Shalommmm~~~😘🙏🏽
Jam berapa bacanya?
Lagi punya banyak masalah gak akhir-akhir ini?
Semangat yaaa☺️🫶🏽
Next up???🧟♀️
***
Hening beberapa saat. Hingga seseorang disana mengeluarkan suara. "Lo pikir gue bakalan nolong lo?"
Nafas gadis itu tertahan dan tenggorokannya terasa tercekat sesaat setelah kalimat itu terucap dari Althan. Pandangan nya kembali mengembun.
"Althan.. aku gak tau harus minta tolong sama siapa lagi, tolong.. please.. hanya untuk sekali ini aja, aku mohon sama kamu. Aku takut please to–"
"Ngarep sama gue?"
"Lo salah besar Vasha. Lo salah besar. Gak ada yang bisa lo harapin dari gue. Udah berapa kali gue tegasin sama lo, melihat muka lo aja gue udah muak, trus, lo mau gue nolongin lo? Lucu."
Vasha menangis lagi, sesungguhnya ia sudah sangat lelah hanya untuk menangis. Badannya terasa remuk, luka-lukanya masih terasa perih. Namun, rentetan ucapan-ucapan Althan yang nada bicaranya terasa dingin jauh lebih menyakitkan hatinya.
"Dengar ya bitch, sekalipun lo mati terkurung disana, not care about it even a bit. Gue malah seneng, benalu kayak lo musnah dari hidup gue."
Ucapan Althan terdengar santai, mungkin laki-laki itu mengucapkan nya dengan santai disana tanpa memikirkan perasaan dan kondisi Vasha.
Tatapan Vasha kosong. Gadis itu masih setia menatap lurus ke depan. Kalau begitu, siapa yang akan menolongnya? Sepertinya memang benar, Althan tidak memiliki rasa kasihan sedikitpun padanya.
"Udah lah, matiin. Gue terganggu dengan telponan lo. Jangan ganggu gue lagi."
Panggilan berdurasi beberapa menit itu diakhiri secara sepihak ketika Vasha tak kunjung mengakhiri panggilannya. Gadis itu masih bergeming, air matanya turun secara bergantian dengan mulus. Matanya tak berkedip. Jika ada orang yang melihat dirinya sekarang, mungkin orang itu akan berpikir bahwa Vasha pasti sedang merasa putus asa dan mungkin hidup gadis itu sangat buruk hingga membuat dirinya memiliki sorotan mata seperti itu.
***
"KHEINA!"
"KHEINA!!"
"KAMU DIMANA?!"
Perasaan Keino sedari tadi cemas, tidak tau mengapa namun ia rasa ada yang tidak beres dengan perbuatan Cleo dan teman-temannya tadi terhadap Vasha. Laki-laki jangkung itu berlari menyusuri koridor Cakrawala yang panjang. Sekolah sudah sangat sepi, tadi sebelum memasuki gerbang sekolah juga dia harus meminta izin pada satpam sekolah terlebih dahulu, dengan alasan ingin mengambil barangnya yang tertinggal di dalam kelas. Sangat berbahaya apabila ada yang masuk ke sekolah pada sore menjelang malam hari, maka dari itu Keino harus beralibi pada satpam agar dirinya diizinkan masuk ke dalam sekolah.
Keino berlari, membuka dan menutup pintu setiap ruangan kelas 12, ia juga mencari Vasha di toilet perempuan, rooftop dan setiap ruangan yang ada di Cakrawala, namun nihil ia tidak menemukan apapun. Membutuhkan waktu cukup lama baginya untuk menjelajahi bangunan besar sekolah tersebut, dan sampai sekarang ia belum menemukan tanda-tanda bahwa ada kehadiran Vasha disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL
Teen Fiction"Lo jangan pernah berharap sedikit pun sama pernikahan gila ini. Karena cinta dan masa depan gue hanya untuk satu perempuan, dan bukan lo." Gadis itu mengangguk pelan. Sekarang, ia mulai mengerti. Masalah baru yang datang di dalam hidupnya, lagi. M...