CEMBURU BUTA

48 2 0
                                    

****

Kanaya dan keluarga nya sedang menunggu Rekan  kerja Ayah nya, mereka memang sedang merencanakan Acara makan malam bersama disebuah Restoran yang cukup terkenal di kawasan Jakarta Pusat.

Kanaya sudah melirik bosan, pada jam tangan yang melingkar indah ditangan nya. Sungguh membuang waktu sekali.

Tapi Kanaya berpikir jika menolak ajakan Ayah nya, ia mungkin akan bosen dirumah, karena Keano memberi kabar jika, Dirinya terpaksa harus menemani Aluna karena gadis itu sudah merengek ingin ditemani berjalan-jalan di Mall.

"Maaf kami terlambat," ujar Seorang Pria paruh baya, datang wajah yang sedikit menyesal.

"Tidak masalah Pandu, silahkan duduk."

"Mana Putramu?" Tanya Damian kembali.

"Biasa laki-laki, dia segera sampai sebentar lagi."

Damian dan Desi hanya menganggukkan kepalanya.

Kanaya hanya mendengus, Pria macam apa yang tidak dapat Manage waktu begitu.

Hidangan sudah datang, semua mulai menikmati hidangan malam ini. Kecuali Kanaya, gadis itu merasa untuk apa dia berada ditengah-tengah dua Pria paruh baya, yang sibuk membicarakan masalah pekerjaan dan bisnis ini.

"Maaf saya terlambat," Ucap Pria yang sedang membungkuk dengan Napas terengah-engah.

"Petra, kamu ini ya, Maafkan Putraku Damian." ujar Pandu.

"Tidak masalah Pandu, silahkan duduk Petra."

Syok, itulah yang terjadi pada Kanaya, Pria ini adalah sahabat dari Kekasihnya kan, dia ingat sekali Pria ini pernah berkunjung kerumah Kanaya pada Malam hari dengan alasan yang menurut Kanaya tidak logis itu.

Rasa penasaran Kanaya, tentang bagaimana Pria itu mengetahui kediamannya. Kini sudah terjawab ternyata Pria ini adalah anak dari Pandu Dewa Langit, yang merupakan rekan kerja Ayah Kanaya.

"Kenalan dulu sana Sama Kanaya," Pandu menyenggol bahu Petra, membuat Pria itu mendengus. Memang Petra menyetujui Acara tidak berguna ini, karena ia tau malam ini akan makan Malam dengan Keluarga Kanaya.

"Petra."

"Kanaya."

Lihatlah Pria itu, mengajak berkenalan seperti tidak mengenali Kanaya, awas saja Kanaya akan mencari tau apa maksud dan tujuan Pria dihadapannya ini.

****

Keano memandang malas, ketika Luna menyuruh ia untuk memilih Bandana mana yang lebih cocok untuk Luna. Yang membuat Keano malas adalah Luna tidak pernah berubah dari dulu, meminta pendapat Keano setelah diberi pendapat, dia akan memilih membeli Bandana atau hal apapun yang tidak masuk kedalam daftar pilihan.

"Lun, kalau lo minta pendapat gue, tapi gak dipake ya buat apa Lun." Keano berjalan kearah Rak jepitan.

"Kan, aku cuma mau tau aja pendapat kamu No." Luna masih sibuk berkaca dan mencoba beberapa Bandana yang ada ditangan nya.

"Yaudah, lanjutin aja Lun."

Saat melihat jepitan dengan motif Bintang berwarna Kuning, senyum manis itu terbit di sudut bibir Keano. Bintang adalah hal yang disukai Kanaya, Keano mengambil jepitan itu untuk membayar nya nanti, dan akan diberikan pada Kanaya esok hari saat bertemu di Sekolah.

Keano mengeluarkan kartu Debit pada dompetnya, Luna terlihat bingung saat Keano menaruh jepitan dengan warna terang dan bermotif Bintang itu. Jika Keano membelinya untuk Luna, itu tidak mungkin Karena Luna bukan penyuka warna Terang. Gadis itu lebih menyukai warna yang sedikit gelap.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang