaan Renata pasti lagi gak baik-baik aja buat saat ini, jadi kasih dia waktu untuk menenangkan pikirannya. Setelah itu kamu bisa mengunjungi Renata,, Nay," Keano menjelaskan mengapa Kanaya tidak perlu menemui Renata saat ini. Bagaimanapun ini semua ulah adik tirinya, jadi Keano pun berperan untuk bertanggung jawab akan masalah yang terjadi saat ini.

Kanaya menghela napas pelan, " kamu bener,, nanti kalau Renata udah membaik. Kita temuin dia buat kasih dukungan," usul Kanaya.

Keano mengacak pelan rambut Kanaya, "Iya,,, nanti kita semua pergi kesana." Kanaya hanya tersenyum untuk membalaskan jawaban Keano.

Keano pun berlalu bersama para sahabatnya, meninggalkan Kanaya serta Balita yang sedang menikmati makan siang mereka.

"Gimana,,,,, rasa nya jadi prioritas Keano?" Aluna berjalan perlahan, menuju dua mantan sahabatnya itu.

Balita mendelik kesal, "ya,, enaklah kenapa?"

Luna tersenyum miring, "cuma gara-gara lo Keano bisa bentak-bentak gue !!!!" Teriak Aluna, Membuat seluruh penghuni Kantin mengalihkan atensi mereka kearah bangku paling pojok.

Balita berdiri dia sudah emosi, Luna semakin hari semakin seperti ular. "Lo kenapa sih Lun? Dari dulu gak pernah mikir pake otak!"

"Yang mikir itu lo sama sahabat lo ini!" Aluna menunjuk wajah Balita, melihat hal itu Kanaya melerai keduanya.

"Lun,,, aku gak ngerti maksud kamu apa? Kamu dateng langsung marah-marah gini,"

Aluna tertawa, tawa yang menakutkan menurut Balita. Saat mendengarnya Balita merinding, .

"Sok polos!!"

"Lo munafik Kanaya!!!! Lo cewek munafik!!!" Aluna terus mendorong Kanaya, membuat gadis itu mundur secara perlahan.

Balita menarik tangan Luna, Kanaya bisa-bisa jatuh.

Aluna mendorong Balita dengan kuat, membuat gadis berponi itu mundur sampai sikunya menabrak meja.

"Udah lama banget,, gue pengen ngelakuin hal ini. Gue gak perduli gimana kedepannya!!"

Plak

Plak

Tamparan itu begitu keras, membuat Kanaya terjatuh, dahi gadisnya itu terkena ujung meja kantin, dan sudut bibir Kanaya mengeluarkan darah, bahkan warna kulit pipi yang awalnya seperti putih susu, sudah berubah menjadi merah serta terdapat bekas telapak tangan Aluna.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang