AWAL PEPERANGAN!

33 3 0
                                    





***

Raska bersiul, menggoda setiap Siswi yang keluar dari gerbang SMA Darma Jaya. Entah kenapa hari ini dia sangat ingin melihat Kanaya, sedikit rindu bukan tapi banyak rindu yang ingin di sampaikan. Asyikkk.

Bahkan Raska datang tanpa antek antek nya, memang mungkin benar, jika sudah menyangkut rindu dirinya tidak akan takut akan hal apapun.

Renata yang sibuk memainkan ponsel nya,tidak sadar jika Raska sudah tersenyum miring menatap kehadiran wanita tersebut. Wanita itu adalah one stand night dirinya. Dan beruntung nya lagi Raska adalah yang pertama menikmatinya.

"Kapan nih bisa tidur bareng lagi?"

Renata tersentak mendengar suara itu, suara yang sangat di benci oleh dirinya. Suara sialan yang menganggu Renata selama seminggu belakangan ini.

"Ngapain lo kesini?" Sentak Renata,  bagaimana jika ada yang mendengar bisa hancur semua reputasi dirinya.

"Yang pasti bukan liat cewek tolol kayak lo!" Raska mendorong keras dahi wanita tersebut, jangan terlalu percaya diri, bagi Raska, Renata hanya wanita rendah yang mau sana sini.

Pandangan Raska beralih melihat, gadis mungil yang sedang bergelayut manja pada lengan gadis di sebelah nya itu. Lucu itu lah yang ada dibenak Raska.

"Ayolah Bali, ya, iya kan?"

"Iya, iya apa Kanaya Shabira?" Geram sudah Balita pada Kanaya.

"Iya gue balik sama lo aja ya,"

"Gak bisa Nay, dengerin gue, makin lo menghindar makin lo merasa takut,"

"Lagian lo kan gak salah apapun sama Luna, ini cuma salah paham. Dan seharusnya lo harus nya selalu ada disamping Keano," sambung Balita kembali.

"Emang nya lo gak empet liat Luna, di Kantin tadi?" Tanya Balita kembali.

Ya memang benar, Balita paham jika Aluna sahabat dirinya dan juga sahabat kecil Keano, kekasih dari Kanaya yang merupakan sahabat nya juga. Tapi seharusnya Luna sudah harus mengetahui batasan, jika kini Keano sudah mempunyai kekasih dan waktu Keano 24/7 itu bukan lagi seutuh nya harus tentang Luna. Dan yang membuat Balita muak, yaitu Kanaya yang hanya pasrah saja melihat hal itu. Balita saja sudah kebakaran jenggot masa Kanaya cuma diam saja seperti Manekin.

"Dia kan punya tangan Nay, kenapa harus disuapin segala. Dan tololnya lagi Keano gak nolak."

"Heh, mulut nya Bali." Kanaya menepuk bibir Balita pelan.

"Lagian gue sebel banget Nay, demi Pluto yang sudah hilang di peredaran Dunia."

Kanaya dengan sabar mengelus pundak Balita, yang seharusnya mengebu-gebu kan Kanaya. Tapi Kanaya paham jika Balita sangat perduli pada dirinya. Balita tidak ingin melihat Kanaya bersedih, Kanaya sangat beruntung karena memiliki sahabat seperti Balita.

"Kanaya."

Mendengar itu Kanaya dan Balita menoleh, Kanaya tersentak ketika melihat Raska sudah melambaikan tangan padanya. Buat apa Pria itu merepotkan diri berkunjung ke Sekolah nya, memang dia tidak takut jika di keroyok oleh Siswa Darma Jaya.

"Hai Teman," Raska berjalan santai, mengabaikan semua pandangan kagum maupun tajam pada dirinya. Fokus nya hanya pada gadis mungil dihadapan nya itu.

"Lo ngapain kesini Ras?"

"Emang nya ketemu Teman, harus ada alasannya?" Raska bertanya balik pada Kanaya,  membuat Kanaya bingung mau jawab apalagi otaknya sudah nge blank.

Keano sedang menunggu Luna, gadis itu sedang mencatat beberapa hal penting dari Pelajaran Ekonomi hari ini. Keano tadi sudah mengirimi Kanaya pesan untuk menunggu dirinya di Parkiran, karena tidak mungkin Keano meninggalkan Luna dan membiarkan gadis itu pulang sendirian. Keano merasa Luna masih berada dalam tanggung jawab nya, apalagi Siska ibu dari Luna begitu mempercayai Keano untuk menjaga Putri nya itu.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang