****
Terhitung sudah tiga hari dari kejadian, Di Restoran malam itu. Kanaya menatap ponsel nya gusar, Keano seperti nya benar-benar kesal, bukti nya Pria itu sama sekali tidak memberikan Kanaya pesan, dan ketika bertemu di Sekolah. Keano hanya melengos pergi tanpa menghiraukan kehadiran Kanaya. Sedikit bingung kenapa Keano begitu marah padahal ia dan Petra tidak melakukan hal apapun selain makan malam bersama keluarga masing-masing.
"Galau kenapa sih bestie?" Balita memberikan segelas es teh pada Kanaya.
"Keano kayaknya marah sama gue?" Kanaya sudah memangku dagu nya, tak lupa dengan bibir yang sudah maju 5 cm.
"Ada masalah?"
Kanaya mengedikan bahu nya, karena ia merasa tidak mengetahui letak masalah nya dimana.
"Sedikit aneh, tapi coba tanya deh sama orang nya Nay." Saran Balita pada Kanaya.
Mungkin sepulang sekolah nanti dia bisa menemui Keano, untuk meluruskan masalah kemarin. Dan menanyakan apa masalah yang membuat Pria itu mendiami diri nya seperti ini.
Kanaya menunduk menghitung anak tangga yang sedang ia pijak, langkah nya terhenti ketika melihat seseorang sudah menghalangi jalan nya. Kanaya mendongak, ia sedikit kaget saat melihat Luna dan Renata. Sedang apa mereka berdua pikir Kanaya dalam hati.
"Lun, sahabat lu tuh." sindir Renata pada Kanaya.
Luna hanya tersenyum miring.
Kanaya membuka jalan antara kedua nya, dia tidak ingin berlibat pembicaraan denga Rival dan Sahabat nya itu, walaupun Luna mungkin tidak menganggap dirinya Sahabat lagi.
"Tukang Selingkuh!"
Kanaya mengepalkan tangan nya, dia tidak selingkuh. Keano hanya salah paham.
Kanaya berbalik menghadap Luna dan Renata.
"Lun, lo gak bisa menghakimi gue, kalau lo sendiri gak tau apa-apa." Ujar Kanaya, diri nya sungguh-sungguh menahan emosi. Niat nya untuk menemui Keano sedikit tertunda karena ucapan Luna, ingin mengabaikan saja tapi dia tidak bisa membiarkan Luna selalu berpikiran buruk tentang diri nya.
"Terus nama nya apa?" Luna hanya memandang Kanaya remeh.
Renata tersenyum miring, rencana menghasut gadis bodoh seperti Luna ternyata berhasil. Bukti nya gadis itu mengikuti rencana, Renata tidak bisa menunggu Rencana ia dan Petra. Karena menurut Renata, Petra masih dikatakan orang yang lambat.
Renata menarik Aluna, lalu melepaskan genggaman tangannya pada Luna. Membuat Luna kehilangan keseimbangan nya, Kanaya menjulurkan tangan nya untuk mengapai tangan Luna. Tapi tangannya tidak sampai, membuat Luna jatuh berguling pada setiap anak tangga.
"Aluna...." Teriak Renata histeris.
Keano yang melihat hal itu berlari, Pria itu menepuk-nepuk pipi Luna. Tapi gadis itu mungkin pingsan. Karena ada luka kecil di pelipis nya.
"Kanaya! Kok lo tega sih dorong Luna gitu," Renata memojokkan Kanaya, membuat Kanaya kaget. Bukan dirinya, Renata yang menarik Luna dan melepaskan genggaman itu, membuat Luna hilang keseimbangan dan jatuh.
"Aku gak nyangka Nay, aku gak nyangka kamu sejahat ini." Keano berlalu sambil membawa Luna, meninggalkan Kanaya yang masih Shock pada hal yang baru saja terjadi.
"Aku gak salah No, aku bahkan gak tau apa-apa." Kanaya mencoba menahan airmata nya.
Keano salah paham, ia tidak akan sejahat itu pada Luna,tidak akan pernah.
"Ucapkan Selamat datang pada penderitaan Kanaya," Renata tersenyum miring, setidaknya ia menyukai jika Kanaya bersedih. Walaupun dia harus menahan kesal karena Luna jadi mendapatkan perhatian Keano.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANO
Teen FictionBerawal dari niat Keano balas dendam kepada gadis bernama Kanaya,yang sudah membuat sahabatnya patah hati. Keano berpikir menjadikan Kanaya sebagai kekasih dan memperlakukan Kanaya dengan tidak baik,akan membuat Kanaya menyerah! Nyatanya Keano yang...