ONE FINE DAY II

28 1 0
                                    

****

Seluruh Murid angkatan Kelas XII, sudah berkumpul di Ruang Auditorium, untuk mendapatkan pematerian dari Seminar yang diselenggarakan oleh Sekolah mereka.

"Sumpah ya, sumpek banget Cok! Mau mati gue rasanya." Gerutu Farel menghentakan kakinya.

"Lebay banget Rel, jangan bikin malu apa!" kata Memei ia mulai gerah dengan segala celotehan yang keluar dari mulut Farel.

"Please deh, Memei sayangku,cintaku. Gue males banget ikut seminar ini." Jawab Farel kembali Pria itu mulai mengunyah roti selai coklat yang dibawa dari rumahnya.

"Mau gue aduin ke Mami Cecil! Kalau lo masih aja kayak bocah gini."

"Gue anaknya, tapi dia lebih sayang lo. Gak adil banget bangke!"

Memei menyentil bibir Farel, seenaknya saja berkata kasar seperti itu pada Memei.

"Lambenya ya Farel, kamu itu harus berubah. Inget janji sama Mami katanya udah gak manja lagi," kata Memei gadis itu sudah berlalu lebih duluan untuk duduk diatas tribun Ruang Auditorium.

"Tungguin Mei," Farel sudah berlari mengikuti langkah Memei.

"Anj ! Si Farel lebay banget Cok!" Gerald bergidik ngeri melihat tingkah kekanakan yang Farel lakukan.

"Namanya juga Cimat ya gitu deh modelannya," mendengar ucapan Raki, Gerald hanya bergidik ngeri membayangkannya.

Keano menarik napasnya pelan tak perlu heran dengan kelakuan para sahabatnya itu, bisa dikatakan hal tersebut adalah makanan sehari-harinya.

"Ayo masuk!"

Keano berjalan terlebih dahulu mengintrupsi agar Gerald maupun Rakit segera memasuki aula.

****

Seminar berjalan dengan lancar, semua menarik napas lega saat acara tersebut telah selesai. Hampir 5 jam berada Di ruangan tersebut membuat mata terasa sangat berat, rasanya hal yang paling diinginkan adalah tertidur diatas pulau kapuk, lalu tertidur dengan damai serta bermimpi indah.

"Sam,, nanti jadi ke pantai?" Tanya Raki sambil menyeimbangkan langkah besar milik Keano. Mendengar pertanyaan Raki. Keano hanya menganggukkan kepalanya.

"Kumpul dimana Sam?" Tanya Farel kembali.

"Bagusnya dimana?" Tanya Keano kembali.

"Di rumah Samudera aja kali, kan Kanaya Di sana juga," Gerald memberi usulan.

"Cie.... Ketemu camer nih, bau-baunya." Goda Farel menyolek dagu Keano, yang Langsung dihempas Keano.

"Gue cabut duluan, jam 2 dirumah gue." Perintah Keano lalu pria bermata elang itu berjalan meninggalkan teman-temannya.

***

Kanaya sedang mondar-mandir didalam kamarnya, tak lupa bibir gadis tersebut sedikit maju kedepan dikarenakan sedang berpikir keras.

"Gitu aja terus sampe si Kutub nyampe sini," sindir Balita, tak lupa sambil mengunyah cireng mercon makanan kesukaan gadis itu.

"Jantung gue berdegup lebih cepet, daripada degup jantung manusia normal Bali."

"Mau sesak napasnya, tapi gak bisa." Tambah Kanaya kembali.

Boleh tidak balita menghilang saja, Kanaya ini manusia jenis apa sih. Bikin kesal tapi lucu. Balita paham mau bertemu salah satu orang terpenting Di hidup kekasih hati pasti akan bertindak tidak karuan seperti Kanaya saat ini, Balita menghela napasnya, andai saja kisah cintanya dan Gerald seindah perjalanan kisah cinta Kanaya dan Keano. Pasti semua jadi menyenangkan ucap Balita dalam hati.

KANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang