Hei ho!!!👋🏾👋🏽👋🏿
What's up my guys? 🤗
Next up!!!!🧟♀️🧟♂️🧟♀️🧟♂️🧟♀️
***
BRAKKK
Ringisan yang terdengar menyakitkan mengisi ruangan gelap nan minim cahaya tersebut. Pengap dan sesak. Dua kata yang pasti dirasakan oleh setiap orang yang berada di ruangan itu. Begitu pun dengan kelima gadis berseragam biru kotak-kotak dan rompi. Tiga dari mereka tertawa sinis, meremehkan seseorang yang sedang mereka rundung. Loser.
"Cih! Gimana? Enak gak lo jadi korban bully'an gue terus?"
"Awshh!" Suara itu muncul kembali ketika salah satu tangan Cleo menarik kuat rambut orang yang ia bilang sedang mereka rundung. Georgia dan Lucy tersenyum puas melihat ekspresi kesakitan yang gadis itu tampilkan. Sedangkan Marlene hanya diam tanpa ekspresi yang berarti.
"Sakit Cleo! Lepasin!"
Cleo menarik lengkungan di bibirnya, tersenyum jahat. Sungguh menyenangkan menyiksa seseorang yang lemah seperti, siapa namanya? Vasha? Lihatlah gadis sok pintar itu hanya terduduk tak berdaya di bawah siksaan nya.
"Ngimpi kali lo dilepasin sama Cleo!"
Walaupun keadaan yang remang-remang, namun netra legam milik Vasha masih dapat dengan jelas melihat wajah Lucy yang baru saja melontarkan kalimat jahat padanya. Tatapan mata Vasha berubah sendu, mengapa mereka sangat senang merundung dirinya. Apa karena masalah nya kemarin? Mengapa mereka sangat tega menyiksa dirinya yang tak memiliki urusan apapun dengan mereka baik secara fisik dan mental.
"Aku gak ada masalah sama kalian. Kenapa kalian selalu ngebully aku??" tanya Vasha jemu
Cleo tertawa bersama ketiga temannya. Bukannya jawaban lah yang Vasha dapatkan melainkan tawa yang lebih condong ke penghinaan.
Sedetik kemudian kegelian di wajah Cleo tergantikan dengan raut sinis khas-nya. "Lo masih sanggup nanya kenapa kita bully lo? Iya?"
"Asal lo tau ya cewek sok polos tapi murahan, ketika lo dapet masalah atau tersandung kasus apapun itu. Gue yang memang suka bully manusia-manusia miskin kayak lo, gak akan menyia-nyiakan kesempatan baik seperti ini." Nada bicara Cleo memang lembut, namun tersirat kejahatan pada suara yang ia lembut-lembutkan itu. Dan Vasha mengetahuinya dengan jelas.
Cleo menarik tangannya di rambut Vasha hingga gadis itu meringis menahan rasa perih yang menggerogoti kulit kepalanya. Kemudian gadis sinting tersebut menarik kasar dagu Vasha agar Vasha menaikkan kepalanya dan tatapan mereka bertemu.
"Kasihan banget sih lo upik abu! Udah lah miskin, sok pintar, anak beasiswa, kena kasus pula lagi! Iya gue tau kok, hidup loh emang semiris itu. Hahahaha!"
"Lo udah jelek gitu gak mau dandan lagi! Iww! Kampungan banget sih! Jelek tau muka lo gitu, poles-poles dikit lah, kan gak masalah. Atau.. emang lo miskin banget ya? Sampe ga bisa perawatan gitu?"
"Ya gimana mau perawatan sih Ja! Dia sekolah aja karena beasiswa! Ya kalau gak ada beasiswa lanjut lagi lah jual dirinya ke om-om saku tebal!" celetuk Lucy bersedekap dada menanggapi Georgia lalu tertawa bersama Cleo dan Georgia seolah yang mereka katakan adalah hal lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL
Teen Fiction"Lo jangan pernah berharap sedikit pun sama pernikahan gila ini. Karena cinta dan masa depan gue hanya untuk satu perempuan, dan bukan lo." Gadis itu mengangguk pelan. Sekarang, ia mulai mengerti. Masalah baru yang datang di dalam hidupnya, lagi. M...