Hellowwrrr
Gimme your 💙
Okay, thanks 😼🌷
Next???????🧟♂️🧟♀️
***
Beberapa hari telah berlalu sejak hari dimana nyonya Prawida membeli cincin pernikahan bagi anak dan calon menantunya. Dan hari ini adalah hari dimana perjodohan itu akan terlaksana. Hari terburuk, tersial dan tergila di dalam hidup Althan.
Empat anggota inti keluarga Prawida tersebut sekarang sedang berada dalam sebuah mobil hitam yang dikendarai oleh Baskara. Dania duduk disebelah pria itu dan Belinda beserta Althan duduk bersebelahan tepat dibelakang keduanya.
Mereka sedang menuju pelataran gereja dimana pernikahan sakral Althan dan Vasha akan dilaksanakan.
"Ommooo, ommooo! Maminya Belinda cantik bangettt! Ciee yang bentar lagi jadi mami mertuaaa." goda Belinda tersenyum mesem-mesem dibelakang. Sebenarnya gadis itu juga telah berdandan seperti maminya Dania.
Keduanya mengenakan kebaya berwarna merah muda yang dipadukan dengan rok panjang span bercorak batik.
Kedua ibu dan anak itu kelihatan sangat cantik dan juga kelihatan seperti kakak dan adik.Dania tersenyum lebar menanggapi godaan Belinda itu.
Baskara juga telah rapi menggunakan jas hitamnya begitu pula dengan Althan, laki-laki itu mengenakan tuxedo hitam yang terlihat sangat cocok dengannya.
"Althan senyum dong jangan cemberut terus! Gak enak tau dilihatin calon mertu mukanya kaya gitu!" nasihat Dania, namun tidak ditanggapi oleh Althan. Remaja itu lebih memilih untuk membuang tatapannya ke jendela di sebelahnya. Betapa mukanya ia mengikuti segala keinginan Baskara dan Dania.
"Iya! Bener tuh kata mami! Jangan cemberut mulu ah!" imbuh Belinda
"Udah, udah, ini kita udah sampai." lerai Baskara. Pria itu tau Althan sudah sungguh muak dengan mereka. Terlebih laki-laki itu dipaksa harus tersenyum. Lebih baik Baskara menghentikan mereka untuk memaksa putranya itu agar tersenyum walau terpaksa.
"Wow! Keluarga pengantin perempuan udah sampe aja ya mi!" celetuk Belinda sedikit kaget.
"Iya! Mami udah ga sabar banget Bel! Yuk turun!" ajak Dania tak sabaran.
"Bentar mi, ini parkir dulu lah.." tegur Baskara sembari memarkirkan mobilnya tepat di halaman gereja.
Keempatnya langsung turun dan berjalan untuk menemui keluarga Septian yang telah duduk menunggu mereka di depan gereja.
"Bu Nasya! Ya ampun cantik banget calon besan!" puji Dania ketika wanita itu berjalan mendekat pada Nasya.
Nasya tersenyum simpul menanggapi pujian Dania. Nasya juga mengenakan kebaya yang berwarna sama dengan Dania dan Belinda begitu pula dengan Shea dan Sheril. Mereka memang membeli kebaya dan rok yang sama di butik kemarin.
"Wahh, ini Belinda ya?" tanya Nasya tak lupa dengan senyumnya ketika melihat Belinda yang berdiri di sebelah Dania.
"Iya tante. Belinda.." ucap Bunda memperkenalkan dirinya dan menyalami tangan Nasya, Septian, Shea dan Sheril.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL
Teen Fiction"Lo jangan pernah berharap sedikit pun sama pernikahan gila ini. Karena cinta dan masa depan gue hanya untuk satu perempuan, dan bukan lo." Gadis itu mengangguk pelan. Sekarang, ia mulai mengerti. Masalah baru yang datang di dalam hidupnya, lagi. M...