Aku, Kamu dan tentang kita

14 0 0
                                    


***

Kanaya hanya memanyunkan bibirnya, Keano sangat overprotektif. Kanaya tidak boleh ini, tidak boleh itu, Kanaya merasa bosan jika hanya berbaring ditempat tidur seperti Ini.

"Aku tuh,, gakpapa loh,No." Ujar Kanaya, yang mengikuti pergerakan Keano yang sedang menutup tirai, lalu pria itu keluar dari kamar. Tak lama kembali lagi dengan membawa banyak cemilan didalam dekapannya.

"Iya, sangking baik-baik aja kamu sampai pingsan Nay. Kalau kamu lupa, aku ingetin tuh," sungut Keano, pria itu berjalan mendekat lalu mengecup pelan kepala gadis kesayangannya itu.

"Aku jahat ya No?"

Keano menyerahkan dahinya, " sekalipun kamu emang ditakdirkan punya sifat jahat, aku tetap sayang kamu Nay." Pria itu merangkak perlahan untuk duduk Di samping Kanaya.

"Mau nonton apa sayang??" Karno mencoba mengalihkan pembicaraan yang dilontarkan Kanaya.

Kanaya memanyunkan bibirnya sebal. "Mau dicium ya Nay?" ujar Keano kembali, pria itu tersenyum kecil melihat tingkah mengemaskan Kanaya.

Kanaya mengambil alih remote ditangan Keano, gadis cantik itu lalu mulai memilih-milih film yang akan dia nonton untuk menemaninya menghabiskan waktu yang membosankan ini.

Waktu terus berputar, Kanaya menikmati suasana yang ada pada alur cerita yang sedang ditonton. Film dari negara "Matador" yang tayang di tahun 2010 dengan judul " Three Step Above Heaven".  Cukup menguras emosi Kanaya malam ini.

Keano menghela napas, pria itu memainkan rambut Kanaya, yang sedang bersandar pada dada bidangnya. " Nay,,, itu cuma film loh, sayang."

Kanaya mengadakan kepalanya, untuk melihat Keano, " sedih banget No,,, kamu bisa bayangin gak?" Keano hanya menggelengkan kepalanya, menanggapi pertanyaan Kanaya. Karena didalam benak pria itu, dia tidak pernah berpikir ataupun berencana untuk pergi apalagi meninggalkan Kanaya.

"Nyebelin banget P acara aku,," Sungut Kanaya.

"Loh kok marah?"

"Gak marah,,, cuma kamu nyebelin!"

"Sayang,,, aku gak Jawab, karena aku gak pernah berpikir kalau kita bakalan pisah. Karena, aku gak akan biarin hal itu terjadi."

"Selama aku dan kamu, masih berpijak dan bernapas pada bumi yang sama, kita harus sama-sama. Gak boleh pergi, karena aku gak bisa bayangin Nay, kalau aku hidup tanpa kamu."

"Kamu yang paling tahu, aku sayang sama kamu. Aku lebih milih, aku yang pergi daripada harus menghabiskan hidup di bumi tanpa kamu, Nay." sambung Keano kembali pria itu berkali-kali mengecup puncak kepala Kanaya.

"Mari saling mencintai, seribu kali lipat dari sebelumnya."

****

Jakarta sore ini sangat indah, sisa rintik hujan memberikan kesan yang cukup menenangkan. Renata menyentuh kaca besar pada balkon apartemennya. Renata membuat pola abstrak, airmata itu mulai menetes secara perlahan, Renata berkali-kali menahan diri untuk tidak menangis lagi. Tapi, entah darimana datangnya kesedihan itu,  Kesedihan yang selalu membayanginya setiap hari.

Renata menyentuh lembut bagian perutnya, sudah tidak sama seperti dulu. Sekarang ada kehidupan lain didalam tubuhnya, ada nyawa yang harus dia jaga dengan segenap hatinya. Renata tidak pernah membayangkan masa mudanya hancur seperti saat ini. Mungkin, ini adalah bagian dari karma jahat yang Renata lakukan.

"Makan,, gue gak mau anak gue kenapa-kenapa."

Renata menoleh, memandang pria yang ada dihadapannya saat ini. Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal tersebut, di saat ayah dari anaknya tersebut tidak mengakui kehadirannya.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang