Haiiiiiiiiii 👋🏽👋🏽👋🏾
Tanggal berapa baca ini??
Next???
🧟♀️🧟♀️🧟♀️
***
"Al, mami minta kita buat dateng ke rumah nanti sore. Kamu.. mau kan?"
Vasha memberanikan dirinya menatap Althan dan membicarakan perihal permintaan Dania seminggu yang lalu. Althan yang sedang duduk dan mengunyah sandwich buatan Audrey yang tadi pagi gadis itu berikan padanya pun menatap balik Vasha.
Gadis itu berdiri di dekat arah menuju dapur dan tiba-tiba bertanya padanya. Tak sampai beberapa detik, ia memutuskan tatapannya dan tidak kunjung menjawab pertanyaan gadis yang ada di depan sana.
"Al?"
"Gue gak mau." jawabnya cuek.
"Tapi.. mami bilang dia mau kita ada disana nanti."
"Lo aja yang pergi, gue gak mau." tolak Althan tanpa memperdulikan reaksi Vasha yang sedikit terkejut.
"Kalau aku pergi sendiri, nanti mami pasti tanya tentang kamu. Aku harus jawab apa?"
"Ya terserah lo mau jawab apa. Gue gak peduli." Setelah mengetakan rentetan kalimat tersebut Althan beringsut berdiri dan berjalan pergi namun baru saja beberapa langkah, langkahnya terhenti.
"Kamu masih berhubungan dengan pacar kamu?"
Seketika Althan berbalik, menatap penuh Vasha dengan tatapan tak sukanya. Mengapa gadis sialan itu dengan lancang bertanya padanya perihal hubungannya dengan Audrey?
"Iya, dan selamanya akan seperti itu. Kenapa? Lo mau keberatan?" tanya Althan santai.
"Trus pernikahan kita? Gimana sama pernika–"
"Anjing! Jangan lo sebut-sebut tentang pernikahan itu!" sambar Althan emosi.
Vasha tersentak kemudian gadis itu berusaha untuk menetralkan kembali ekspresi nya.
"M-maksud kamu apa Al?" cicit Vasha, ia masih terkejut dengan bentakan laki-laki itu.
Dengan kasar Althan meraih dagu Vasha dan mencengkeramnya hingga gadis itu sedikit menengadah karena tinggi badan nya tak sama dengan Althan. Tangan Vasha menahan tangan Althan dan berusaha melepaskan cengkraman kuat nya.
"Denger gue baik-baik. Lo itu udah ngehancurin masa depan gue. Menikah dengan lo ada kesialan yang paling gue benci. Puas kan lo dikasih rumah dan uang setiap bulannya sama orang tua gue? Jalang kayak lo cocoknya itu dibuang! Murahan! Jadi jangan pernah mimpi buat jadi istri yang dicintai sama gue!!"
"Sa-sakit Al, lepasin."
"Sakit, hm?"
"Mau gue tambah kasar sama lo?" Vasha menggeleng dengan air matanya yang telah turun sejak Althan kasar padanya.
"Asal lo tau, gue benci banget sama cewek munafik kayak lo! Bilang sama gue, lo mau apa! Biar gue kasih, tapi lo harus pergi dari hidup gue selamanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL
Teen Fiction"Lo jangan pernah berharap sedikit pun sama pernikahan gila ini. Karena cinta dan masa depan gue hanya untuk satu perempuan, dan bukan lo." Gadis itu mengangguk pelan. Sekarang, ia mulai mengerti. Masalah baru yang datang di dalam hidupnya, lagi. M...