05 || Bad Accident

257 6 0
                                    

Shalom! 🤍
Next???
Here we gooo🧟‍♀️🧟‍♂️

***

Sinar lampu mobil dari persimpangan jalan tampak menyilaukan matanya.

TTIIINNNN!!!

Bagian muka mobil tersebut hampir saja menyentuh tubuh bagian kiri motor hitam Althan. Namun, dengan kesadaran tidak sepenuhnya, Althan semakin meningkatkan kecepatan motornya.

BBRAAAKKK!!

Kedua mata tajam Althan menatap jalan kosong di depan. Satu detik, dua detik, tiga detik, dirinya baru saja tersadar akan keadaannya sekarang.

Kedua tangannya masih melekat pada kedua stang motor sportnya. Begitu pula dengan tubuhnya. Motor besarnya itu masih melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi, dia masih dalam keadaan baik-baik saja. Lantas, suara tabrakan yang sangat keras tadi berasal dari siapa?

Dengan gesit lelaki jangkung itu mengerem motor hitamnya hingga motor tersebut berhenti di pinggir jalan kosong. Dengan cepat ia memutar kepalanya ke belakang. Tepat disana, tubuh seseorang yang sangat ia kenali terkapar dan bersimbah darah. Darah banyak mengalir dari kepala seseorang tersebut.

Edward, lelaki itulah yang ternyata menjadi korban kecelakaan dari sebuah mobil hitam yang tadi hampir menabrak motor Althan.

Sungguh tidak diduga, senjata makan tuan. Rencana licik Edward ternyata malah mencelakakan dirinya sendiri.

Tak berapa lama kemudian, beberapa motor sport datang dengan para pengemudinya yaitu teman-teman Edward. Mereka tampak terkejut sama seperti dirinya. Kemudian tak berapa lama, mereka berinisiatif untuk mengangkat tubuh Edward yang tak berdaya itu, dan kelihatannya Edward telah kehilangan kesadarannya setelah tercampak cukup jauh dari arah jalan dimana mereka tadinya bersaing.

Keadaan Edward dapat dikatakan cukup parah, dapat dilihat dari darah yang mengalir cukup deras dari kepalanya yang ditutupi helm, koyakan celana ripped jeans hitamnya yang semakin lebar dan terdapat beberapa luka disana yang juga mengeluarkan darah.

Dengan cekatan, teman-teman Edward, anggota BRATWOLF mengangkat tubuhnya dan menaikkannya diatas sebuah motor milik mereka yang bukan merupakan motor sport, sehingga mereka dapat berboncengan tiga. Satu untuk mengemudi, satu untuk menahan tubuh Edward di belakang dan Edward yang berada di tengah-tengah.

Sangking khawatirnya teman-teman Edward, mereka bahkan tidak memperdulikan keberadaan mobil hitam yang telah menabrak bos mereka. Tetapi, Althan yakin, bahwa hal ini adalah rencana Edward yang menyebabkan para teman-temannya tidak memiliki kuasa apapun untuk menyerang dan meminta pertanggungjawaban dari si pelaku. Karena ini adalah kesengajaan yang malah menimpa dirinya.

LIUUU...LLIIUUU...LLIIUUUU...

Mendengar suara khas dari mobil patroli aparat keamanan, yakni polisi, dengan segera Althan menghidupkan mesin motornya yang tadi sempat ia matikan, lalu menarik pedal gas motornya dan mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Lalu remaja itu berhenti di suatu tempat yang cukup sepi, ia merogoh saku jaketnya yang berisi sebuah handphone. Dengan cepat ia menelepon kontak Damian, ingin menanyakan dimana mereka.

"Kalian dimana, Dam?" tanya Althan memulai percakapan via telepon itu.

"Kita ada di Jalan Setia Budi, tempat biasa. Cepat lo kesini, kita khawatir, tadi kita gak sempat nemuin lo karena polisi udah duluan sampai di area start yang tadi kita tempati. Kita di tempat biasa." jawab Damian.

"Ok."

Setelah menutup panggilan yang hanya berdurasi beberapa detik itu, Althan langsung memasukkan benda pipih tadi ke dalam saku, dan segera pergi dari sana menuju lokasi dimana Damian dkk berada.

Kira-kira 15 menit lamanya, akhirnya Althan bertemu dengan Damian dkk. Mereka tampak baik baik saja, begitu pula dengan Althan.

"Gue gapapa." ucap Althan karena melihat tatapan mereka yang menelisik ke arah tubuhnya. Mereka tadi memang tidak sempat hanya sekadar melihat Althan dari jauh, karena mobil polisi tadi yang langsung mengarah ke arah dimana mereka menunggu kedua remaja laki-laki itu.

"Gue pikir lo kenapa-kenapa, Than. Gue khawatir." ujar Aeres merespon.

"Lo beneran gapapa kan sob? Gue khawatir banget sama lo, tapi lebih khawatir sama wajah lo aja sih." ucap Askha dengan wajah tengilnya setelah mengatakan kalimat terakhirnya.

Aeres dengan tanpa ba-bi-bu langsung memukul perut Askha dari samping dengan sedikit kuat, memberikan efek mengerang kesakitan dan membungkuk pada Aksha.

"Lo udah tau keadaannya parah gini, masih sempat becanda ya, Kha." ucap Aeres dengan nada tidak senang.

"Yeee, sante aja dong! Bangke! Sakit banget perut gue!" umpat Askha kesal.

"Kayaknya ini memang beneran rencana Edward, dapat dilihat dari teman-temannya yang langsung tau kalau mobil itu malah nabrak dia. Karena sebelum polisi datang, mereka udah lebih dulu pergi ke arah arena balap. Mungkin, ada beberapa teman Edward lainnya yang dari awal udah gak di area start, melainkan nunggu kalian berdua di titik lo direncanakan bakalan di tabrak. Nah, karena yang ditabrak bukan lo tapi ketua mereka, yang mengintai lo di titik itu langsung hubungi teman-teman mereka yang ada di area start yang sebelumnya sama kita."

"Makanya mereka langsung tau, kalau ada sesuatu yang terjadi di arena balap. Setelah mereka pergi ke arena balap, kira-kira dua menit kemudian, mobil polisi datang, dan kita tanpa lama-lama lagi harus pergi dari sana, mencar. That's why, we don't have time to meet you, bro." jelas Damian, sembari menepuk sebelah bahu Althan setelah mengakhiri kalimatnya.

"Lo benar. Ini semua direncakan." timpal Althan menanggapi Damian.

"Udah sekarang kita udah tau dalang dari ini semua. Kita kayanya udah bisa balik, udah jam 03.14 juga. Lagian kondisi masih bahaya, polisi masih patroli." ucap Aeres yang diangguki kecil oleh Althan.

"Nanti juga sekolah, gue gak mau telat bangun, ntar ketemu sama Bu Arini. Baru aja semalam gue dihukum karena telat satu jam." ujar Askha dengan wajah tidak bersalahnya.

"Ya itu sih derita lo!" ucap Aeres dan Damian bersamaan. Padahal mereka gak merencanakan kompak.

"Udah ayookk!" ajak Aeres kepada Askha yang sedang memasang wajah masamnya.

Mereka menyalakan motor mereka, lalu tak berapa lama pergi meninggalkan tempat mereka berkumpul tadi, dan pulang ke tujuan mereka masing-masing. 

***

How???
Seru gak???
Next???
🧟‍♀️🧟‍♂️

MORTAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang