Semesta bersama kita

8 0 0
                                    

***

Satu persatu melangkah pergi meninggalkan kediaman Kanaya, tak terasa sudah 40 hari semenjak kepergiaan Damian dan Desy. Tapi, duka itu masih sangat membekas dihati, Kanaya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah datang serta memanjatkan doa untuk kedua orang tuanya.

Kanaya menghela napas, keadaan rumah terasa sepi kembali. Hanya menyisakan dirinya, mbok Darmi serta Keano, kekasihnya itu tidak pernah absen sehari pun untuk selalu menemani Kanaya.

"Mbok," panggil Kanaya. Mbok Darmi yang sedang membersihkan meja pun berjalan menghampiri anak Majikannya tersebut.

"Kenapa mba Naya?" ujar mbok Darmi.

Kanaya menarik tangan mbok Darmi lalu menyerahkan amplop, "Kanaya, gak bisa mempekerjakan mbok lagi." air mata itu luruh membasahi kedua pipi gadis manis tersebut.

"Maaf ya mbok,,, bahkan rumah yang menjadi kenangan terakhir Kanaya untuk mengenang Ayah dan Bunda pun, sudah akan disita oleh pihak Bank."

Mbok Darmi menggenggam erat tangan majikan kecilnya tersebut, dia prihatin dengan nasib Kanaya selanjutnya bagaimana. Apa majikan kecilnya itu mampu menghadapi kerasnya Dunia Fana ini sendirian.

"Mba,,, mba harus kuat ya mba, mbok sayang sekali sama mba Naya."

"Kanaya lebih sayang sekali sama mbok,"

Keano melihat segala interaksi tersebut dari kejauhan, Keano menghela napasnya. Dia harus mengambil kembali rumah masa kecil Kanaya, bagaimanapun caranya. Keano sangat tahu bagaimana watak dari alhamrhum kedua orang tua Kanaya, ini ada kecurangan. Keano akan menyelidiki segalanya, dia tidak akan membiarkan Kanaya lebih menderita lagi.

****

Suasana malam ini sangat ramai, hingar bingar musik mengalun memenuhi ruangan dengan lautan manusia. Semua sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Weh,, nongol juga lo. Gue kira lupa caranya keluar rumah," sindir Mike pada Pria dengan perawakan jangkung, yang sedang menyugar helaian rambutnya.

"Bangke!!!"

"Weh,,, gimana udah dapat belum?" Raska yang mendengar hal tersebut ,menyerahkan alisnya tanda pria itu bingung dengan pertanyaan ambigu temannya.

"Raska !!!!! "

Belum sempat menjawab pertanyaan Mike, suara teriakan mengalihkan atensi mereka, Siapa yang berani meneriaki dirinya seperti itu. Raska tersenyum miring saat melihat Renata berjalan kearahnya, dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah.

"Apa,,?"

Renata memukul dada Raska, "Bangsat !!! Bangsat!!! Sialan lo Ka! "

Raska mengeram, memeras kuat tangan Renata yang memukulinya sedari tadi. "Cewek sial lo ya !!" Raska melayangkan tamparan keras pada pipi Renata, membuat gadis tersebut terjatuh sambil kesakitan memegangi perutnya.

"Berani banget lo,,, sialan !! " Raska seperti kerasukan, dia tidak berhenti menendang Renata dengan sekuat tenaga. Membuat seluruh atensi di Club tertuju pada dua sejoli tersebut, bahkan Mike pun kewalahan menangani Raska.

"Udah Ka, dia bisa mati anjing !! " Bentak Mike, ini akan jadi malapetaka untuk Raska sendiri. Apalagi, banyak yang sudah mengabadikan momen tersebut, bisa-bisa Raska mati di tangan Antonio jika Ayah dari temannya itu tahu kejadian malam ini.

"Aaaa,,,,,, Sialan !!! " Raska meludahi Renata dan pergi begitu saja meninggalkan Renata, yang sudah terkulai tak berdaya.

"Bangun," Perintah seseorang yang baru saja datang, pria itu mengulurkan tangannya.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang