22 || Don't Leave Me

167 5 0
                                    

Shalom🤍🙏🏼

Apa kbr?

Next gak yeeaahh??

Next??🧟🧟‍♀️

***

PRANGGG

Kedua bahu Audrey terasa bergetar lagi, namun kali ini lebih kuat. Althan merasakan bahwa gadis yang berada di pelukannya itu ketakutan.

"DIMANA UANG ITU AUDREY?! BERIKAN!! DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!! BERIKAN ATAU SAYA PUKUL KAMU LAGI?! SIALAN!" bentak Ayunda dari ruang keluarga.

Althan menyentuh pucuk kepala Audrey erat, ia tau bahkan sangat tau bahwa gadisnya itu ketakutan. Sungguh kasihan Audrey. Sedari tadi gadis itu pasti sudah melalui masa yang sulit dan menyakitkan. Terbukti dengan perkataan Ayunda dan luka-luka yang ada pada tubuh Audrey. Althan memejamkan matanya erat. Ia benar-benar membenci Ayunda. Wanita murahan yang tak berperikemanusiaan.

"OH! HAHAHAHA! PE-PELUKAN?? HAHAHAA!" tawa sinis wanita berkepala empat itu menggelegar. Ayunda sedang mabuk sekarang, aroma alkohol yang pekat menguar dari tubuhnya yang sedikit terekspos itu.

Mendengar suara Ayunda yang terasa dekat, Althan melepaskan pelukan nya dan berdiri juga berbalik menatap seseorang yang berada di pintu kamar Audrey. Wanita itu tampak teleng, ia berdiri dengan setengah sadar dan menatap Althan dan Audrey dengan sinis.

"MAU APA KAMU KESINI ANAK PELACUR!! MAU IKUT CAMPUR KAYAK MAMI KAMU JUGA?!"

"Tutup mulut lo! Jangan berani-berani lo hina mami gue!" bentak Althan dengan suara yang masih ia tahan. Ia tak ingin semakin membuat Audrey ketakutan. Althan tau bahwa gadis itu sangat takut akan suara yang keras. Dan Ayunda seakan senang membuat gadis itu ketakutan dengan mengeraskan suaranya ketika berbicara. Althan tau bahwa Ayunda memang sedang dalam keadaan setengah sadar karena wanita itu dalam pengaruh alkohol. Tetapi wanita ular itu tetaplah seperti itu tidak pernah berubah.

Ayunda menunjuk dirinya dengan tersenyum jenaka menatap Althan.

"HAHAHAHA! MAMI KAMU, MAMI KAMU ITU WANITA SIALAN!! KARENA MAMI KAMU SAYA KEHILANGAN SEGALANYA!! SEMOGA DIA MATI DENGAN CEPAT!" sumpah serapah Ayunda lalu tersenyum senang.

Kedua tangan Althan mengepal. Ayunda sungguh menguji kesabaran dirinya. Ia tak memiliki kesabaran yang banyak, ingin sekali dirinya menarik Ayunda keluar dari rumah itu dan mencampakkan nya ke jalanan agar ia pergi sejauh-jauhnya dan jika bisa musnah dari dunia ini. Apa katanya? Mati? Sepertinya Ayunda sedang mendoakan dirinya sendiri.

"Kenapa lo porotin Audrey?! Lo gunain uang kiriman papa Audrey hanya untuk memuaskan keinginan lo yang gila itu!! Ibu macam apa lo?! Lo gak tau apa aja yang dibutuhin Audrey dan Audrey gak pernah minta apa-apa sama lo!! Tapi lo?! Lo selalu paksa Audrey untuk ngasih semua uangnya ke lo! Trus hidup Audrey gimana?! Lo gak pikirin?!" bentak Althan mengeluarkan unek-unek nya. Althan sangat tau walau Audrey tak pernah mengatakan apapun padanya, bahwasanya Audrey selalu membagi uang kiriman George kepada Ayunda setiap bulannya.

Bahkan gadis malang itu memberikan uang kepada Ayunda lebih banyak dibandingkan untuk dirinya sendiri. Itulah sebabnya gadis itu sering kekurangan uang setiap bulannya, padahal ia harus membayar uang SPP yang cukup besar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dan dengan teganya Ayunda memaksa Audrey untuk menyerahkan sisa uang yang gadis itu miliki kepadanya dengan alasan ingin membayar hutang. Hutang yang ia ciptakan karena berjudi, mabuk, berbelanja dan lainnya.

MORTAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang